MENGUBAH DUNIA
DENGAN MENGUBAH DIRIKU
Sufi Bayazid bercerita tentang dirinya seperti berikut ini:
"Waktu aku masih muda, aku ini revolusioner, enerjik, visioner; dan aku selalu berdoa:
"Tuhan, berilah aku kekuatan untuk mengubah dunia!"
"Ketika aku sudah separuh baya dan sadar bahwa setengah hidupku sudah lewat tanpa mengubah satu orang pun, aku mengubah doaku menjadi:
"Tuhan, berilah aku rahmat untuk mengubah semua orang yang berhubungan denganku: keluarga dan kawan-kawanku, dan aku akan merasa puas."
"Sekarang ketika aku sudah menjadi tua dan saat kematianku sudah dekat, aku mulai melihat betapa bodohnya aku. Doaku satu-satunya sekarang adalah:
"Tuhan, berilah aku rahmat untuk mengubah diriku sendiri." Seandainya sejak semula aku berdoa begitu, maka aku tidak begitu menyia-nyiakan hidupku!'
*** Banyak orang yang ingin membuat perubahan besar dalam kehidupan manusia, namun jarang yang berpikir bagaimana mengubah dirinya sendiri. Jika setiap orang bisa merubah dirinya sendiri menjadi yang terbaik maka seluruh manusia akan mengalami perubahan besar ***
***Sesuatu yang besar berawal dari yang kecil, demikian pula perubahan besar berawal dari perubahan kecil ***
Sabtu, 27 Desember 2008
Kenapa kita harus Islam
BEBERAPA ALASAN KENAPA KITA HARUS ISLAM;
• Al-Islam adalah agama Allah
Seluruh nabi dan orang-orang utusan Allah membawa Al-Islam. Islam merupakan agama yang diturunkan oleh Allah melalui utusan-Nya.
• Rohmatan Lil’alamin (Rahmat bagi seluruh Alam)
Kata Islam berasal dari kata salima yang artinya selamat, damai, atau sejahtera. Islam juga bisa diartikan dengan tunduk atau pasrah. Kedua makna tersebut memiliki hubungan yang sangat erat. Seseorang yang ingin selamat, damai dan sejahtera di dunia maupun di akherat, ia harus tunduk patuh dan taat kepada aturan Allah, sebab Allah tidak akan membuat aturan yang justru akan membuat manusia sengsara dan merana.
Misalkan saja, Islam mengajarkan sikap kasih sayang terhadap binatang, tumbuhan dan sesama manusia, ataupun terhadap alam semesta. Sebaliknya Islam melarang manusia untuk melakukan sikap yang dapat membuat dirinya sendiri, orang lain, binatang, tumbuhan atau alam rusak atau sia-sia, misalnya islam melarang manusia untuk buang air kecil ke lubang yang ada dalam tanah, ini adalah suatu penghormatan islam terhadap makhluk lain yang mungkin ada dilubang itu. Islam mengajarkan kita untuk bersikap bijak terhadap alam karena dari alamlah sebagian rizki Allah diberikan kepada manusia. Maka dari itulah islam menyebut dirinya Rohmatan Lil’alamin (rahmat bagi seluruh alam) karena memang mengajar kepada para pemeluknya tentang sikap santun terhadap alam.
• Semua yang kita kerjakan adalah ibadah
Inilah nilai lebih dari Al-Islam, semua yang kita kerjakan bahkan tidurpun adalah ibadah dalam islam. Satu contoh sederhana, bahwa sekecil dan seremeh apapun tindakan kita akan ternilai sebagai ibadah, asalkan diniatkan untuk mengabdikan diri kepada Allah (bismillah); memberikan sedekah kepada orang lain adalah ibadah, mengucapkan kata-kata baik adalah sedekah, menyingkirkan batu atau paku dari jalan adalah sedekah, bahkan tersenyum tulus kepada orang lain adalah ibadah.
• Agama sosial
Islam adalah agama yang mengajarkan pemeluknya bagaimana menata hidup dan kehidupannya. Islam bukan hanya untuk sebagian orang. Islam bisa dipakai oleh seluruh manusia. Bahkan al-Quran (sumber utama al-Islam) adalah untuk seluruh manusia. Islam sangat menghargai perbedaan bahkan islam sangat menghormati pemeluk agama lain. Ini dibuktikan dengan sabda Rasulullah “Barang siapa menyakiti orang kafir yang hendak hidup damai bersama orang-orang muslim maka ia menyakitiku”(Kurang lebih demikian hadisnya). Ini adalah nilai yang sangat tinggi yang dijunjung islam dalam sosialisasinya bahkan penghormatan yang tertinggi diberikan kepada siapa yang ingin berdamai dan bersosialisasi dengan para pemeluknya.
Prinsip Islam dalam hal hidup bersosial, kalau boleh saya ibaratkan adalah seperti prinsip kehidupan lebah, meskipun analogi ini tidak sepadan dengan kandungan dalam Islam. Lebah memakan dari yang baik, menebarkan kebaikan dan memberi manfaat bagi seluruh alam. Tapi jangan pernah mengusik lebah, karena ia tidak akan mengusik jika tidak diusik. Namun bila lebah diusik maka mereka akan mati-mati dan dengan segenap nyawa dan tenaga akan melawan hingga kedamaian itu kembali tercipta.
• Agama keselamatan
Islam merupakan agama keselamatan yang tiap pemeluknya dijamin akan selamat baik di dunia terlebih lagi di akherat dengan syarat menjalankan islam secara menyeluruh dan bersungguh-sungguh. Islam menjamin setiap pemeluknya masuk syurga selama tidak menduakan Allah (syirik). Karena syirik adalah dosa terbesar yang tiada dapat tertebus kecuali dengan taubatan nashuha yaitu tobat dengan seluruh jiwa dan raga yang berarti tidak akan mendekati dan melakukan hal yang demikian lagi.
Tapi mungkinkah pemeluk islam masuk neraka?
Seorang muslim yang benar-benar telah ber-islam, pasti telah beriman. Apabila iman (nilainya) telah masuk ke dalam kalbunya, maka ibarat ruangan, kalbunya telah dipenuhi dengan cahaya terang, yaitu iman. Iman bagaikan cahaya, lawannya adalah dosa, yaitu kegelapan atau kotoran yang menghalangi dan menutupi cahaya. Surga merupakan perwakilan dari iman atau cahaya dan neraka merupakan perwakilan dari dosa dan kegelapan. Mengingat bahwa dalam diri manusia terdapat titisan Ruh Rabb—yang merupakan cahaya kebenaran—maka tempat kembalinya manusia adalah Surga. Maka jika cahaya dalam dirinya terkikis oleh kegelapan, maka dia akan diletakkan ke dalam Neraka, agar kegelapan dalam dirinya mengendap dan tertinggal di sana—yaitu tempat asli kegelapan— kemudian dia diangkat dari neraka dengan cahaya yang terang kembali.
Allahu A’lam Bish-showab
• Al-Islam adalah agama Allah
Seluruh nabi dan orang-orang utusan Allah membawa Al-Islam. Islam merupakan agama yang diturunkan oleh Allah melalui utusan-Nya.
• Rohmatan Lil’alamin (Rahmat bagi seluruh Alam)
Kata Islam berasal dari kata salima yang artinya selamat, damai, atau sejahtera. Islam juga bisa diartikan dengan tunduk atau pasrah. Kedua makna tersebut memiliki hubungan yang sangat erat. Seseorang yang ingin selamat, damai dan sejahtera di dunia maupun di akherat, ia harus tunduk patuh dan taat kepada aturan Allah, sebab Allah tidak akan membuat aturan yang justru akan membuat manusia sengsara dan merana.
Misalkan saja, Islam mengajarkan sikap kasih sayang terhadap binatang, tumbuhan dan sesama manusia, ataupun terhadap alam semesta. Sebaliknya Islam melarang manusia untuk melakukan sikap yang dapat membuat dirinya sendiri, orang lain, binatang, tumbuhan atau alam rusak atau sia-sia, misalnya islam melarang manusia untuk buang air kecil ke lubang yang ada dalam tanah, ini adalah suatu penghormatan islam terhadap makhluk lain yang mungkin ada dilubang itu. Islam mengajarkan kita untuk bersikap bijak terhadap alam karena dari alamlah sebagian rizki Allah diberikan kepada manusia. Maka dari itulah islam menyebut dirinya Rohmatan Lil’alamin (rahmat bagi seluruh alam) karena memang mengajar kepada para pemeluknya tentang sikap santun terhadap alam.
• Semua yang kita kerjakan adalah ibadah
Inilah nilai lebih dari Al-Islam, semua yang kita kerjakan bahkan tidurpun adalah ibadah dalam islam. Satu contoh sederhana, bahwa sekecil dan seremeh apapun tindakan kita akan ternilai sebagai ibadah, asalkan diniatkan untuk mengabdikan diri kepada Allah (bismillah); memberikan sedekah kepada orang lain adalah ibadah, mengucapkan kata-kata baik adalah sedekah, menyingkirkan batu atau paku dari jalan adalah sedekah, bahkan tersenyum tulus kepada orang lain adalah ibadah.
• Agama sosial
Islam adalah agama yang mengajarkan pemeluknya bagaimana menata hidup dan kehidupannya. Islam bukan hanya untuk sebagian orang. Islam bisa dipakai oleh seluruh manusia. Bahkan al-Quran (sumber utama al-Islam) adalah untuk seluruh manusia. Islam sangat menghargai perbedaan bahkan islam sangat menghormati pemeluk agama lain. Ini dibuktikan dengan sabda Rasulullah “Barang siapa menyakiti orang kafir yang hendak hidup damai bersama orang-orang muslim maka ia menyakitiku”(Kurang lebih demikian hadisnya). Ini adalah nilai yang sangat tinggi yang dijunjung islam dalam sosialisasinya bahkan penghormatan yang tertinggi diberikan kepada siapa yang ingin berdamai dan bersosialisasi dengan para pemeluknya.
Prinsip Islam dalam hal hidup bersosial, kalau boleh saya ibaratkan adalah seperti prinsip kehidupan lebah, meskipun analogi ini tidak sepadan dengan kandungan dalam Islam. Lebah memakan dari yang baik, menebarkan kebaikan dan memberi manfaat bagi seluruh alam. Tapi jangan pernah mengusik lebah, karena ia tidak akan mengusik jika tidak diusik. Namun bila lebah diusik maka mereka akan mati-mati dan dengan segenap nyawa dan tenaga akan melawan hingga kedamaian itu kembali tercipta.
• Agama keselamatan
Islam merupakan agama keselamatan yang tiap pemeluknya dijamin akan selamat baik di dunia terlebih lagi di akherat dengan syarat menjalankan islam secara menyeluruh dan bersungguh-sungguh. Islam menjamin setiap pemeluknya masuk syurga selama tidak menduakan Allah (syirik). Karena syirik adalah dosa terbesar yang tiada dapat tertebus kecuali dengan taubatan nashuha yaitu tobat dengan seluruh jiwa dan raga yang berarti tidak akan mendekati dan melakukan hal yang demikian lagi.
Tapi mungkinkah pemeluk islam masuk neraka?
Seorang muslim yang benar-benar telah ber-islam, pasti telah beriman. Apabila iman (nilainya) telah masuk ke dalam kalbunya, maka ibarat ruangan, kalbunya telah dipenuhi dengan cahaya terang, yaitu iman. Iman bagaikan cahaya, lawannya adalah dosa, yaitu kegelapan atau kotoran yang menghalangi dan menutupi cahaya. Surga merupakan perwakilan dari iman atau cahaya dan neraka merupakan perwakilan dari dosa dan kegelapan. Mengingat bahwa dalam diri manusia terdapat titisan Ruh Rabb—yang merupakan cahaya kebenaran—maka tempat kembalinya manusia adalah Surga. Maka jika cahaya dalam dirinya terkikis oleh kegelapan, maka dia akan diletakkan ke dalam Neraka, agar kegelapan dalam dirinya mengendap dan tertinggal di sana—yaitu tempat asli kegelapan— kemudian dia diangkat dari neraka dengan cahaya yang terang kembali.
Allahu A’lam Bish-showab
Selasa, 02 Desember 2008
Kisah Nabi Shaleh a.s.
KISAH NABI SHALEH A.S.
Tsamud adalah nama suatu suku yang oleh sementara ahli sejarah dimasukkan bagian dari bangsa Arab dan ada pula yang menggolongkan mereka ke dalam bangsa Yahudi. Mereka bertempat tinggal di suatu dataran bernama ” Alhijir ” terletak antara Hijaz dan Syam yang dahulunya termasuk jajahan dan dikuasai suku Aad yang telah habis binasa disapu angin taufan yang di kirim oleh Allah sebagai pembalasan atas pembangkangan dan pengingkaran mereka terhadap dakwah dan risalah Nabi Hud A.S.
Kaum Tsamud tidak mengenal Tuhan. Tuhan Mereka adalah berhala-berhala yang mereka sembah dan puja, mereka minta perlindungan dari segala musibah dan mengharapkan kebaikan serta kebahagiaan.
Nabi Saleh Berdakwah Kepada Kaum Tsamud
Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang tidak akan membiarkan ummat-Nya berada dalam kegelapan. Maka diutuslah seorang nabi untuk memberi penerangan dan memimpin mereka keluar dari jalan yang sesat menuju jalan yang benar. Beliau adalah Nabi Saleh yang berasal dari suku mereka sendiri, dari keluarga yang terpandang dan dihormati oleh kaumnya, terkenal tangkas, cerdik pandai, rendah hati dan ramah-tamah dalam pergaulan.
Nabi Shaleh mengajak manusia untuk menyembah Tuhan Allah Yang Maha Esa. Tuhan yang telah mencipta mereka, menciptakan alam semesta dan seisinya untuk kebahagiaan hidup manusia.Tuhan Yang Esa itulah yang layak mereka sembah, bukan patung-patung berhala yang mereka pahat sendiri dari batu-batu gunung yang tidak bisa memberi sesuatu kepada mereka atau melindungi mereka dari ketakutan dan bahaya.
Nabi Shaleh memperingatkan mereka bahwa beliau adalah utusan Allah. Semua yang diajarkan dan didakwahkan kepada mereka adalah amanat Allah yang harus dia sampaikan kepada mereka untuk kebaikan mereka semasa hidup mereka dan sesudah mereka mati di akhirat kelak. Beliau menyuruh merkea agar segera meninggalkan berhala-berhala itu dan agar beriman kepada Allah Yang Maha Esa.
Kaum Shaleh tidak mau mendengar seruan dan dakwahnya dan mereka tidak mau meninggalkan sesembahan mereka dan nenek moyang mereka. Mereka tidak mempercayai ucapan Nabi Shaleh bahkan mereka meragukan kenabian beliau.
Nabi Saleh memperingatkan mereka agar jangan menentangnya dan agar mengikuti ajakannya beriman kepada Allah yang telah mengurniai mereka rezeki yang luas dan penghidupan yang sejahtera.
Kaum Tsamud tidak hanya menolak ajakan Nabi Shaleh, tapi mereka justru mengejek beliau sambil berkata:
“Engkau telah kerasukan setan dan terkena sihir.Engkau telah menjadi sinting dan gila. Akalmu sudah berubah dan fikiranmu sudah kacau sehingga engkau dengan tidak sedar telah mengeluarkan kata-kata ucapan yang tidak masuk akal dan mungkin engkau sendiri tidak memahaminya. Engkau mengaku bahwa engkau telah diutuskan oleh Tuhanmu sebagai nabi dan rasul-Nya. Apakah kelebihanmu daripada kami semua sehingga engkau dipilih menjadi rasul, padahal ada orang-orang di antara kami yang lebih patut dan lebih hebat untuk menjadi nabi atau rasul daripada engkau. Engkau hanya ingin menjadi pemimpin kami dengan mengarang-ngarang cerita sebagai utusan Tuhan. Berhentilah berdakwah, kami tidak akan mengikuti jalanmu dan meninggalkan jalan yang telah ditempuh oleh nenek moyang kami”.
Nabi Saleh menjawab: ” Aku telah berulang-ulang mengatakan kepadamu bahwa aku tidak mengharapkan sesuatu apapun daripadamu sebagai imbalan atas usahaku memberi tuntunan dan penerangan kepada kamu. Aku tidak mengharapkan upah atau mendambakan pangkat dan kedudukan bagi usahaku ini yang aku lakukan semata-mata atas perintah Allah, kelak yang aku harapkan adalah balasan dan pahala. Aku telah memperoleh bukti-bukti yang nyata atas kebenaran dakwahku.
Selanjutnya mereka menentang Nabi Shaleh dan meminta beliau untuk membuktikan kebenaran kenabiannya dengan suatu bukti mukjizat dalam bentuk benda atau kejadian luar biasa yang berada di luar kekuasaan manusia.
Allah Memberi Mukjizat Kepada Nabi Shaleh A.S.
Nabi Shaleh sadar bahwa tentangan kaumnya untuk menunjukkan bukti kenabian berupa mukjizat itu adalah bertujuan untuk menentang dan ingin mempermalukan beliau. Nabi Saleh pun menerima tentangan mereka dengan menuntut janji kepada mereka bila beliau berhasil mendatangkan mukjizat yang mereka minta, mereka akan meninggalkan berhala mereka dan akan mengikuti Nabi Shaleh dan beriman kepadanya. Merekapun berjanji untuk beriman jika benar-benar terbukti.
Selanjutnya Nabi Shaleh memohon kepada Allah agar memberinya suatu mukjizat untuk membuktikan kebenaran kenabiannya sekaligus mematahkan tantangan kaumnya yang masih keras kepala itu. Ia memohon dari Allah dengan kekuasaan-Nya menciptakan seekor unta betina dikeluarkannya dari tumpukan batu karang besar yang terdapat di sisi sebuah bukit yang mereka tunjuk. Sesaat kemudian, dengan izin Allah Yang Maha Kuasa, terbelahlah batu karang yang ditunjuk itu dan keluarlah seekor unta betina.
Dengan menunjuk kepada unta yang baru keluar dari perut batu besar itu berkatalah Nabi Saleh kepada mereka:”
“Inilah dia unta Allah, janganlah kamu ganggu dan biarkanlah ia mencari makanannya sendiri di atas bumi Allah ia mempunyai giliran untuk mendptkan air minum dan kamu mempunyai giliran untuk mendapatkan minum bagimu dan bagi ternakanmu juga dan ketahuilah bahwa Allah akan menurunkan azab-Nya bila kamu sampai mengganggu binatang ini.”
Dengan berhasilnya Nabi Saleh mendatangkan mukjizat yang mereka tuntut maka gagallah usaha para pemuka kaum Tsamud untuk menjatuhkan kehormatan & mempermalukan Nabi Shaleh bahkan sebaliknya telah menambah tebal kepercayaan para pengikutnya.
Unta Nabi Saleh Dibunuh
Pemuka kaum Tsamud menyiapkan rencana jahat untuk membunuh unta Nabi Shaleh. Pemuka Tsamud pun mengundang dua orang lelaki bernama Mushadda’ bin Muharrij dan Gudar bin Salif untuk melakukan pembunuhan dengan imbalan hadiah yang sangat banyak. Dengan bantuan tujuh orang lelaki, bersembunyilah kumpulan 9 orang itu di suatu tempat yang biasanya dilewati oleh unta Nabi Shaleh. Begitu unta itu lewat maka ditebaslah leher onta itu.
Setelah mereka berhasil membunuh onta itu, mereka berkata kepada Nabi Shaleh:
“Wahai Shaleh! Untamu telah amti dibunuh, cobabuktikan ancaman yang engkau janjikan dulu, jika engkau betul-betul termasuk orang-orang yang benar.”
Nabi Saleh menjawab:” Aku telah peringatkan kamu, bahwa Allah akan menurunkan azab-Nya atas kamu jika kamu mengganggu unta itu. Maka dengan terbunuhnya unta itu maka tunggulah engkau akan tibanya masa azab yang Allah talah janjikan dan telah aku sampaikan kepada kamu. Kamu telah menentang Allah dan terimalah kelak akibat tentanganmu. Janji Allah tidak akan meleset . Kamu boleh bersuka ria dan bersenang-senang selama tiga hari ini kemudian terimalah akibatnya. Demikianlah kehendak Allah dan taqdir-Nya yang tidak dapat ditunda atau dihalang.”
Turunnya Azab Allah Yang Dijanjikan
Nabi Shaleh memberitahu kaumnya bahwa azab yang akan Allah turunkan akan didahului dengan tanda-tanda. Mendengar ancaman azab yang diberitahukan oleh Nabi Saleh kepada kaumnya, kelompok sembilan orang yang membunuh unta berencana untuk membunuh Nabi Shaleh.Mereka mengadakan pertemuan rahsia dan bersumpah akan melaksanakan pembunuhan itu di waktu malam, di saat orang masih tidur nyenyak untuk menghindari tuntutan balas darah oleh keluarga Nabi Shaleh, jika identitas mereka diketahui. Rancangan mereka ini dirahsiakan sehingga tidak diketahui dan didengar oleh siapa pun kecuali kesembilan orang itu sendiri.
Ketika mereka datang ke tempat Nabi Shaleh bagi melaksanakan rancangan jahatnya di malam yang gelap-gulita dan sunyi-senyap tiba-tiba batu-batu berjatuhan menimpa kepala mereka yang tidak diketahui dari arah mana datangnya dan seketika mereka meninggal dunia. Demikianlah Allah telah melindingi rasul-Nya dari perbuatan jahat hamba-hamba-Nya yang kafir. Satu hari sebelum hari turunnya azab yang telah ditentukan itu, dengan izin Allah berangkatlah Nabi Shaleh bersama para mukminin pengikutnya menuju Ramlah, sebuah tempat di Palestina, meninggalkan Hijir dan penghuninya, kaum Tsamud habis binasa, ditimpa halilintar yang dahsyat beriringan dengan gempa bumi yang mengerikan.
Nabi Shaleh Wafat
Nabi Saleh dan orang-orang yang beriman bersamanya diselamatkan dari azab tersebut. Al-Alusi menceritakan orang yang selamat bersama Nabi Saleh sebanyak 120 orang, sementara yang binasa 5.000 orang. Beliau wafat di Nawahiyir Rimlah di Palestina.
Kisah Nabi Shaleh diceritakan oleh 72 ayat dalam 11 surah di antaranya: Surah Al-A’raf: 73-79, surah Hud: 61-68 dan surah Al-Qamar : 23-32.
Pelajaran Dari Kisah Nabi Shaleh A.S.
Pelajaran berharga yang dapat dipetik dari kisah Nabi Saleh ini ialah bahwa dosa dan perbuatan tercela/buruk yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dapat berakibat negatif bagi orang banyak.
Oleh karena itu kita harus melakukan amar makruf (memerintahkan dan melakukan yang baik) nahi mungkar (Mencegah dan menjauhi perbuatan buruk). Karena dengan melakukan tugas ini kedamaian dan kesejahteraan hidup akan terwujud.
Bersikap diam, pasif, atau cuek terhadap perbuatan jelek yang dilakukan orang lain di hadapan kita berarti kita setuju dengan perbuatan itu.
Nabi shaleh merupakan seorang Nabi yang penyayang, senang menolong orang lain dengan tulus tidak mengharapkan imbalan dari mereka. Beliau senantiasa mengajarkan dan mengajak kepada kebaikan dan kebenaran.
Sudahkah kita meniru dan mengidolakan Nabi Shaleh dan Nabi-nabi Allah lainnya?
Tsamud adalah nama suatu suku yang oleh sementara ahli sejarah dimasukkan bagian dari bangsa Arab dan ada pula yang menggolongkan mereka ke dalam bangsa Yahudi. Mereka bertempat tinggal di suatu dataran bernama ” Alhijir ” terletak antara Hijaz dan Syam yang dahulunya termasuk jajahan dan dikuasai suku Aad yang telah habis binasa disapu angin taufan yang di kirim oleh Allah sebagai pembalasan atas pembangkangan dan pengingkaran mereka terhadap dakwah dan risalah Nabi Hud A.S.
Kaum Tsamud tidak mengenal Tuhan. Tuhan Mereka adalah berhala-berhala yang mereka sembah dan puja, mereka minta perlindungan dari segala musibah dan mengharapkan kebaikan serta kebahagiaan.
Nabi Saleh Berdakwah Kepada Kaum Tsamud
Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang tidak akan membiarkan ummat-Nya berada dalam kegelapan. Maka diutuslah seorang nabi untuk memberi penerangan dan memimpin mereka keluar dari jalan yang sesat menuju jalan yang benar. Beliau adalah Nabi Saleh yang berasal dari suku mereka sendiri, dari keluarga yang terpandang dan dihormati oleh kaumnya, terkenal tangkas, cerdik pandai, rendah hati dan ramah-tamah dalam pergaulan.
Nabi Shaleh mengajak manusia untuk menyembah Tuhan Allah Yang Maha Esa. Tuhan yang telah mencipta mereka, menciptakan alam semesta dan seisinya untuk kebahagiaan hidup manusia.Tuhan Yang Esa itulah yang layak mereka sembah, bukan patung-patung berhala yang mereka pahat sendiri dari batu-batu gunung yang tidak bisa memberi sesuatu kepada mereka atau melindungi mereka dari ketakutan dan bahaya.
Nabi Shaleh memperingatkan mereka bahwa beliau adalah utusan Allah. Semua yang diajarkan dan didakwahkan kepada mereka adalah amanat Allah yang harus dia sampaikan kepada mereka untuk kebaikan mereka semasa hidup mereka dan sesudah mereka mati di akhirat kelak. Beliau menyuruh merkea agar segera meninggalkan berhala-berhala itu dan agar beriman kepada Allah Yang Maha Esa.
Kaum Shaleh tidak mau mendengar seruan dan dakwahnya dan mereka tidak mau meninggalkan sesembahan mereka dan nenek moyang mereka. Mereka tidak mempercayai ucapan Nabi Shaleh bahkan mereka meragukan kenabian beliau.
Nabi Saleh memperingatkan mereka agar jangan menentangnya dan agar mengikuti ajakannya beriman kepada Allah yang telah mengurniai mereka rezeki yang luas dan penghidupan yang sejahtera.
Kaum Tsamud tidak hanya menolak ajakan Nabi Shaleh, tapi mereka justru mengejek beliau sambil berkata:
“Engkau telah kerasukan setan dan terkena sihir.Engkau telah menjadi sinting dan gila. Akalmu sudah berubah dan fikiranmu sudah kacau sehingga engkau dengan tidak sedar telah mengeluarkan kata-kata ucapan yang tidak masuk akal dan mungkin engkau sendiri tidak memahaminya. Engkau mengaku bahwa engkau telah diutuskan oleh Tuhanmu sebagai nabi dan rasul-Nya. Apakah kelebihanmu daripada kami semua sehingga engkau dipilih menjadi rasul, padahal ada orang-orang di antara kami yang lebih patut dan lebih hebat untuk menjadi nabi atau rasul daripada engkau. Engkau hanya ingin menjadi pemimpin kami dengan mengarang-ngarang cerita sebagai utusan Tuhan. Berhentilah berdakwah, kami tidak akan mengikuti jalanmu dan meninggalkan jalan yang telah ditempuh oleh nenek moyang kami”.
Nabi Saleh menjawab: ” Aku telah berulang-ulang mengatakan kepadamu bahwa aku tidak mengharapkan sesuatu apapun daripadamu sebagai imbalan atas usahaku memberi tuntunan dan penerangan kepada kamu. Aku tidak mengharapkan upah atau mendambakan pangkat dan kedudukan bagi usahaku ini yang aku lakukan semata-mata atas perintah Allah, kelak yang aku harapkan adalah balasan dan pahala. Aku telah memperoleh bukti-bukti yang nyata atas kebenaran dakwahku.
Selanjutnya mereka menentang Nabi Shaleh dan meminta beliau untuk membuktikan kebenaran kenabiannya dengan suatu bukti mukjizat dalam bentuk benda atau kejadian luar biasa yang berada di luar kekuasaan manusia.
Allah Memberi Mukjizat Kepada Nabi Shaleh A.S.
Nabi Shaleh sadar bahwa tentangan kaumnya untuk menunjukkan bukti kenabian berupa mukjizat itu adalah bertujuan untuk menentang dan ingin mempermalukan beliau. Nabi Saleh pun menerima tentangan mereka dengan menuntut janji kepada mereka bila beliau berhasil mendatangkan mukjizat yang mereka minta, mereka akan meninggalkan berhala mereka dan akan mengikuti Nabi Shaleh dan beriman kepadanya. Merekapun berjanji untuk beriman jika benar-benar terbukti.
Selanjutnya Nabi Shaleh memohon kepada Allah agar memberinya suatu mukjizat untuk membuktikan kebenaran kenabiannya sekaligus mematahkan tantangan kaumnya yang masih keras kepala itu. Ia memohon dari Allah dengan kekuasaan-Nya menciptakan seekor unta betina dikeluarkannya dari tumpukan batu karang besar yang terdapat di sisi sebuah bukit yang mereka tunjuk. Sesaat kemudian, dengan izin Allah Yang Maha Kuasa, terbelahlah batu karang yang ditunjuk itu dan keluarlah seekor unta betina.
Dengan menunjuk kepada unta yang baru keluar dari perut batu besar itu berkatalah Nabi Saleh kepada mereka:”
“Inilah dia unta Allah, janganlah kamu ganggu dan biarkanlah ia mencari makanannya sendiri di atas bumi Allah ia mempunyai giliran untuk mendptkan air minum dan kamu mempunyai giliran untuk mendapatkan minum bagimu dan bagi ternakanmu juga dan ketahuilah bahwa Allah akan menurunkan azab-Nya bila kamu sampai mengganggu binatang ini.”
Dengan berhasilnya Nabi Saleh mendatangkan mukjizat yang mereka tuntut maka gagallah usaha para pemuka kaum Tsamud untuk menjatuhkan kehormatan & mempermalukan Nabi Shaleh bahkan sebaliknya telah menambah tebal kepercayaan para pengikutnya.
Unta Nabi Saleh Dibunuh
Pemuka kaum Tsamud menyiapkan rencana jahat untuk membunuh unta Nabi Shaleh. Pemuka Tsamud pun mengundang dua orang lelaki bernama Mushadda’ bin Muharrij dan Gudar bin Salif untuk melakukan pembunuhan dengan imbalan hadiah yang sangat banyak. Dengan bantuan tujuh orang lelaki, bersembunyilah kumpulan 9 orang itu di suatu tempat yang biasanya dilewati oleh unta Nabi Shaleh. Begitu unta itu lewat maka ditebaslah leher onta itu.
Setelah mereka berhasil membunuh onta itu, mereka berkata kepada Nabi Shaleh:
“Wahai Shaleh! Untamu telah amti dibunuh, cobabuktikan ancaman yang engkau janjikan dulu, jika engkau betul-betul termasuk orang-orang yang benar.”
Nabi Saleh menjawab:” Aku telah peringatkan kamu, bahwa Allah akan menurunkan azab-Nya atas kamu jika kamu mengganggu unta itu. Maka dengan terbunuhnya unta itu maka tunggulah engkau akan tibanya masa azab yang Allah talah janjikan dan telah aku sampaikan kepada kamu. Kamu telah menentang Allah dan terimalah kelak akibat tentanganmu. Janji Allah tidak akan meleset . Kamu boleh bersuka ria dan bersenang-senang selama tiga hari ini kemudian terimalah akibatnya. Demikianlah kehendak Allah dan taqdir-Nya yang tidak dapat ditunda atau dihalang.”
Turunnya Azab Allah Yang Dijanjikan
Nabi Shaleh memberitahu kaumnya bahwa azab yang akan Allah turunkan akan didahului dengan tanda-tanda. Mendengar ancaman azab yang diberitahukan oleh Nabi Saleh kepada kaumnya, kelompok sembilan orang yang membunuh unta berencana untuk membunuh Nabi Shaleh.Mereka mengadakan pertemuan rahsia dan bersumpah akan melaksanakan pembunuhan itu di waktu malam, di saat orang masih tidur nyenyak untuk menghindari tuntutan balas darah oleh keluarga Nabi Shaleh, jika identitas mereka diketahui. Rancangan mereka ini dirahsiakan sehingga tidak diketahui dan didengar oleh siapa pun kecuali kesembilan orang itu sendiri.
Ketika mereka datang ke tempat Nabi Shaleh bagi melaksanakan rancangan jahatnya di malam yang gelap-gulita dan sunyi-senyap tiba-tiba batu-batu berjatuhan menimpa kepala mereka yang tidak diketahui dari arah mana datangnya dan seketika mereka meninggal dunia. Demikianlah Allah telah melindingi rasul-Nya dari perbuatan jahat hamba-hamba-Nya yang kafir. Satu hari sebelum hari turunnya azab yang telah ditentukan itu, dengan izin Allah berangkatlah Nabi Shaleh bersama para mukminin pengikutnya menuju Ramlah, sebuah tempat di Palestina, meninggalkan Hijir dan penghuninya, kaum Tsamud habis binasa, ditimpa halilintar yang dahsyat beriringan dengan gempa bumi yang mengerikan.
Nabi Shaleh Wafat
Nabi Saleh dan orang-orang yang beriman bersamanya diselamatkan dari azab tersebut. Al-Alusi menceritakan orang yang selamat bersama Nabi Saleh sebanyak 120 orang, sementara yang binasa 5.000 orang. Beliau wafat di Nawahiyir Rimlah di Palestina.
Kisah Nabi Shaleh diceritakan oleh 72 ayat dalam 11 surah di antaranya: Surah Al-A’raf: 73-79, surah Hud: 61-68 dan surah Al-Qamar : 23-32.
Pelajaran Dari Kisah Nabi Shaleh A.S.
Pelajaran berharga yang dapat dipetik dari kisah Nabi Saleh ini ialah bahwa dosa dan perbuatan tercela/buruk yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dapat berakibat negatif bagi orang banyak.
Oleh karena itu kita harus melakukan amar makruf (memerintahkan dan melakukan yang baik) nahi mungkar (Mencegah dan menjauhi perbuatan buruk). Karena dengan melakukan tugas ini kedamaian dan kesejahteraan hidup akan terwujud.
Bersikap diam, pasif, atau cuek terhadap perbuatan jelek yang dilakukan orang lain di hadapan kita berarti kita setuju dengan perbuatan itu.
Nabi shaleh merupakan seorang Nabi yang penyayang, senang menolong orang lain dengan tulus tidak mengharapkan imbalan dari mereka. Beliau senantiasa mengajarkan dan mengajak kepada kebaikan dan kebenaran.
Sudahkah kita meniru dan mengidolakan Nabi Shaleh dan Nabi-nabi Allah lainnya?
Langganan:
Postingan (Atom)