Senin, 17 September 2012

ASMAUL HUSNA (grade 3)

(ar-Rahman, ar-Rahim, al-'Alim, al-Wasi', al-Hakim, ar-Razzaq, al-Khalik)


APALAH ARTI SEBUAH NAMA…?

Inilah pernyataan singkat William Shakespeare, ““What’s in a name? That which we call a rose by any other name would smell as sweet.”
(Apalah arti sebuah nama? Andaikata kamu memberikan nama “telek lincung atau kotoran ayam” untuk bunga mawar, ia tetap akan berbau wangi)

Benarkah nama tidak penting?

Allah berfirman dalah al-qur’an: “Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama semua benda, kemudian mengemukakannya kepada mereka yang diberikan kendali, lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu memang orang-orang yang benar!" (al-Baqarah [2]: 31)

Andaikata nama tak berarti apa-apa, seperti anggapan Shakespeare, mungkin Allah tidak akan mengajarkan nama-nama kepada Adam. Bahkan, mungkin akan ada banyak nama yang tak peduli pada esensi. Shakespeare memang tidak keliru. Ia membuat perumpamaan sangat cerdas dengan menyatakan sekuntum mawar akan tetap berbau harum meskipun memakai nama lain. Shakespeare memang tidak sedang mempersoalkan arti sebuah nama. Ia sedang mengajak pembacanya merenungkan esensi, keaslian, atau hakikat sebuah materi, apapun namanya.

Shakespeare mungkin akan terkejut bila hidup di masa sekarang. Dia akan geleng-geleng menyaksikan banyaknya nama yang diplesetkan, nama yang dipersonifikasikan dengan sesuatu atau dipoles habis-habisan untuk bercitra sesuai dengan kemauan pemilik nama.

Coba bayangkan, seandainya sebuah kaleng biscuit coklat diberi tempelan nama “kotoran ayam” sebagai mereknya, Tentu biskuit coklat itu akan ditolak ramai-ramai oleh calon pembeli. Akan banyak protes kepada pabrik pembuatnya.

Soal nama yang membawa masalah juga pernah dialami oleh orang-orang China di Indonesia pada masa Orde Baru. Mereka diwajibkan mengganti nama Thionghoa dengan nama Indonesia. Maka jadilah orang dengan nama Liem menjadi Salim, Yun menjadi Yunus, dan lain-lain. Beruntung bagi atlet bulutangkis Liem Swie King yang tetap tenar dengan nama Tionghoa-nya, meski secara politik dan budaya tetap saja mengalami diskriminasi.


Tampaknya, nama juga bisa mendatangkan masalah bagi umat manusia. Contohnya adalah dalam Surah 53:

Maka apakah patut kamu menganggap Al Lata dan Al Uzza? (53:19)
Dan Manah yang ketiga, yang paling terkemudian? (53:20)

Nama-nama Al-Lata, Al Uzza, dan Manah semuanya merupakan nama-nama, seperti yang dapat dibaca secara jelas dalam 53:23:

Itu tidak lain hanyalah nama-nama (asma’a) yang kamu dan bapak-bapak kamu mengada-adakannya; Allah tidak menurunkan suatu keterangan pun mengenainya. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti sangkaan-sangkaan, dan apa yang diingini oleh hawa nafsu mereka, dan sesungguhnya telah datang petunjuk kepada mereka dari Tuhan mereka. (53:23)

Sesungguhnya orang-orang yang tiada beriman kepada kehidupan akhirat, mereka benar-benar menamakan malaikat (mereka yang diberikan kendali) itu dengan nama perempuan. (53:27)
Dan mereka tidak mempunyai sesuatu pengetahuan pun tentang itu. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan sedang sesungguhnya persangkaan itu tiada berfaedah sedikit pun terhadap kebenaran. (53:28)

Ayat 53:23 mengindikasikan bahwa meskipun kita harus mempunyai keyakinan terhadap mereka sebagaimana yang tercantum dalam 2:285 dan 4:136, menamakan mereka yang diberikan kendali ("mala'ika") suatu nama kepemilikan tidaklah diizinkan oleh Allah, merupakan perbuatan yang mengikuti persangkaan belaka dan fantasi pribadi bukannya petunjuk yang telah diwahyukan dari Allah.

Saat orang memberikan mereka nama-nama kepemilikan yang tidak diizinkan oleh Allah, mereka mempercayai imajinasi mereka sendiri dan bukannya mereka yang diberi kendali ("mala'ika") yang sebenarnya yang seharusnya diyakini. Fantasi merefleksikan keinginan seseorang agar semua hal menjadi mudah bagi dirinya baik di dunia maupun di akhirat. Oleh karena itu, mereka yang berfantasi dengan menamakan nama-nama kepemilikan yang tidak diizinkan oleh Allah, otomatis tenggelam dalam fantasi bahwa terdapat kemampuan memberikan syafa’at pada mereka yang diberikan kendali ("mala'ika") di akhirat nanti.


"Kamu tidak menyembah yang selain Allah kecuali hanya nama-nama yang kamu dan nenek moyangmu membuat-buatnya. Allah tidak menurunkan suatu keterangan pun tentang nama-nama itu. Keputusan itu hanyalah kepunyaan Allah. Dia telah memerintahkan agar kamu tidak menyembah selain Dia. Itulah agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui." (12:40)

Nama sangatlah penting.
Nama adalah identitas.
Nama adalah doa.
Nama adalah harapan.

Coba bayangkan, apa yang akan terjadi jika tidak ada nama. Mungkin manusia akan bisu. Kita tidak bisa menunjuk ke suatu benda tertentu dengan identitas yang jelas. Mungkin kita tidak akan bias membedakan mana nasi, mana kursi, mana dinding, mana tebing, mana rumah, mana tanah, mana kusing mana kancing, mana racun, mana timun, dst. Bisa dipastikan, dunia akan kacau. Bisa jadi, tidak akan ada kehidupan di dunia ini.

Jika demikian, benarkah nama tidak penting…?

Kenapa Tuhan memiliki nama? Bukankah Allah itu juga nama dari Tuhan alam semesta? Bagaimana kita bisa mengenal Tuhan, jika Dia tidak punya nama?

Ar-Rahman (Maha Pengasih) adalah nama-Nya.
- Siapa yang memberikan nyawa?
- Siapa yang memberikan penglihatan?
- Siapa yang memberikan akal pikiran?

Ar-Rahim (Maha Penyayang) adalah nama-Nya.
Siapa yang menyematkan rasa sayang seorang ibu kepada anaknya?

Marilah kita teladani sifat Rahman dan Rahim-Nya:

# Kita harus memiliki rasa kasih sayang kepada sesama manusia.
# Kita seharusnya tidak segan membantu orang-orang yang membutuhkan pertolongan.
# Kita seharusnya menjadi seperti air atau matahari. Air dan matahari tidak pernah lelah memberikan “kasih saying” kepada seluruh makhluk. Air dan matahari memberikan “kehidupan” kepada segala sesuatu di ala mini. Namun, tidak pernah mengharap sesuatu.
# Selain itu, kita dituntut untuk menyayangi binatang, tumbuhan, dan makhluk Allah lainnya, tidak menyakiti binatang ataupun merusak tanaman. Sebab, binatang dan tanaman juga makhluk Allah.

Al-Khaliq (Maha Pencipta) adalah nama-Nya.
- Siapa yang menciptakan aalam semesta?
- Siapa yang menciptakan air?
- Siapa yang menciptakan oksigen?

Marilah kita teladani sifat Khaliq-Nya:

# Kita harus mengoptimalkan kemampuan kita untuk membuat kreasi yang bermanfaat untuk kehidupan.
# Kita seharusnya menciptakan / membuat inovasi dalam hal apapun yang dibutuhkan sesama manusia, binatang, atau tumbuhan.

Al-Wasi’ (Maha Luas dan Meluaskan) adalah nama-Nya.
- Siapa yang melapangkan rizki kita?
- Siapa yang meluaskan wawasan kita?

Marilah kita teladani sifat Wasi'-Nya:

# Kita harus lapang dada terhadap sesama.
# Kita harus mengembangkan wawasan.
# Kita harus memperluas relasi atau teman.

Al-Hakim (Maha Adil dan Bijaksana) adalah nama-Nya.
- Siapa yang member balasan Surga kepada orang yang berbuat baik?
- Siapa yang member balasan Surga kepada orang yang berbuat jelek?

Marilah kita teladani sifat Hakim'-Nya:

# Kita harus berbuat adil terhadap sesama.
# Kita tidak boleh pilah-pilih kasih kepada siapapun.
# Kita memperlakukan diri sendiri ataupun orang lain dengan semestinya.

Al-Alim (Maha Mengetahui) adalah nama-Nya.
- Siapa yang tahu isi lautan dan bumi?
- Siapa yang tahu isi hati setiap orang?
- Siapa yang tahu kejadian yang akan dating?

Marilah kita teladani sifat 'Alim-Nya:

# Kita harus rajin belajar.
# Kita harus banyak membaca.
# Kita harus pintar mengambil pelajaran dari setiap kejadian sehingga menjadi tambahan ilmu untuk diterapkan.

Ar-Razzaq (Maha Pemberi rizki) adalah nama-Nya.
- Siapa yang memberikan rizki?
- Siapa yang memberikan kehidupan?

Marilah kita teladani sifat Razzaq-Nya:

# Kita harus bersedekah.
# Kita harus membantu orang lain yang membutuhkan bantuan.
# Kita harus berbagi kesenangan dengan meringankan kesisahan orang lain.

Bukankah sebutan-sebutan tersebut adalah nama-nama Allah yang indah? Dialah yang memiliki nama-nama yang indah (asmaul husna).

Jika demikian, pentingkah nama...?

Rabu, 12 September 2012

SIFAT WAJIB, MUSTAHIL, & JAIZ BAGI ALLAH SWT dan RASUL



A. SIFAT–SIFAT WAJIB ALLAH


1. Wujud

Wujud artinya “ada” , Dalilnya firman Allah dalam Al-Qur’an ( Qs As-Sajadah : 4)
Allah lah yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya dalam enam masa, Kemudian dia bersemayam di atas 'Arsy[1188]. tidak ada bagi kamu selain dari padanya seorang penolongpun dan tidak (pula) seorang pemberi syafa'at[1189]. Maka apakah kamu tidak memperhatikan?


2. Qidam

Qidam berarti “ Dahulu “ yakni ada tanpa awal dan akhir, Dalilnya firman Allah swt ( Qs. Al-Hadid :3)
Dialah yang Awal dan yang akhir yang Zhahir dan yang Bathin[1452]; dan dia Maha mengetahui segala sesuatu.

[1452] yang dimaksud dengan: yang Awal ialah, yang Telah ada sebelum segala sesuatu ada, yang Akhir ialah yang tetap ada setelah segala sesuatu musnah, yang Zhahir ialah, yang nyata adanya Karena banyak bukti- buktinya dan yang Bathin ialah yang tak dapat digambarkan hikmat zat-Nya oleh akal.


3. Baqo’

Baqo’ berarti “kekal”. Dalilnya firmannya adalah: ( QS. Ar-Rahman :27 ) “Dan tetap kekal Dzat Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan”


4. Mukhoolafatul lil hawaadist

Artinya bahwa Allah tidak sama dengan yang baru ( alam/makhluk). Dalilnya firman Allah SWT (Qs. Asy-Syuuro: 11)

(Dia) Pencipta langit dan bumi. dia menjadikan bagi kamu dari jenis kamu sendiri pasangan-pasangan dan dari jenis binatang ternak pasangan- pasangan (pula), dijadikan-Nya kamu berkembang biak dengan jalan itu. tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah yang Maha mendengar dan Melihat.


5. Qiyamuhu Binafsih

Artinya Allah berdiri sendiri, tidak membutuhkan pertolongan dari makhluk Nya. Dalilnya Firman Allah SWT ( Qs. Al-Ankabuut : 6 )

“Dan barangsiapa yang berjihad, Maka Sesungguhnya jihadnya itu adalah untuk dirinya sendiri. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kaya (Tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam.”


6. Wahdaniyah

Wahdaniyah berarti bahwa Allah bersifat “esa” dan tidak berbilang. Dalilnya firman Allah SWT .

Katakanlah: "Dia-lah Allah, yang Maha Esa”


7. Qudrat

Qudrat berarti bahwa Allah Maha Kuasa. Dalilnya firman Allah SWT (QS. Al-Baqarah : 20 )

“Hampir-hampir kilat itu menyambar penglihatan mereka. setiap kali kilat itu menyinari mereka, mereka berjalan di bawah sinar itu, dan bila gelap menimpa mereka, mereka berhenti. Jikalau Allah menghendaki, niscaya dia melenyapkan pendengaran dan penglihatan mereka. Sesungguhnya Allah berkuasa atas segala sesuatu”.


8. Irodat

Irodat berarti bahwa Allah berkehendak segala sesuatu atau bahwa Allah maha berkeinginan atas segala sesuatu. Dalilnya firman Allah SWT ( Qs. Al-Buruuj : 16 )

“Maha Kuasa berbuat apa yang dikehendaki-Nya.”


9. Ilmu


Ilmu berarti bahwa Allah Maha mengetahui atas segala sesuatu. Dalalnya firman Allah swt (Qs. An-Nisa : 176)

“Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah)[387]. Katakanlah: "Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu): jika seorang meninggal dunia, dan ia tidak mempunyai anak dan mempunyai saudara perempuan, Maka bagi saudaranya yang perempuan itu seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mempusakai (seluruh harta saudara perempuan), jika ia tidak mempunyai anak; tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, Maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan oleh yang meninggal. dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) Saudara-saudara laki dan perempuan, Maka bahagian seorang saudara laki-laki sebanyak bahagian dua orang saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, supaya kamu tidak sesat. dan Allah Maha mengetahui segala sesuatu”.

[387] kalalah ialah: seseorang mati yang tidak meninggalkan ayah dan anak.


10. Hayat

Hayat artinya Hidup, yakni bahwa Allah Maha Hidup. Dalilnya firman Allah Swt ( Qs. Al-Furqoon : 58 )

Dan bertawakkallah kepada Allah yang hidup (kekal) yang tidak mati, dan bertasbihlah dengan memuji-Nya. dan cukuplah dia Maha mengetahui dosa-dosa hamba-hamba-Nya.


11. Sama’

Sama’ artinya Maha Mendengar, Dalilnya (QS. An-Nuur:60)

Dan perempuan-perempuan tua yang Telah terhenti (dari haid dan mengandung) yang tiada ingin kawin (lagi), tiadalah atas mereka dosa menanggalkan pakaian[1050] mereka dengan tidak (bermaksud) menampakkan perhiasan, dan berlaku sopan adalah lebih baik bagi mereka. dan Allah Maha mendengar lagi Maha Bijaksana. [1050] Maksudnya: Pakaian luar yang kalau dibuka tidak menampakkan aurat.


12. Bashar

Bashar artinya Maha Melihat. Dalilnya (Qs Al-Hujuroot : 18)

Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ghaib di langit dan bumi. dan Allah Maha melihat apa yang kamu kerjakan.


13. Kalam

Kalam artinya berkata-kata atau bercakap-cakap. Dalilnya ( Qs. An-Nisa :164 )

Dan (Kami Telah mengutus) rasul-rasul yang sungguh Telah kami kisahkan tentang mereka kepadamu dahulu, dan rasul-rasul yang tidak kami kisahkan tentang mereka kepadamu. dan Allah Telah berbicara kepada Musa dengan langsung[381].

[381] Allah berbicara langsung dengan nabi Musa a.s. merupakan keistimewaan nabi Musa a.s., dan Karena nabi Musa a.s. disebut: Kalimullah sedang rasul-rasul yang lain mendapat wahyu dari Allah dengan perantaraan Jibril. dalam pada itu nabi Muhammad s.a.w. pernah berbicara secara langsung dengan Allah pada malam hari di waktu Mi'raj.


14. Qoodirun

Artinya Maha kuasa. Dalilnya dama dengan sifat Qudrat.


15. Muriidun

Artinya yang maha Menentukan. Dalilnya sama dengan dalil sifat Irodat.


16. AAlimun

Artinya Maha mengetahui. Dalilnya sama dengan dalil sifat Ilmu.


17. Hayyun

Artinya Maha Hidup. Dalalnya sama dengan dalil sifat ”Hayat”


18. Samii’un

Samii’un berarti bahwa Allah Maha Mendengar. Dalilnya sama dengan sifat “sama”. Allah melihat semua perbuatan hamba. Oleh karena itu orang yang beriman harus menjaga tingkah laku dan perbuatannya dari perbuatan buruk atau maksiat.


19. Bashiirun

Bashiirun berarti bahwa Allah Maha Melihat. dalilnya sama dengan dalil sifat “Bashor”


20. Mutakallimun

Mutakallimun berarti bahwa Allah maha berbicara. Dalilnya sama dengan sifat ”kalam”.



B. SIFAT–SIFAT MUSTAHIL ALLAH

1. Adam (tiada)
2. Huduts (ada yang mendahului)
3. Fana (berakhir)
4. Mumatsalatu lil hawaditsi (ada yang menyamai)
5. Ihtiyaju lighairihi (memerlukan yang lain)
6. Ta'adud (berbilang)
7. Ajzun (lemah)
8. Karahah (terpaksa)
9. Jahlun (bodoh)
10. Mautun (mati)
11. Shamamun (tuli)
12. Ama (buta)
13. Bakamun (bisu)
14. Kaunuhu 'ajiyan (zat yang lemah)
15. Kaunuhu karihan (zat yang terpaksa)
16. Kaunuhu jahilan (zat yang sangat bodoh)
17. Mayyitan (zat yang mati)
18. Kaunuhu ashamma (zat yang tuli)
19. Kaunuhu 'ama (zat yang buta)
20. Kaunuhu abkama (zat yang bisu)


C. SIFAT JAIZ ALLAH


Adapun Sifat Jaiz Bagi Allah SWT adalah bahwa Allah berbuat apa yang\dikehendaki, seperti dalam Al-Qur’an disebutkan :

وَرَبُّكَ يَخْلُقُ مَايَشَاءُ وَيَخْتَارُ

“Dan Tuhanmu menjadikan dan memilih barang siapa apa yang dikehendaki-Nya. (Al-Qashash: 68)



D. SIFAT WAJIB RASUL


1. Shiddiq artinya jujur.
Seorang Nabi dan Rasul pasti memiliki sifat jujur dalam setiap perkataan, perbuatan dan perilakunya. Maka tidak mungkin seorang Nabi dan Rasul berdusta demi kepentingan sendiri, atau untuk keluarganya.

2. Fathonah artinya Cerdas.
Nabi dan Rasul dianugerahi kecerdasan yang berasal dari wahyu Allah Ta'ala untuk menjadi bukti kebenaran risalah yang dibawanya adalah benar dari Allah Ta'ala. Maka tidak mungkin Nabi dan Rasul memiliki IQ dibawah standar apalagi lemot. Adapun kenyataan bahwa Nabi Muhammada Shalallahu 'alayhi wa sallam buta huruf, hal itu tidak disebabkan karena Beliau tidak cerdas. Akan tetapi Allah ingin membuktikan pada Kaum Kafir Quraisy bahwa Alquran bukanlah karangan Muhammad Shalallahu 'alayhi wassalam.

3. Amanah artinya dapat dipercaya.
Nabi dan Rasul adalah Manusia yang selalu memegang amanah apapun yang Allah berikan sekalipun berat untuk disampaikan. Sekalipun nyawa menjadi taruhannya, Nabi dan Rasul akan tetap memegang amanah yang diembannya. Amanah yang diberikan kepada para Nabi dan Rasul adalah risalah dan syari'at Allah Ta'ala. Maka mustahil para Nabi dan Rasul berkhianat atas amanah yang Allah berikan kepadanya.

4. Tabligh artinya menyampaikan.
Nabi dan Rasul kedua-duanya wajib menyampaikan ajaran dan syari'at yang Allah turunkan melalui wahyu-Nya. Tidak boleh satu ayatpun yang disembunyikan, walau terkadang ayat tersebut menegur sikap atau keputusan Nabi. Maka seorang Nabi dan Rasul tidak ada yang menyembunyikan wahyu Allah dan Mereka selalu mengatakan yang benar walau seringkali kebenaran itu ditolak oleh kaum kafir.



E. SIFAT MUSTAHIL RASUL


1. Al-kizb (Pembohong)
2. Al-khianat (khianat / tidak amanah)
3. Al-kithman (Menyembunyikan)
4. Al-baladah (bodoh / dungu)



F. SIFAT MUSTAHIL RASUL


Jaiz para Rasul adalah Basyariah artinya berkelakuan seperti manusia biasa. Nabi dan Rasul diperbolehkan makan dan minum, beristri, pergi ke pasar, tidur dan lain sebagainya. Nabi dan Rasul bukanlah Malaikat yang tidak makan dan minum. Hal ini berbeda dengan para Pendeta kaum nasrani atau Budha dan Hindu yang mereka mengharamkan dirinya untuk merasakan nikmatnya hidup dan berumahtangga.

NABI SULAIMAN (part 2)

Nabi Sulaiman dan Ratu Balqis

Nabi Sulaiman adalah seorang nabi dan rasul. Beliau juga seorang raja yang arif dan bijaksana. Singgasana kerajaannya sangat megah. Dia adalah raja yang kaya raya, tapi tidak sombong. Dia juga memiliki kehebatan dan keistimewaan luar biasa yang tidak dimiliki manusia biasa. Keistimewaan itu disebut dengan mukjizat. Kmukjizat itu diberikan kepadanya oleh Allah swt. Salah satu mukjizatnya adalah bisa berbicara kepada seluruh binatang. Dia bisa mengendarai angin dan awan. Dia juga bisa menaklukkan jin.

Karena mendapat karunia yang berlimpah itu, nabi Sulaiman berjanji atau bernadzar akan membangun Baitul Maqdis dan melaksanakan ibadah haji. Setelah Nabi Sulaiman melaksanakan nadzarnya, dia pergi meneruskan perjalannya ke Yaman. Setibanya di San’a—ibu kota Yaman, ia memanggil burung hud-hud sejenis burung pelatuk utk disuruh mencari sumber air di tempat yg kering tandus itu. Ternyata, burung hud-hud yang dipanggilnya itu tidak berada berada di tempat untuk melakukan tugas dan perintah Nabi Sulaiman. Nabi Sulaiman marah dan mengancam akan menghukum burung Hud-hud yg tidak hadir itu bila ia datang tanpa alasan yang jelas.

Tak lama kemudian, burung Hud-hud datang kepada Nabi Sulaiman sambil menundukkan kepala ketakutan: "Aku telah terbang dan menemukan sesuatu yg sangat penting untuk diketahui oleh Baginda. Aku menemukan sebuah kerajaan besar dan mewah di negeri Saba yg dikuasai dan diperintah oleh seorang ratu. Aku melihat ratu itu duduk di atas sebuah tahta singgasana yang megah bertaburkan permata yg berkilauan. Aku melihat ratu dan rakyatnya menyembah matahari. Mereka telah disesatkan oleh setan dari jalan yg lurus dan benar."

Nabi Sulaiman berkata kepada Hud-hud: "Baiklah, kali ini aku ampuni dosamu kerana berita yg engkau bawakan ini, aku anggap penting. Dan untuk membuktikan kebenaran beritamu itu, bawalah suratku ini ke Saba dan berikanlah kepada ratu itu. Kemudian kembalilah secepatnya. Selanjutnya, kita menunggu jawaban Ratu Saba atas suratku ini."

Hud-hud terbang kembali menuju Saba dan setibanya di atas istana kerajaan Saba, dia melemparkan surat Nabi Sulaiman tepat di depan Ratu Balqis yang sedang duduk di atas tahta singgasananya. Kemudian ratu mengambil surat itu. Lantas dia menyuruh asistennya membaca isinya, yaitu: "Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Penyayang, surat ini adalah daripadaku, Nabi Sulaiman. Janganlah kamu bersikap sombong terhadapku dan menganggap dirimu lebih tinggi daripadaku. Datanglah kepadaku untuk berserah diri."

Setelah surat itu dibaca berulang kali, Ratu Balqis memanggil para pembesarnya dan para penasihat kerajaan berkumpul untuk memusyawarahkan tindakan apa yg harus diambil sehubungan dengan surat Nabi Sulaiman yang diterimanya itu.

Salah seirang pembesar itu berkata ketika diminta petimbangannya: "Wahai tuan ratu, kami adalah orang-orang yang pandai berperang dan bertempur. Kita juga tidak pernah terkalahkan dalam perang. Bagaimana kalau kita lawan saja Raja Sulaiman itu?” Namun demikian, kami menyerahkan kepadamu untuk mengambil keputusan yang terbaik bagi kerajaan. Dan kami akan tunduk dan melaksanakan segala perintah dan keputusan baginda ratu tanpa ragu. Kami tidak akan gentar menghadapi segala ancaman dari mana pun datangnya demi menjaga keselamatanmu dan keselamatan kerajaan baginda ratu."

Ratu Balqis menjawab: " Aku sangat berterima kasih atas kesetiaanmu kepada kerajaan dan kesediaanmu menyabung nyawa untuk menjaga keselamatanku dan keselamatan kerajaanku. Akan tetapi, aku tidak sepakat dengan usulmu. Menurut pertimbanganku, lebih bijaksana bila kita menempuh jalan damai dan menghindari cara kekerasan dan peperangan. Sebab, bila kita menentang secara kekerasan dan sampai terjadi perang. Kemudian musuh berhasil mengalahkan kita, maka mereka akan merusak dan menghancurkan kerajaan kita. Mereka akan menghancur binasakan segala bangunan, memperbudak rakyat dan merampas segala harta milik dan peninggalan nenek moyang kita. Oleh karena itu, untuk menghadapi surat Sulaiman yang mengandung ancaman itu, aku akan coba melunakkan hatinya dengan mengirimkan sebuah hadiah kerajaan yang akan terdiri dari barang-barang yang berharga dan berkualitas tinggi serta mempesonakan hatinya. Kita akan melihat tanggapan dan reaksinya terhadap hadiahku itu.

Hud-hud memberitahu Nabi Sulaiman rencana Ratu Balqis untuk mengirim utusan membawa hadiah baginya sebagai jawaban atas surat beliau kepadanya.
Setelah mendengar berita yg dibawa oleh Hud-hud itu, Nabi Sulaiman mengatur rencana penerimaan utusan Ratu Balqis dan memerintahkan kepada pasukan Jinnya agar menyediakan dan membangunkan sebuah bangunan yang megah yang tiada tertandingi.

Tatkala utusan Ratu Balqis datang, diterimalah mereka dengan ramah oleh Nabi Sulaiman. Dan setelah mendengar maksud dan tujuan kedatangan mereka dengan hadiah kerajaan, Nabi Sulaiman berkata: "Kembalilah kamu dengan hadiah-hadiah ini kepada ratumu. Katakanlah kepadanya bahawa Allah telah memberiku rezeki dan kekayaan yg melimpah ruah dan mengurniaiku kurnia dan nikmat yangg tidak diberikannya kepada seseorang pun dari makhluk-Nya. Di samping itu, aku telah diutus sebagai nabi dan rasul-Nya. Dan aku telah dianugerahi kerajaan yg luas yg kekuasaanku sangat luas meliputi seluruh manusia, Jin dan binatang.

Kamu telah disilaukan oleh benda dan kemegahan duniawi, sehingga kamu memandang besar hadiah yg kamu bawakan ini. Dan kamu mengira bahawa aku akan menerima hadiah Ratumu. Pulanglah kamu kembali dan sampaikanlah kepadanya bahawa kami akan mengirimkan bala tentera yg sangat kuat yg tidak akan terkalahkan ke negeri Saba dan akan mengeluarkan ratumu dan pengikut-pengikutnya dari negerinya sebagai orang yang hina-dina yg kehilangan kerajaan dan kebesarannya, jika dia tidak segera memenuhi tuntutanku dan datang berserah diri kepadaku."

Utusan Balqis kembali melaporkan kepada Ratunya apa yg mereka alami dan apa yg telah diucapkan oleh Nabi Sulaiman. Balqis berfikir, jalan yg terbaik untuk menyelamatkan diri dan kerajaannya ialah menyerah saja kepada Sulaiman dan datang menghadap dia di istananya.

Nabi Sulaiman berhasrat akan menunjukkan kepada Ratu Balqis bahawa ia memiliki kekuasaan ghaib di samping kekuasaan lahirnya. Selain itu, apa yang telah diancamkan melalui rombongan utusan bukanlah ancaman yangg kosong. Maka beliau bertanya kepada pasukan Jinnya, siapakah diantara mereka yg sanggup mendatangkan tahta Ratu Balqis sebelum oranggnya datang berserah diri.

Berkata Ifrit, seorang Jin yang paling cerdik: "Aku sanggup membawa tahta itu dari istana Ratu Balqis sebelum engkau sempat berdiri dari tempat dudukimu. Aku adalah pesuruhmu yg kuat dan dapat dipercayai. Jin lain yg mempunyai ilmu dan hikmah nyeletuk berkata: "Aku akan membawa tahta itu ke sini sebelum engkau sempat memejamkan matamu."

Ketika Nabi Sulaiman melihat tahta Balqis sudah berada di depannya, Dia berkata: “Ini adalah salah satu kurnia Tuhan kepadaku untuk mencoba, apakah aku bersyukur atas kurnia-Nya itu atau mengingkari-Nya, karana siapa bersyukur maka itu adalah semata-mata utk kebaikan dirinya sendiri dan siapa mengingkari nikmat dan kurnia Allah, ia akan rugi di dunia dan di akhirat dan sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Mulia."

Menyambut kedatangan Ratu Balqis, Nabi Sulaiman memerintahkan ank buahnya agar mengubah sedikit bentuk dan warna tahta Ratu yg sudah berada di depannya. Kemudian setelah Ratu itu tiba berserta pengiring-pengiringnya, Nabi Sulaiman bertanya seraya menundingkan kepada tahtanya: "Serupa inikah tahtamu?" Balqis menjawab: "Seakan-akan ini adalah tahtaku sendiri," dia bergumam dalam hatinya, bagaimana mungkin tahtanya berada di sini, padahal dia yakin bahwa tahta itu berada di istana tatkala meninggalkan Saba.

Selagi Balgis berada dalam kebingungan dan keheranan melihat tahta kerajaannya sudah berpindah ke istana Sulaiman, dia dibawa masuk ke dalam sebuah ruangan yg sengaja dibangun untuk menyambutnya. Lantai dan dinding-dindingnya terbuat dari kaca putih. Balqis segera menyingkapkan pakaiannya ke atas betisnya ketika berada dalam ruangan itu, mengira bahwa dia berada di atas sebuah kolam air yg dapat membasahi tubuh dan pakaiannya.

Nabi Sulaiman berkata kepadanya: "Engkau tidak usah menyingkap pakaianmu. Engkau tidak berada di atas kolam air. Apa yg engkau lihat itu adalah kaca-kaca putih yg menjadi lantai dan dinding ruangan ini."

"Oh,Tuhanku," Balqis berkata menyedari kelemahan dirinya terhadap kebesaran dan kekuasaan Tuhan yg dipertunjukkan oleh Nabi Sulaiman, "Aku telah lama tersesat berpaling daripada-Mu, melalaikan nikmat dan kurnia-Mu, merugikan dan menzalimi diriku sendiri sehingga terjauh dari rahmat-Mu. Ampunilah aku. Aku berserah diri kepada Sulaiman Nabi-Mu dengan ikhlas dan keyakinan penuh. Kasihanilah diriku, wahai Tuhan Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang."

Pertanyaan:

1. Kenapa Hud-hud tidak menghadiri undangan Nabi Sulaiman?
2. Siapakah nama ratu negeri Saba?
3. Apakah yang disembah oleh Ratu Negeri Saba?
4. Apakah yang dilakukan Nabi Sulaiman terhadap ratu Saba?
5. Apa Mukjizat nabi Sulaiman?
6. Kenapa Ratu Saba mau berserah diri dan beriman kepada Allah?
7. Sikap teladan apakah yang bisa kita contoh dari kisah Nabi Sulaiman?

NABI SULAIMAN (part 01)

Nabi Sulaiman Seorang Raja yang Adil dan Bijaksana

A.Mengadili perselisihan antara petani dan peternak

Raja kerajaan Bani Isra’il adalah Nabi Daud a.s. Beliau sudah sangat tua. Beliau memiliki beberapa putra. Salah satu putranya bernama Nabi Sulaiman. Dia selalu mendampingi ayahnya.

Nabi Sulaiman adalah seorang putra raja yang memiliki kecerdasan dan ketajaman otak. Suatu hari terjadi perselisihan antara 2 orang laki-laki. Yaitu, petani dan peternak. Mereka kemudian datang mengadu kepada Nabi Daud untuk mengadili perkara sengketa mereka. Permasalahan mereka adalah bahwa kebun tanaman salah seorang dari kedua lelaki itu telah dimasuki oleh kambing-kambing ternak kawannya di waktu malam yang mengakibatkan rusak berat perkarangannya. Padahal tanamannya sudah dirawatnya begitu lama. Bahkan, tanaman itu hampir dipanen.

Dalam perkara sengketa tersebut, Nabi Daud memutuskan bahwa sebagai ganti rugi yang dideritai oleh pemilik kebun akibat dirusak oleh kambing tetangganya, maka pemilik kambing itu harus menyerahkan binatang peliharaannya kepada pemilik kebun sebagai ganti rugi yang disebabkan kelalaian pemiliknya. Akan tetapi, Nabi Sulaiman yang mendengar keputusan yang dirasa kurang tepat itu, berkata kepada si ayah: “Wahai ayahku, menurut pertimbanganku keputusan itu kurang adil. Jika Ayahanda tidak keberatan, aku punya keputusan yang bijak. Yaitu: Peternak menyerahkan kambingnya kepada pemilik pekarangan yang tanamannya rusak. Dia boleh memelihara kambing itu dan boleh mengambil hasilnya untuk keperluannya. Sementara petani menyerahkan kebunnya yang sedang rusak itu kepada peternak untuk dipelihara dan dirawatnya sampai kembali seperti dalam keadaan asalnya. Setelah itu mereka masing-masing boleh mengambil kembali miliknya. Dengan demikian, maka masing-masing pihak mendapat keuntungan atau kerugian yang imbang.”

Kuputusan yang diusulkan oleh Nabi Sulaiman itu diterima baik oleh kedua orang yang menggugat dan digugat dan disambut oleh para orang yang menghadiri sidang dengan rasa kagum terhadap kecerdasan dan kepandaian Sulaiman yang masih muda.

B.Menjadi hakim bagi 2 ibu yang berebut bayi

Kisah ini terjadi ketika Nabi Sulaiman masih muda. Ada 2 ibu yang berebut bayi. Raja Daud mengalami kesulitan memutuskan dan menentukan perempuan mana yang sebenarnya menjadi ibu bayi itu.

Raja Daud mencoba untuk menggunakan caya rayuan. Beliau berpendapat, dengan cara-cara yang amat halus, mungkin salah satu dari 2 wanita itu ada yang mau mengalah. Tetapi kebijaksanaan Baginda Raja Daud itu justru membuat kedua perempuan makin mati-matian saling mengaku bahwa bayi itu adalah anaknya. Baginda Raja semakin bingung. Karena kasus berlarut-larut, maka Nabi Sulaiman memberanikan diri untuk membantu ayahnya memberikan keputusan yang adil.

Kini Nabi Sulaiman menggantikan hakim. Nabi Sulaiman tiba-tiba mengeluarkan sebilah pedang. Nabi Sulaiman memerintahkan agar bayi itu diletakkan di atas meja. "Apa yang akan kau perbuat terhariap bayi itu?" kata kedua perempuan itu saling memandang.

Kemudian Nabi Sulaiman menjawab: "Sebelum saya mengambil tindakan apakah salah satu dari kalian bersedia mengalah dan menyerahkan bayi itu kepada yang memang berhak memilikinya?"
"Tidak, bayi itu adalah anakku." kata kedua perempuan itu serentak. "Baiklah, kalau kalian memang sungguh-sungguh sama menginginkan bayi itu dan tidak ada yang mau mengalah maka saya terpaksa membelah bayi itu menjadi dua sama rata." kata Nabi Sulaiman mengancam.

Perempuan pertama senang bukan kepalang. Sedangkan perempuan kedua menjerit-jerit histeris. "Jangan, tolong jangan dibelah bayi itu. Biarlah aku rela bayi itu seutuhnya diserahkan kepada perempuan itu." Kata perempuan kedua.

Nabi Sulaiman tersenyum lega. Sekarang topeng mereka sudah terbuka. Nabi Sulaiman segera mengambil bayi itu dan langsung menyerahkan kepada perempuan kedua. Nabi Sulaiman minta agar perempuan pertama dihukum sesuai dengan perbuatannya. Karena tak ada ibu yang tega menyaksikan anaknya disembelih. Apalagi di depan mata.

" Sulaiman, kamu hebat sekali," kata Ayahnya, Raja Daud. Baginda Raja merasa puas terhadap keputusan Nabi Sulaiman, putranya.


Pertanyaan:

1. Siapakah nabi Daud?
2. Siapakah nabi yang terkenal dengan sebutan raja yang arif dan bijaksana?
3. Bagaimana cara Nabi Sulaiman menghakimi dua ibu yang berebut bayi?
4. Bagaimana nabi Sulaiman meyakini bahwa ibu yang menyerahkan si bayi adalah ibu yang asli?
5. Sikap terpuji atau teladan baik apakah yang bisa kita contoh dari kisah ini?

KHALIFAH FIL-ARDH



Manusia sungguh memiliki keistimewaan dibanding dengan makhluk lainnya. Allah menciptakan manusia dalam bentuk yang paling sempurna (lihat surat at-Tiin). Meskipun demikian, manusia berpotensi (berpeluang) untuk menjadi makhluk paling mulia atau paling hina. Hanya orang yang beriman dan beramal shalih yang akan menjadi makhluk mulia di sisi Allah.
Potensi inilah yang menjadikan manusia sangat disayang oleh Allah. Di antara bukti kasih sayang-Nya adalah penciptaan alam semesta ini. Alam sengaja diciptakan oleh Allah dengan penuh keseimbangan dan keteraturan, bukan tercipta secara kebetulan. Penciptaan alam ini terkait dengan kepentingan manusia sebagai khalifah fil ardh (pemakmur di muka bumi ini). Karenanya alam diciptakan dalam pola-pola tertentu yang teratur agar manusia dapat dengan mudah memahami alam dan memanfaatkannya.

Manusia, sebagai makhluk Allah Swt, memiliki sifat fitrah (kesucian) dan hanif (cenderungan kepada kebenaran). Hal ini ditegaskan dengan ikrar kesaksian pada ketauhidan (QS al-A'raf: 172). Manusia ketika masih di alam arwah telah berjanji akan senantiasa beriman kepada Allah. Namun Allah tidak membiarkan manusia berkata seperti itu begitu saja. Allah akan menguji kebenaran janji mereka. Ujian keimanan itu adalah menjadi makhluk penghuni bumi. Lantas Allah juga membekali manusia dengan hati, akal, dan nafsu untuk menjalankan misi khalifah tersebut. Sisi keunggulan inilah yang menempatkan manusia layak menerima amanat “khalifah Allah Swt di muka bumi ini” (Lihatlah QS al-Baqarah: 30, al-An'am: 165).
Khalifah berarti wakil/pengganti, pemimpin, pemakmur. Dalam konteks ini manusia adalah wakil Allah Swt yang memiliki kewajiban moral untuk melaksanakan segala kehendak Allah Swt di muka bumi ini agar bumi tetap dalam kondisi terpelihara dan makmur. (QS Hud: 61).
Meski dicipta dengan berbagai keunggulan, derajat manusia sebagai makhluk tidak pernah berubah hanya karena ia adalah khalifah Allah Swt. Karena itu Allah Swt secara tegas melarang manusia merusak keteraturan alam (QS al-A'raf: 56, 74, 85, al-Syuara: 151). Allah akan membalas perbuatan yang merusak dengan kerusakan dan bencana juga, seperti pemanasan global, angin puting beliung, banjir, longsor, atau bencana yang lainnya. (QS al-Rum: 41).
Jika alam tercipta secara teratur dan memiliki hubungan yang harmonis dengan manusia, lalu kenapa saat ini alam seakan memusuhi manusia? Jawabannya terletak pada QS al-Rum ayat 41 di atas: Telah timbul kerusakan di darat dan di laut karena ulah tangan-tangan manusia, sehingga Allah memberikan kepada mereka sebagian (akibat) dari perbuatan mereka agar mereka kembali ke jalan yang benar.

Ayat di atas secara tegas memberitahukan pada kita bahwa alam tidak pernah merusak dirinya sendiri. Kerusakan alam lebih disebabkan oleh adanya kekuatan-kekuatan luar yang menghilangkan keseimbangan dan keteraturannya sehingga menghasilkan ketidakseimbangan. Kekuatan perusak itu adalah manusia.

Kenapa manusia merusak alam?
Bukankah manusia adalah khalifah di alam ini dan kehadirannya untuk melestarikan alam?

Meski dicipta dengan segala keunggulannya, secara nature manusia adalah ciptaan Allah yang memiliki sifat-sifat kelemahan (QS al-Nisa: 28) dan menjadi sebab kelalaian manusia pada misi utama penciptaannya. Dengan demikian, dalam diri manusia terdapat dua sifat yang bertentangan: kesempurnaan dan kelemahan, kebaikan dan kekurangan (QS al-Syams: 7-8).

Kedua unsur tersebut selalu berperang dalam diri manusia. Ketika unsur kesempurnaan mendominasi atau menguasainya, maka manusia hidup di atas jalan ketuhanan dan memperoleh kebahagiaan (QS al-Syams: 9). Sebaliknya, dominasi unsur negatif mengakibatkan manusia terjebak pada bencana dan kerugian (ayat 10). Sebab kedua inilah yang menjadikan manusia melupakan Tuhan dan tugas utama dirinya sendiri (QS al-Hasyr: 19).

Maka dapat kita simpulkan bahwa berbagai bencana yang menimpa bangsa ini beberapa tahun terakhir ini sesungguhnya berakar pada satu hal: krisis moral kemanusiaan. Manusia telah lupa pada dirinya sendiri, hakikat, visi dan misi kehadirannya di muka bumi ini. Manusia, dalam lingkup yang lebih sempit: bangsa Indonesia, lupa bahwa dirinya adalah khalifah Allah yang bertugas menjaga alam agar tetap berjalan sesuai dengan kehendak Allah. Dalam lingkup yang lebih sempit lagi: sekolah dan lingkungan sekitar, kita lupa memelihara keindahan dan kebersihan serta keamanannya. Kita malah cenderung berbuat jelek, mengotori lingkungan, dan lain sebagainya.

Kelalaian manusia (kekafiran dan perbuatan jelek) telah menjatuhkannya ke derajat yang lebih rendah: binatang, bahkan lebih rendah dari itu. Untuk memuaskan nafsu kebinatangannya manusia melakukan apa pun tanpa memedulikan akibatnya. Alam, yang sejatinya harus dilindunginya, berubah menjadi obyek pemuasan dirinya. Lingkungan yang seharusnya kita jaga, sekolah yang seharusnya kita rawat, berubah jadi kotor, jelek dan tidak menyenangkan untuk dihuni.
Akibat dari semua itu adalah, seperti terdapat dalam Surat al-Rum di atas, terjadinya pemanasan global, banjir, longsor, gempa bumi, angin puting beliung, kecelakaan transportasi, kebakaran hutan, kekeringan, semburan lumpur panas dan berbagai bencana alam lainnya.

Lalu apa yang mesti kita lakukan? Jawabnya adalah: kembali ke jalan kebenaran, yaitu kembali kepada visi-misi penciptaan kita sebagai khalifah di muka bumi. Allahu A'lam.

MEMAHAMI SURAT PENDEK (grade 2)

SURAT AT-TAKATSUR
(Bermegah-megahan)
Surat ini dinamakan surat Makkiyah dengan 8 ayat.

بِِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
أَلْهَاكُمُ التَّكَاثُرُ
حَتَّى زُرْتُمُ الْمَقَابِرَ
كَلَّا سَوْفَ تَعْلَمُونَ
ثُمَّ كَلَّا سَوْفَ تَعْلَمُونَ
كَلَّا لَوْ تَعْلَمُونَ عِلْمَ الْيَقِينِ
لَتَرَوُنَّ الْجَحِيمَ
ثُمَّ لَتَرَوُنَّهَا عَيْنَ الْيَقِينِ
ثُمَّ لَتُسْأَلُنَّ يَوْمَئِذٍ عَنِ النَّعِيمِ

1) Bermegah-megahan telah melalaikan kamu
2) Sampai kamu masuk ke dalam kubur.
3) Janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu),
4) Dan janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui.
5) Janganlah begitu, jika kamu mengetahui dengan pengetahuan yang yakin,
6) Niscaya kamu benar-benar akan melihat neraka Jahiim,
7) Dan Sesungguhnya kamu benar-benar akan melihatnya dengan 'ainul yaqin (mata kepala)
8) Kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan (yang kamu megah-megahkan di dunia itu).

Isi kandungan surat at-Takatsur:
* Orang yang bermegah-megahan akan celaka. Dia akan lalai sampai ajal menjemput.
* Kelak kita akan bisa melihat dengan mata kepala secara yakin akibat perbuatan kita di dunia.
* kelak kita akan dimintai pertanggungjawaban dari perbuatan kita.

Pesan moral:
- Kita harus sederhana dan tidak bermegah-megahan
- Kita harus selalu berbuat baik. Karena setiap perbuatan aka nada tanggung jawab di akherat nanti.


LATIHAN SOAL:
1) Apa yang bisa menyebabkan kita lalai?
2) Mengapa kita tidak boleh lalai?
3) Apa balasan Allah bagi orang yang lalai?
4) Mengapa kita harus senantiasa berbuat baik biar tidak lalai?
5) Berapa ayatkah surat at-Takatsur? Surat ini dinamakan surat ……………………..
6) Apakah yang dimaksud dengan “ainul yaqin”?
7) Apa yang dijelaskan oleh ayat ke-8?
8) Jelaskan pesan moral dari surat al-Fiil!


SURAT AL-FIIL
(Gajah)
Surat ini dinamakan surat Makkiyah dengan 5 ayat.

بِِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
أَلَمۡ تَرَ كَيۡفَ فَعَلَ رَبُّكَ بِأَصۡحَـٰبِ ٱلۡفِيلِ
أَلَمْ يَجْعَلْ كَيْدَهُمْ فِي تَضْلِيلٍ
وَأَرۡسَلَ عَلَيۡہِمۡ طَيۡرًا أَبَابِيلَ
تَرۡمِيهِم بِحِجَارَةٍ۬ مِّن سِجِّيلٍ۬
فَجَعَلَهُمۡ كَعَصۡفٍ۬ مَّأۡڪُولِۭ

Arti ayat:
1) Tidakkah kamu melihat bagaimana Tuhanmu melakukan tindakan terhadap pasukan gajah?
2) Bukankah Dia menjadikan tipu daya mereka sia-sia?
3) Dan Dia mengirimkan burung Ababil kepada mereka.
4) Yang melempari mereka dengan batu panas (dari Neraka Sijjil).
5) Maka kemudian mereka menjadi seperti daun yang dimakan ulat.

Isi kandungan surat al-Fiil:
* Pasukan gajah yang dipimpin oleh Raja Abrahah tidak berhasil merusak Ka’bah karena Ka’bah dilindungi oleh Allah SWT.
* Allah akan menolong siapapun dan apapun dengan cara-Nya sendiri. Misalkan menolong Ka’bah dengan mengirimkan burung Ababil yang menyerang orang kafir dengan lemparan batu panas.
* Orang kafir yang diserang oleh Allah menjadi hancur terbakar seperti daun yang dimakan ulat.

Pesan moral:
- Kita harus selalu memohon perlindungan Allah agar selamat.
- Kita tidak boleh merusak apapun, apalagi merusak sesuatu yang disayangi Allah.


LATIHAN SOAL:
1) Apa yang dilakukan Allah terhadap tentara gajah?
2) Siapa pemimpin pasukan gajah yang menyerang Ka’bah?
3) Mengapa pasukan gajah ingin menghancurkan Ka’bah?
4) Siapa yang melindungi Ka’bah dari serangan tentara gajah?
5) Bagaimanakah cara Allah menghancurkan pasukan gajah?
6) Berapa ayatkah surat al-Fiil? Mengapa surat ini dinamakan Maqkkiyah?
7) Apa yang dijelaskan oleh ayat ke-2?
8) Jelaskan pesan moral dari surat al-Fiil!



SURAT AL-QADAR
(Berharga)
Surat ini dinamakan surat Makkiyah dengan 5 ayat.

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمـَنِ الرَّحِيم
إِنَّآ أَنزَلۡنَـٰهُ فِى لَيۡلَةِ ٱلۡقَدۡرِ
وَمَآ أَدۡرَٮٰكَ مَا لَيۡلَةُ ٱلۡقَدۡرِ
لَيۡلَةُ ٱلۡقَدۡرِ خَيۡرٌ۬ مِّنۡ أَلۡفِ شَہۡرٍ۬
تَنَزَّلُ ٱلۡمَلَـٰٓٮِٕكَةُ وَٱلرُّوحُ فِيہَا بِإِذۡنِ رَبِّہِم مِّن كُلِّ أَمۡرٍ۬
سَلَـٰمٌ هِىَ حَتَّىٰ مَطۡلَعِ ٱلۡفَجۡرِ

Arti ayat:
1) Sesungguhnya Kami telah menurunkan al-Qur’an pada Malam Qadar (Lailatul Qadar).
2) Tahukah kamu apa Lailatul Qadar itu?
3) Lailatul Qadar itu lebih baik daripada seribu bulan.
4) Pada malam itu, turunlah para malaikat dan Jibril dengan izin Tuhan mereka; membawa segala urusan.
5) (Seluruh malam itu) ada kesejahteraan dan keberkahan hingga terbit fajar.


Isi kandungan surat al-Qadar:
* Malam Qadar (Lailatul Qadar) itu merupakan malam yang istimewa. Diantara keistimewaannya adalah:
- Al-Qur’an diturunkan. Al-Qur’an turun pada tanggal 17 Ramadhan.
- Nilai ibadah dilipatgandakan hingga 1000 bulan
- Para malaikat turun ke bumi membawa rahmat untuk umat islam yang beribadah.

Pesan moral:
- Kita harus senantiasa memanfaatkan bulan ramadhan untuk meraih keridhaan, rahmat, dan pahala dari Allah sebanyak-banyaknya dengan ibadah. Dengan harapan, ketika Lailatuselalu memohon perlindungan Allah agar selamat.
- Kita tidak boleh merusak apapun, apalagi merusak sesuatu yang disayangi Allah.
Qadar turun, kita akan mendapatkan rahmat-Nya.


LATIHAN SOAL:
1) Kapan al-Qur’an diturunkan?
2) Apa Lailatul Qadar itu?
3) Mengapa Lailatul Qadar itu istimewa?
4) Berapa ayatkah surat al-Qadar?
5) Apa yang dijelaskan oleh ayat ke-1?
6) Jelaskan pesan moral dari surat al-Qadar!

PERILAKU HIDUP SEDERHANA

Kaum Muslim sudah sepatutnya menjadikan Nabi Muhammad saw sebagai teladan atau panutan dalam kehidupan sehari-hari. Salah satunya yaitu menjalankan hidup dengan kesederhanaan. Hidup sederhana dapat berarti tidak berlebih-lebihan dalam segala hal serta melakukan penghematan untuk menyesuaikannya dengan kebutuhan. Allah swt berfirman: “…. makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.” (QS. Al-A’raf :31)

Maka kita dianjurkan untuk makan dan minum dengan seimbang, tidak terlalu banyak atau berlebihan. Sesungguhnya terlalu banyak makan bisa menyebabkan kegemukan. Dan menurut dunia kedokteran, banyak jenis penyakit yang akan hinggap jika seseorang mengalamai kegemukan. Rasulullah saw telah mengingatkan kita dalam haditsnya yaitu: “Akan muncul diantara mereka orang-orang yang gendut, karena banyak makan.” (HR. Bukhari dan Ahmad)

Dalam hadits lain, Rasulullah saw bersabda:” Tidaklah seorang anak Adam dapat memenuhi suatu wadah dengan kejelekan kecuali perutnya. Cukuplah bagi anak Adam suapan makanan yang membuat tulang punggungnya tegak. Jika tidak dapat mengalahkan nafsunya, maka sebaiknya ia mengisi seprtiga untuk makanannya, sepertiga untuk minumnya, dan sepertiga untuk nafasnya.” (HR. Ahmad, Tirmdzi, dan Ibnu Majah).

Untuk itu sebisa mungkin kita selalu memperhatikan dan mengatur makanan dan minuman yang kita konsumsi. Sebisa mungkin menjaga kualitas dan kuantitas makanan demi menghindari kegemukan. Makan dan minum sesuai dengan kebutuhan, antara lain mengandung protein, vitamin dan zat-zat penting lainnya yang dibutuhkan tubuh. Selain itu, hendaknya membeli makanan dan minuman dengan hargayang terjangkau oleh daya beli kita dan tidak membahayakan tubuh apalagi haram. Selain itu, agar tidak berlebih-lebihan dalam makan dan minum, dianjurkan untuk menghilangkan sifat rakus atau serakah.

Sikap berlebih-lebihan juga dapat terjadi pada gaya hidup lainnya yaitu pemborosan dalam berbelanja sehingga menumpuk barang-barang yang tidak penting. Jika dilihat dari gaya hidup kebanyakan orang pada saat ini yaitu mereka tidak pernah merasa puas atas apa yang telah mereka miliki. Sikap seperti ini seolah-olah mereka hanya mementingkan duniawi saja, padahal kehidupan di akhirat lebih hakiki. Sebagaimana firman Allah swt:

“Dan tidaklah kehidupan di dunia ini melainkan sendau gurau dan permainan. Dan sesungguhnya rumah di akhirat itulah kehidupan yang hakiki, seandainya mereka mengetahui.” (QS. Al-Ankabut :55)

“Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-bangga tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.” (QS. Al-Hadid: 20)

Untuk menghindari pemborosan, maka hendaknya membeli barang sesuai kebutuhan dan dipikirkan terlebih dahulu kegunaan serta manfaatnya. Gaya hidup yang berlebihan harus diatasi dengan cara penghematan dalam segala hal, meski itu merupakan hal sederhana yang sering kita lakukan. Misalnya tidak boros dalam menggunakan air, menghemat energi listrik, tidak membuang-buang makanan, dan sebagainya.

MEMBIASAKAN HIDUP BERSIH



prilaku hidup bersih dan sehat


Prilaku hidup bersih dan sehat – rasulullah adalah contoh bagi seluruh umat, tentu bagi masyarakat yang muslim tidaklah heran dengan ini yup, semua hal nabi muhammad mencontohkan kepada kita umatnya termasuk dalam kesehatan. Lalu bagaimana sih prilaku hidup bersih dan sehat yang di ajarkan rasulullah itu. Tentu nabi muhammad sudah memberikan nasehatnya dalam berbagai hal, termasuk tertuang di dalam hadist hadist yang beliau ucapkan nah berikut kita bahas di bawah ini Hidup sehat ala rasulullah

Rasulullah pernah bersabda dala haditsnya yang berbunyi sebagai berikut:
Makanlah engkau ketika lapar
Dan berhentilah makan sebelum kenyang


prilaku hidup sehat dan bersihArtinya bahwa rasulullah mengajarkan kepada kita agar tidaklah berlebih lebihan dalam mengkonsumsi makanan, bukan hanya akan membuat perut kita sakit namun di balik itu semua kita telah di ajarkan untuk tidak mengkonsumsi banyak makanan setelah perut kita terisi.

Misalnya kita sering sekali mengkonsumsi makanan siap saji, seperti snack, keripik kentang, kerupuk yang di buat secara instan, dan makanan yang banyak mengandung lemak. Dan umumnya hal tersebut kita lakukan setelah makan siang, atau setelah makan malam. Mulut kita tetap saja bergoyang mengkonsumsi makanan ringan yang kita tidak tahu apa dampak dari makanan tersebut dalam jangka panjang. Namun rasulullah juga mengajarkan kepada umatnya agar hidup sehat sebagai berikut:

* Menjaga kebersihan seperti menjaga kebersihan tubuh, lingkungan, pakaian, tepat tinggal (semuanya)
* Bangun saat pagi hari lebih tepatnya saat subuh
* Melakukan olahraga rasulullah mencontohkan berlari dan berjalan kaki
* Istirahat yang cukup, misalnya tidur saat malam datang dan tidur siang sejenak setelah makan
* Makan secukupnya, makan ketika lapar dan berhenti sebelum kenyang


Apa sih prilaku hidup bersih dan sehat itu

hidup bersih dan sehat adalah tindakan yang di lakukan secara sadar dan di pahami bahwa yang di lakukan akan sangat baik bagi lingkungan yang mampu menolong diri sendiri keluarga, teman, sahabat dan berperan aktif dalam hal sosialisasi. Dan tidak ada rugi ruginya hidup sehat, di antaranya berikut ini manfaat hidup bersih dan sehat:

Beberapa perilaku hidup bersih adalah:

- Mandi,
- Mencuci baju,
- Menggosok gigi,
- Mencuci tangan sebelum makan,
- Mencuci kemaluan setelah buang air,
- Merapikan kelas,
- Menyapu kamar, dll


Tujuan hidup bersih adalah:

1. Agar badan sehat
2. Agar terhindar dari kuman dan bakteri
3. Agar terhindar dari penyakit
4. Agar tidak bau
5. Dll


Akibat hidup kotor adalah:

6. Badan menjadi sakit
7. Dijangkiti kuman dan bakteri
8. Akan terkena penyakit
9. Menjadi bau
10. Dll

MEMAHAMI SURAT PENDEK (grade 1)


Surat Al Fatihah

Berikut ini adalah Surat Al Fatehah serta terjemahannya. Disertai pula penjelasan singkat.

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ (١)
الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ (٢)
الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ (٣)
مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ (٤)
إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ (٥)
اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ (٦)
صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلا الضَّالِّينَ (٧)


1. dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang[1].
2. segala puji[2] bagi Allah, Tuhan semesta alam[3].
3. Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
4. yang menguasai[4] di hari Pembalasan[5].
5. hanya Engkaulah yang Kami sembah[6], dan hanya kepada Engkaulah Kami meminta pertolongan[7].
6. Tunjukilah[8] Kami jalan yang lurus,
7. (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.[9]


Penjelasan:
[1] Maksudnya: saya memulai membaca al-Fatihah ini dengan menyebut nama Allah.
Setiap pekerjaan yang baik, hendaknya dimulai dengan menyebut asma Allah, seperti makan, minum, menyembelih hewan dan sebagainya. Allah ialah nama zat yang Maha Suci, yang berhak disembah dengan sebenar-benarnya, yang tidak membutuhkan makhluk-Nya, tapi makhluk yang membutuhkan-Nya. Ar Rahmaan (Maha Pemurah): salah satu nama Allah yang memberi pengertian bahwa Allah melimpahkan karunia-Nya kepada makhluk-Nya, sedang Ar Rahiim (Maha Penyayang) memberi pengertian bahwa Allah Senantiasa bersifat rahmah yang menyebabkan Dia selalu melimpahkan rahmat-Nya kepada makhluk-Nya.

[2] Alhamdu (segala puji). memuji orang adalah karena perbuatannya yang baik yang dikerjakannya dengan kemauan sendiri. Maka memuji Allah berrati: menyanjung-Nya karena perbuatannya yang baik. lain halnya dengan syukur yang berarti: mengakui keutamaan seseorang terhadap nikmat yang diberikannya. kita menghadapkan segala puji bagi Allah ialah karena Allah sumber dari segala kebaikan yang patut dipuji.

[3] Rabb (tuhan) berarti: Tuhan yang ditaati yang Memiliki, mendidik dan Memelihara. Lafal Rabb tidak dapat dipakai selain untuk Tuhan, kecuali kalau ada sambungannya, seperti rabbul bait (tuan rumah). 'Alamiin (semesta alam): semua yang diciptakan Tuhan yang terdiri dari berbagai jenis dan macam, seperti: alam manusia, alam hewan, alam tumbuh-tumbuhan, benda-benda mati dan sebagainya. Allah Pencipta semua alam-alam itu.

[4] Maalik (yang menguasai) dengan memanjangkan mim,ia berarti: pemilik. dapat pula dibaca dengan Malik (dengan memendekkan mim), artinya: Raja.

[5] Yaumiddin (hari Pembalasan): hari yang diwaktu itu masing-masing manusia menerima pembalasan amalannya yang baik maupun yang buruk. Yaumiddin disebut juga yaumulqiyaamah, yaumulhisaab, yaumuljazaa' dan sebagainya.

[6] Na'budu diambil dari kata 'ibaadat: kepatuhan dan ketundukkan yang ditimbulkan oleh perasaan terhadap kebesaran Allah, sebagai Tuhan yang disembah, karena berkeyakinan bahwa Allah mempunyai kekuasaan yang mutlak terhadapnya.

[7] Nasta'iin (minta pertolongan), terambil dari kata isti'aanah: mengharapkan bantuan untuk dapat menyelesaikan suatu pekerjaan yang tidak sanggup dikerjakan dengan tenaga sendiri.

[8] Ihdina (tunjukilah kami), dari kata hidayaat: memberi petunjuk ke suatu jalan yang benar. yang dimaksud dengan ayat ini bukan sekedar memberi hidayah saja, tetapi juga memberi taufik.

[9] Yang dimaksud dengan mereka yang dimurkai dan mereka yang sesat ialah semua golongan yang menyimpang dari ajaran Islam.



Surat An-Nās (Manusia)

Artinya:

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
1. قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ
2. مَلِكِ النَّاسِ
3. إِلَهِ النَّاسِ
4. مِن شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِ
5. الَّذِي يُوَسْوِسُ فِي صُدُورِ النَّاسِ 6. مِنَ الْجِنَّةِ وَ النَّاسِ

Artinya
1. Katakanlah: "Aku berlindung kepada Tuhan (yang memelihara dan menguasai) manusia.
2. Raja manusia.
3. Sembahan manusia.
4. Dari kejahatan (bisikan) setan yang biasa bersembunyi,
5. yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia.
6. Dari (golongan) jin dan manusia.

Salah satu pelajaran penting dari surat an-nas adalah hendaklah kita:
# meminta perlindungan kepada Allah (Sebab Allah itu rajanya dan Tuhannya manusia)
# mengucapkan “auszubillahi minas-syaithanir rajim) untuk berlindung kepada Allah dari gangguan syetan.
Syetan itu selalu mengganggu manusia
Syetan itu selalu menyebabkan manusia was-was / ragu-ragu
Syetan itu bisa berwujud jin dan manusia


Surat An-Falaq (Subuh)


بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
1. قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ
2. مِن شَرِّ مَا خَلَقَ
3. وَمِن شَرِّ غَاسِقٍ إِذَا وَقَبَ
4. وَمِن شَرِّ النَّفَّاثَاتِ فِي الْعُقَدِ 5. وَمِن شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ

Artinya:

Arti atau terjemahan surat yang tercantum dalam Al-Quran yaitu surat Al-Falaq ayat 1-5
1) Katakanlah, Aku berlindung kepada Tuhan yang menguasai subuh,
2) Dari kejahatan makhluk-Nya,
3) Dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita,
4) Dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang mengembus pada buhul-buhul (biasanya tukang-tukang sihir dalam melakukan sihirnya membikin buhul-buhulnya dari tali, lalu membacakan jampi-jampi dengan mengembus,embuskan nafasnya ke buhul tersebut),
5) Dan dari kejahatan orang yang dengki apabila ia dengki.


Pelajaran penting dari surat al-Falaq:

1. Wajib hanya meminta perlindungan kepada Allah semata dari semua hal yang membahayakan, khususnya dari kegelapan, sihir dan pelakunya, hasad dan pelakunya karena besarnya keburukan tersebut
2. Surat ini banyak keutamaannya dan sangat berguna sekali, terutama di dalam mengobati sakit, ‘ain (semacam hipnotis) dan sihir
3. Larangan berbuat hasad (iri hati) dan bahwa ia merupakan sifat yang tercela


Surat Al Ikhlas


بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡمِ
1. قُلۡ هُوَ اللّٰہُ اَحَدٌ
2. اَللّٰہُ الصَّمَدُ
3. لَمۡ یَلِدۡۙ وَ لَمۡ یُوۡلَدۡ
4. وَ لَمۡ یَکُنۡ لَّهّ کُفُوًا اَحَدٌ

Surat ini terdiri atas 4 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah, diturunkan sesudah sesudah surat An Naas. Dinamakan Al Ikhlas karena surat ini sepenuhnya menegaskan kemurnian keesaan Allah s.w.t.
Artinya:
1. Katakanlah: "Dia-lah Allah, yang Maha Esa.
2. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu.
3. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan,
4. dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia."

Pokok-pokok isinya:

Penegasan tentang kemurnian keesaan Allah s.w.t. dan menolak segala macam kemusyrikan dan menerangkan bahwa tidak ada sesuatu yang menyamai-Nya.

Keutamaan Surat al-ikhlas, al-falaq, dan an-nas

Aisyah menerangkan: bahwa Rasulullah s.a.w. pada setiap malam apabila hendak tidur, Beliau membaca Surah Al-Ikhlas, Surah Al-Falaq dan Surah An-Nas, ditiupkan pada kedua telapak tangan kemudian disapukan ke seluruh tubuh dan kepala.
Sayyidiah' Ali r.a. menerangkan: pernah Rasulullah s.a.w. digigit kala, kemudian Beliau mengambil air garam. Dibacakan Surah Al-Falaq dan Surah An-Nas laludisapukan pada anggota badan yang digigit kala tadi.
'Uqbah bin' Amir menerangkan, ketika saya sesat jalan dalm suatu perjalanan bersama dengan Rasulullah s.a.w., Beliau membaca Surah Al-Falaq dan Surah An-Nas dan akupun disuruh Beliau juga untuk membacanya.
Barang siapa terkena penyakit karena perbuatan syaitan atau manusia, hendaklah membaca Surah Al-Falaq dan Surah An-Nas sebanyak 41 kali selama 3 hari, 5 hari atau 7 hari berturuh-turut.
Barang siapa yang takut akan godaan syaitan atau manusia atau takut dalam kegelapan malam, atau takut kejahatan manusia, bacalah Surah Al-Falaq dan Surah An-Nas sebanyak 100 kali.

(SUMBER: Silsilah Manaahij Dawraat asy-Syar’iyyah- fi`ah an-Naasyi`ah- at-Tafsiir karya Dr.Ibrahim bin Sulaiman al-Huwaimil, h.57-59).


SURAT AL-MAUN
(Barang yang berguna)
Surat ini dinamakan surat Makkiyah

بِِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
أَرَأَيْتَ الَّذِي يُكَذِّبُ بِالدِّينِ
فَذَلِكَ الَّذِي يَدُعُّ الْيَتِيمَ
وَلَا يَحُضُّ عَلَى طَعَامِ الْمِسْكِينِ
فَوَيْلٌ لِّلْمُصَلِّينَ
الَّذِينَ هُمْ عَن صَلَاتِهِمْ سَاهُونَ
الَّذِينَ هُمْ يُرَاؤُون
وَيَمْنَعُونَ الْمَاعُونَ

1. Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama?
2. Itulah orang yang menghardik anak yatim,
3. Dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin.
4. Maka celakalah bagi orang-orang yang shalat,
5. (yaitu) orang-orang yang lalai shalatnya,
6. Orang-orang yang berbuat riya (ingin dilihat orang)
7. Dan enggan berbagi barang berguna.

Isi kandungan surat al-Maun:
• Tentang orang yang mendustakan agama, yaitu:
- Orang yang menghardik anak yatim
- Orang yang menghalangi orang lain berbagi dengan orang miskin
- Orang yang enggan berbagi dengan orang yang membutuhkan

• Tentang orang yang shalat tapi masih celaka, yaitu:
- Orang yang shalatnya riya’ (ingin dilihat orang, bukan Allah).
- Orang yang shalat tapi lalai (tidak khusyu’) atau tidak berbuat yang shalih.

Pesan moral:
- Kita harus sayang kepada anak yatim
- Kita harus gemar memberikan sesuatu yang berguna kepada orang lain
- Dan kita tidak boleh menghalangi orang lain berbuat baik


SURAT AN-NASHR
(Pertolongan Allah)
Surat ini dinamakan surat Madaniyah

بِِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
إِذَا جَاءَ نَصْرُ اللَّهِ وَالْفَتْحُ
وَرَأَيْتَ النَّاسَ يَدْخُلُونَ فِي دِينِ اللَّهِ أَفْوَاجًا
فَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ وَاسْتَغْفِرْهُ إِنَّهُ كَانَ تَوَّابًا

1. Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan,
2. Dan kamu lihat manusia masuk agama Allah dengan berbondong-bondong,
3. Maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampun kepada-Nya. Sesungguhnya dia adalah Maha Penerima taubat.

Isi kandungan surat an-Nashr adalah:
• Jika Allah berkehendak memberikan pertolongan-Nya, pasti semua orang masuk islam dengan berduyun-duyun
• Kewajiban kita adalah bertasbih dan beristighfar
• Allah pasti mengampuni dosa hamba-Nya

Pesan Moral:
- Kita seharusnya menjaga keislaman kita
- Kita hendaknya rajin berdzikir
- Kita harus senantiasa memohon ampun kepada Allah


SURAT AL-QURAISY
(Orang-orang kafir Quraisy)
Surat ini dinamakan surat Makkiyah

بِِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
لِإِيلَافِ قُرَيْشٍ
إِيلَافِهِمْ رِحْلَةَ الشِّتَاءِ وَالصَّيْفِ
فَلْيَعْبُدُوا رَبَّ هَذَا الْبَيْتِ
الَّذِي أَطْعَمَهُمْ مِنْ جُوعٍ وَآمَنَهُمْ مِنْ خَوْفٍ

1. Karena kebiasaan orang-orang Quraisy,
2. (yaitu) kebiasaan mereka bepergian pada musim dingin dan musim panas.
3. Maka hendaklah mereka menyembah Tuhan Pemilik rumah ini (Ka'bah).
4. Yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari ketakutan.

Isi kandungan surat al-Quraisy:
• Orang kafir Quraisy memiliki kebiasaan bepergian pada musim dingin dan musim panas
• Tapi Allah senantiasa menghilangkan rasa lapar dan menentramkan kita dari rasa takut
• Oleh karena itu, Kita harus senantiasa menyembah Tuhan yang memiliki dan menguasai Ka’bah, yaitu Allah Swt.


Pesan moral:
- Kita harus selalu menjaga iman karena Allah Lah yang selalu memberikan rizki kepada kita.


SURAT AL-KAUTSAR
(Nikmat yang banyak)
Surat ini dinamakan surat Makkiyah

بِِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ
فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ
إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْأَبْتَرُ

1. Sesungguhnya kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak.
2. Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berkorbanlah.
3. Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu dialah yang terputus.

Pesan moral:
- Kita harus rajin shalat
- Kita harus rajin berkurban (bersedekah)

Thaharah dasar (Grade 1)

PENGENALAN THAHARAH Bag. 01 of 06

Pengertian thaharah dan alat-alat dan cara bersuci

Pengertian Thaharah

Pengertian thaharah adalah membersihkan atau mensucikan diri dari kotoran, hadas dan najis. Baik hadas kecil maupun besar.

Allah swt. berfirman dalam surat al-Baqarah:222
 إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ التَّوَّابِينَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِينَ
"Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang taubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri".

Macam–macam Hadats:

1. Hadats kecil. Kita bisa bersuci dari hadats kecil dengan wudhu atau tayamum.
Hal–hal yang menyebabkan seseorang berhadats kecil ialah :
a. Karena keluar sesuatu dari dua lubang yaitu qubul dan dubur
b. Karena hilang akalnya disebabkan mabuk, gila atau sebab lain seperti tidur
c. Karena persentuhan antara kulit laki–laki dan perempuan yang bukan mahramnya tanpa batas yang menghalanginya Karena menyentuh kemaluan.

2. Hadats besar. Kita harus bersuci dari hadats besar dengan mandi wajib.
Hal–hal yang menyebabkan seseorang berhadats besar ialah :
a. Bersetubuh baik keluar mani ataupun tidak
b. Keluar mani, baik karena bermimpi atu sebab lain
c. Meninggal dunia
d. Haid, nifas dan wiladah

Najis (Najasah) menurut bahasa artinya adalah kotoran. Dan menurut Syara’ artinya adalah sesuatu yang bisa mempengaruhi Sahnya Sholat. Seperti air kencing dan najis-najis lain sebagainya.

Macam–macam najis dibagi 3:

1. Najis mughallazhah ( مُــخـــلَّــــظَـــةَ ) (berat/besar), yaitu najis yang disebabkan sentuhan atau jilatan anjing dan babi. Cara menyucikannya ialah dibasuh 7x dengan air dan salah satunya dengan tanah. Sabda Rasul :

طَــهُوْرُ إِ نَّـاءِ أَحَـدِكُـمْ إِذَاوَ لَــغَ فِــيْـهِ الْـكَــلْبُ أَنْ يــَـغْـسِـلَــهُ سَــبْـعَ مَـرَّ اتٍ أَوْ لاَ هُنَّ أَوْ أُخْـرَ ا هُنَّ بِـا لـتُّــرَ ابٍ

"Sucinya tempat (perkakas) mu apabila telah dijilat oleh Anjing, adalah dengan mencucikan tujuh kali. Permulaan atau penghabisan diantara pencucian itu (harus) dicuci dengan air yang bercampur dengan Tanah”. (H.R. At-Tumudzy)

2. Najis mukhaffafah (ringan), yaitu najis air seni anak laki–laki yang belum makan atau minum apa–apa selain ASI. Cara menyucikannya dipercikkan air sedangkan air seni anak perempuan harus dibasuh dengan air yang mengalir hingga hilang zat atau sifatnya. Kita perhatikan Hadits dibawah ini :

يُــغْسِـلُ مِنْ بَــوْ لِ الْـجَار يَــةِ ، وَ يُـرَ شُ مِنْ بَــوْ لِ الْـغُــلاَ مِ

“Siapa yang terkena air kencing anak perempuan, harus dicuci. Jika terkena air kencing anak laki-laki, cukuplah dengan memercikkan air". (H.R. Abu Daud dan An-Nasa’iy)

3. Najis mutawassithah ( مُـــتــــوَ سِّــطَــــةْ )(pertengahan), yaitu najis yang ditimbulkan dari air kencing, kotoran manusia, darah,dan nanah. Cara menyucikkannya dibasuh dengan air di tempat yang terkena najis sampai hilang warna, rasa, dan baunya.

Najis Yang dapat di Ma’afkan. Antara lain :

1. Bangkai Hewan yang darahnya tidak mengalir. Seperti nyamuk, kutu busuk, dll.
2. Najis yang sedikit sekali.
3. Nanah atau darah dari Kudis atau Bisul kita sendiri.
4. Debu yang terbang membawa serta najis dan lain-lain yang sukar dihindarkan.

Macam-macam alat bersuci antara lain adalah:
1) Air (air laut, air hujan, air embun, air sumur, air sungai, air es, air sumber)
2) Debu
3) Batu / kerikil

Cara bersuci antara lain adalah:
1) Mandi dan wudhu (dengan menggunakan air)
2) Tayammum (dengan menggunakan debu)