Minggu, 10 Januari 2010

Berbuatlah Jangan Hanya Diam!

Pastor Desa Tenggelam

Di tengah desa berdirilah sebuah gereja yang dimpimpin oleh seorang pastor tua. Setiap hari, warga yang datang untuk meminta nasihatnya.
Suatu ketika, desa itu diguyur hujan lebat. Air hujan pun sedikit demi sedikit membanjiri dan menggenangi desa itu. Awalnya setinggi mata kaki, lalu lutut, dan akhirnya mencapai paha orang dewasa. Pengurus desa memerintahkan agar penduduk segera mengungsi.

Sang Pastor juga tak luput dari himbauan itu. Sebagai seorang yang beriman, dia tetap bertahan sambil berdoa kepada Tuhan untuk menghentikan hujan agar bencana lebih besar tidak terjadi.
Selang beberapa lama kemudia, sekelompok regu penolong menjemputnya dengan mobil besar.

"Bapa Pastor, banjir semakin tinggi. Mari bergabung dan mengungsi ke tempat yang aman."
Tetapi Pastor itu menjawab, "Tidak usah anakku. Kalian silahkan cari warga desa yang lain saja. Aku akan tetap di sini. Tuhan pasti akan menolongku."
"Semua penduduk sudah diungsikan. Tinggal Pastor sendiri yang masih bertahan. Mari! naiklah bersama kami," ujar regu penolong membujuknya.
"Kalian pergi saja. Aku tidak membutuhkan pertolongan kalian. Tuhan pasti menolongku."

Merasa sia-sia, regu penolong itu pun pergi.
Hujan terus mengguyur, tembok geraja sudah tenggelam, dan pastor pun naik ke atap gereja. Dari kejauhan datanglah regu penyelamat, kali ini mereka membawa perahu karet bermesin.
"Bapak Pastor, air semakin tinggi, hujan semakin deras, mari mengungsi sebelum terlambat!"
"Tidak, Tuhan pasti menolongku dengan cara-Nya. Aku tidak butuh bantuan kalian. Pergilah!"

Regu penyelamat pun terpaksa pergi dengan khawatir.
Hari semakin malam, hujan semakin lebat. Seluruh gereja sudah tenggelam, dan Bapak Pastor berdiri di ujung atap sambil memeluk menaranya. Tidak berapa lama, terdengar deru helikopter dengan lampu sorot mendatanginya. Beberapa orang berteriak sambil melemparkan tali.

Namun Pastor tidak bergeming.
Dengan putus asa mereka meninggalkannya. Hujan tidak juga berhenti dan akhirnya menenggelamkan seluruh desa. Pastor pun hanyut lalu meninggal dunia.
Setiba di di surga, Pastor menemui Tuhan dan segera melancarkan protes;.
"Aku sudah puluhan tahun mengabdi, menghabiskan waktu dan tenaga menyebarkan ajaran-Mu. Akan tetapi, mengapa Engkau tega membiarkan aku tenggelam hanyut tanpa pertolongan?"
Tuhan menjawab, "Lho, kamu pikir, siapa yang mengirimkan regu penyelamat dengan mobil besar, perahu karet, dan helikopter itu?"
*****

Hikmah dari kisah;

Banyak orang yang menyalahkan Tuhan. Bahkan, tidak sedikit yang berburuk sangka kepada-Nya. Mereka meminta kemudahan, kebahagiaan, dan kenikmatan kepada-Nya, namun ketika Dia mengabulkan permintaan mereka dalam bentuk lain, mereka tidak menyadarinya.

Padahal, apa yang kita minta, tidak mesti akan dikabulkan oleh Tuhan dalam bentuk yang persis sama seperti yang kita inginkan. Seringkali, Tuhan justru menginginkan kita melalukan sesuatu yang pasti akan mendatangkan keinginan tersebut.
Pasrah kepada Tuhan dengan hanya berdiam diri adalah tidak benar. Pasrah mesti diiringi dengan ikhtiar atau usaha. Dan kita harus bisa memastikan bahwa usaha kita adalah yang terbaik dan benar-benar maksimal.