Senin, 16 April 2012

LEMBUT MAWAR di MEJA ABU

LEMBUT MAWAR DI MEJA ABU2

Hinggap di atas tetesan embun
Mengitari kesejukan nurani daun
Ikhlas….

Aku mulai lupa
Oleh buah khuldi kau bawa
Lewat ketulusan hati yang menyapa
Lewat ilham dan takwil yang menggema

Titisan embun menyapa angin deru
Merebakkan mawar di atas meja abu
Kisaran debu mengotori kalbu
Lewat sepoi-sepoi rindu yang mendayu
Hanya ada satu kepastian yang terus terpaku

Aku adalah makhluk-Mu...

KATA BIJAK



Many people, Will walk in and out of your life. Only true friends, will leave ootprints in your heart. To handdle yourself, Use your head. To handle others, Use your heart.

If someone betrays you once, It is their fault. If someone betrays you twice, It is your fault.
Great minds discuss ideas. Average minds discuss events. Small minds discuss people.

He, who loses money, loses much He, who loses a friend, loses more
He, who loses faith, loses all.

Beautiful young people, are accidents of nature. Beautiful old people, are works of art.

Learn from the mistakes of others. You can live long enough, to make them all yourself.

Yesterday is history. Today is a gift. Tomorrow is mistery.

MIND MAPPING





Mind Map
Learning Power Mind Map
Apa itu Mind Map?

* Mind Map adalah cara mengembangkan kegiatan berpikir ke segala arah, menangkap berbagai pikiran dalam berbagai sudut.
* Mind Map mengembangkan cara pikir divergen, berpikir kreatif.
* Mind Map adalah alat berpikir organisasional yang sangat hebat. Mind Map dapat diistilahkan sebagai “Pisau Tentara Swiss, Otak.”
* Mind Map adalah cara termudah untuk menempatkan informasi kedalam otak dan mengambil informasi itu ketika dibutuhkan.

Pengertian Mind Map? Mind Map adalah cara mencatat kreatif, efektif, otak kanan dan otak kiri dan memetakan pikiran-pikiran kita secara menarik, mudah dan berdaya guna.
Kegunaan Mind Map?

Mind Map akan…

* Memberi pandangan menyeluruh pokok masalah atau area yang luas.
* Memungkinkan kita merencanakan rute atau membuat pilihan-pilihan dan mengetahui kemana kita akan pergi dan dimana kita berada.
* Mengumpulkan sejumlah besar data di satu tempat.
* Mendorong pemecahan masalah dengan membiarkan kita melihat jalan-jalan terobosan kreatif baru.
* Menyenangkan untuk dilihat, dibaca, dicerna dan diingat.

Kapan Mind Map berguna?

* Ketika anda ingin menemukan ide inovatif dan jalan keluar kreatif.
* Kerika anda ingin mengingat informasi secara efektif dan efisien. Artinya, sekalipun anda dalam tekanan, tetap saja anda dapat mengingat informasi itu dengan baik.
* Ketika anda ingin menetapkan sebuah tujuan, dan langkah-langkah untuk mencapainya.
* Ketika anda sedang berpikir untuk mengubah karir anda atau memulai usaha baru.
* Ketika anda ingin mengadakan rapat yang efisien dan lancar.

Kapan Mind Map berguna? Ketika anda membaca sebuah buku, kemudian menguasai isinya secara mudah dan cepat.
Apa yang diperlukan untuk membuat Mind Map?

* Kertas kosong tak bergaris
* Pena dan pensil warna
* Otak
* Imaginasi

7 Langkah membuat Mind Map:

1. Mulailah dengan kertas kosong.
2. Gunakan gambar (simbol) untuk ide utama.
3. Gunakan berbagai warna.
4. Hubungkan cabang-cabang utama ke gambar pusat. Buatlah ranting-ranting yang berhubungan ke cabang dan seterusnya.
5. Buatlah garis hubung yang melengkung.
6. Gunakan satu kata kunci untuk setiap garis.
7. Gunakan gambar.

sumber: www.psikologi.tarumanagara.ac.id

100 ORANG PALING BERPENGARUH DI DUNIA

100 ORANG PALING BERPENGARUH DI DUNIA Nabi Muhammad SAW menempati kedudukan nomor satu daftar manusia yang paling berpengaruh dalam panggung sejarah dunia, dihitung sampai sekarang.Hal ini dinyatakan oleh Michael H. Hart, seorang ahli astronomi dan ahli sejarah terkenal di Amerika Serikat dalam bukunya “The 100″ yang terbit baru-baru Amerika Serikat. Menurut Michael Hart, Nabi Muhammad SAW adalah orang yang paling berpengaruh di antara milyaran penduduk dunia, karena ia adalah satu-satunya manusia yang berhasil secara luar biasa baik dalam kegiatan keagamaan maupun pemerintahan Daftar nama 100 orang paling berpengaruh itu selengkapnya adalah : 1. Nabi Muhammad SAW 51. Umar bin Khatab 2. Isaac Newton 52. Asoka 3. Nabi Isa 53. Sam Augustine 4. Buddha 54. Max Planck 5. Confucius 55. John Calvin 6. Saint Paul 56. William Morton 7. Thai Lun 57. William Harvey 8. Johan Gutemberg 58. Antoine Becquerel 9. Christopher Columbus 59. Greger Mendel 10. Albert Einstein 60. Joseph Lister 11. Karl Marx 61. Nicholas August Otto 12. Louis Pasteur 62. Louis Daguerre 13. Galileo Galilei 63. Joseph Stalin 14. Aristoteles 64. Rene Descartes 15. V.I. Lenin 65. Julius Caesar 16. Nabi Musa 66. Francisco Pizarro 17. Charles Darwin 67. Hernando Cortes 18. Chin Huang Ti 68. Ratu Isabella I 19. Agustus Caesar 69. William the Congqueror 20. Mao Tse-tung 70. Thomas Jefferson 21. Genghis Khan 71. Jean Jacques Rousseau 22. Euclid 72. Edward Jenner 23. Martin Luther 73. Wilhelm Rontgen 24. Nicolas Copernicus 74. Johan Sebastian Bach 25. James Watt 75. Lau-tzu 26. Constantine the Great 76. Enrico Ferni 27. George Washington 77. Thomas Maltus 28. Michael Faraday 78. Francis Bacon 29. James Clerk Maxwell 79. Voltaire 30. Orville &Wilbur Wright 80. John F. Kennedy 31. Antoine Laurent Lavoisier 81. Gregory Pincus 32. Sigmund Freud 82. Sui Wen Ti 33. lskandar Zulkarnaen 83. Mani (Manes) 34. Napoleon Bonaparte 84. Vasco da Gama 35. Adolf Hitler 85. Charlemagne 36. William Shakespeare 86. Cyrys the Great 37. Adam Smith 87. Leonard Euler 38. Thomas Edison 88. Nicollo Machiavelli 39. Anton van Leuwenhoek 89. Zoroaster 40. Plato 90. Menes 41. Gugleilmo Marconi 91. Peter the Great 42. Ludwig van Beethoven 92. Mencius 43, Werner Heisenberg 93. John Dalton 44. Alexander G Bell 94. Homer 45. Alexander Fleming 95. Ratu Elizabeth I 46. Simon Bolivar 96. Justinian I 47. Oliver Cromwell 97. Johannes Kepler 48. John Locke 98. Pablo Picasso 49. Michelangelo 99. Mahavira 50. Pans Urban II 100. Niels Bohr

JADILAH DIRIMU YANG SEJATI

Jadilah Dirimu Yg Sejati

Alkisah, di sebuah hutan belantara ada seekor induk singa yang mati
setelah melahirkan anaknya. Bayi singa yang lemah itu hidup tanpa
perlindungan induknya. Beberapa waktu kemudian serombongan
kambing datang melintasi tempat itu. Bayi singa itu menggerakgerakkan
tubuhnya yang lemah. Seekor induk kambing tergerak
hatinya. Ia merasa iba melihat anak singa yang lemah dan hidup
sebatang kara. Dan terbitlah nalurinya untuk merawat dan
melindungi bayi singa itu.

Sang induk kambing lalu menghampiri bayi singa itu dan membelai
dengan penuh kehangatan dan kasih sayang. Merasakan hangatnya
kasih sayang seperti itu, sibayi singa tidak mau berpisah dengan sang
induk kambing. Ia terus mengikuti ke mana saja induk kambing
pergi. Jadilah ia bagian dari keluarga besar rombongan kambing itu.
Hari berganti hari, dan anak singa tumbuh dan besar dalam asuhan
induk kambing dan hidup dalam komunitas kambing. Ia menyusu,
makan, minum, bermain bersama anak-anak kambing lainnya.

Tingkah lakunya juga layaknya kambing. Bahkan anak singa yang
mulai berani dan besar itu pun mengeluarkan suara layaknya
kambing yaitu mengembik bukan mengaum!
la merasa dirinya adalah kambing, tidak berbeda dengan kambingkambing
lainnya. Ia sama sekali tidak pernah merasa bahwa dirinya
adalah seekor singa.

Suatu hari, terjadi kegaduhan luar biasa. Seekor serigala buas masuk
memburu kambing untuk dimangsa. Kambing-kambing berlarian
panik. Semua ketakutan. Induk kambing yang juga ketakutan
meminta anak singa itu untuk menghadapi serigala.

”Kamu singa, cepat hadapi serigala itu! Cukup keluarkan aumanmu
yang keras dan serigala itu pasti lari ketakutan!” Kata induk kambing
pada anak singa yang sudah tampak besar dan kekar.
Tapi anak singa yang sejak kecil hidup di tengah-tengah komunitas
kambing itu justru ikut ketakutan dan malah berlindung di balik
tubuh induk kambing. Ia berteriak sekeras-kerasnya dan yang keluar
dari mulutnya adalah suara embikan. Sama seperti kambing yang lain
bukan auman. Anak singa itu tidak bisa berbuat apa-apa ketika salah
satu anak kambing yang tak lain adalah saudara sesusuannya
diterkam dan dibawa lari serigala.

Induk kambing sedih karena salah satu anaknya tewas dimakan
serigala. Ia menatap anak singa dengan perasaan nanar dan marah,
”Seharusnya kamu bisa membela kami! Seharusnya kamu bisa
menyelamatkan saudaramu! Seharusnya bisa mengusir serigala yang
jahat itu!”

Anak singa itu hanya bisa menunduk. Ia tidak paham dengan maksud
perkataan induk kambing. Ia sendiri merasa takut pada serigala

sebagaimana kambing-kambing lain. Anak singa itu merasa sangat
sedih karena ia tidak bisa berbuat apa-apa.
Hari berikutnya serigala ganas itu datang lagi. Kembali memburu
kambing-kambing untuk disantap. Kali ini induk kambing tertangkap
dan telah dicengkeram oleh serigala. Semua kambing tidak ada yang
berani menolong. Anak singa itu tidak kuasa melihat induk kambing
yang telah ia anggap sebagai ibunya dicengkeram serigala. Dengan
nekat ia lari dan menyeruduk serigala itu. Serigala kaget bukan
kepalang melihat ada seekor singa di hadapannya. Ia melepaskan
cengkeramannya.

Serigala itu gemetar ketakutan! Nyalinya habis! Ia pasrah, ia merasa
hari itu adalah akhir hidupnya!
Dengan kemarahan yang luar biasa anak singa itu berteriak keras,
”Emmbiiik!”

Lalu ia mundur ke belakang. Mengambil ancang ancang untuk
menyeruduk lagi.

Melihat tingkah anak singa itu, serigala yang ganas dan licik itu
langsung tahu bahwa yang ada di hadapannya adalah singa yang
bermental kambing. Tak ada bedanya dengan kambing.
Seketika itu juga ketakutannya hilang. Ia menggeram marah dan siap
memangsa kambing bertubuh singa itu! Atau singa bermental
kambing itu!

Saat anak singa itu menerjang dengan menyerudukkan kepalanya
layaknya kambing, sang serigala telah siap dengan kuda-kudanya
yang kuat. Dengan sedikit berkelit, serigala itu merobek wajah anak
singa itu dengan cakarnya. Anak singa itu terjerembab dan
mengaduh, seperti kambing mengaduh. Sementara induk kambing

menyaksikan peristiwa itu dengan rasa cemas yang luar biasa. Induk
kambing itu heran, kenapa singa yang kekar itu kalah dengan
serigala. Bukankah singa adalah raja hutan?
Tanpa memberi ampun sedikitpun serigala itu menyerang anak singa
yang masih mengaduh itu. Serigala itu siap menghabisi nyawa anak
singa itu. Di saat yang kritis itu, induk kambing yang tidak tega,
dengan sekuat tenaga menerjang sang serigala. Sang serigala
terpelanting. Anak singa bangun.
Dan pada saat itu, seekor singa dewasa muncul dengan auman yang
dahsyat!

Semua kambing ketakutan dan merapat! Anak singa itu juga ikut
takut dan ikut merapat. Sementara sang serigala langsung lari
terbirit-birit. Saat singa dewasa hendak menerkam kawanan kambing
itu, ia terkejut di tengah-tengah kawanan kambing itu ada seekor
anak singa.

Beberapa ekor kambing lari, yang lain langsung lari. Anak singa itu
langsung ikut lari. Singa itu masih tertegun. Ia heran kenapa anak
singa itu ikut lari mengikuti kambing? Ia mengejar anak singa itu dan
berkata,

”Hai kamu jangan lari! Kamu anak singa, bukan kambing! Aku tak
akan memangsa anak singa!”
Namun anak singa itu terus lari dan lari. Singa dewasa itu terus
mengejar. Ia tidak jadi mengejar kawanan kambing, tapi malah
mengejar anak singa. Akhirnya anak singa itu tertangkap. Anak singa
itu ketakutan,
”Jangan bunuh aku, ammpuun!”

”Kau anak singa, bukan anak kambing. Aku tidak membunuh anak
singa!”
Dengan meronta-ronta anak singa itu berkata, ”Tidak aku anak
kambing! Tolong lepaskan aku!”
Anak singa itu meronta dan berteriak keras. Suaranya bukan auman
tapi suara embikan, persis seperti suara kambing.
Sang singa dewasa heran bukan main. Bagaimana mungkin ada anak
singa bersuara kambing dan bermental kambing. Dengan geram ia
menyeret anak singa itu ke danau. Ia harus menunjukkan siapa
sebenarnya anak singa itu. Begitu sampai di danau yang jernih
airnya, ia meminta anak singa itu melihat bayangan dirinya sendiri.
Lalu membandingkan dengan singa dewasa.
Begitu melihat bayangan dirinya, anak singa itu terkejut, ”Oh, rupa
dan bentukku sama dengan kamu. Sama dengan singa, si raja hutan!”

”Ya, karena kamu sebenarnya anak singa. Bukan anak kambing!”
Tegas singa dewasa.

”Jadi aku bukan kambing? Aku adalah seekor singa!”

”Ya kamu adalah seekor singa, raja hutan yang berwibawa dan
ditakuti oleh seluruh isi hutan! Ayo aku ajari bagaimana menjadi
seekor raja hutan!” Kata sang singa dewasa.
Singa dewasa lalu mengangkat kepalanya dengan penuh wibawa dan
mengaum dengan keras. Anak singa itu lalu menirukan, dan
mengaum dengan keras. Ya mengaum, menggetarkan seantero hutan.
Tak jauh dari situ serigala ganas itu lari semakin kencang, ia
ketakutan mendengar auman anak singa itu.

Anak singa itu kembali berteriak penuh kemenangan, ”Aku adalah
seekor singa! Raja hutan yang gagah perkasa!”
Singa dewasa tersenyum bahagia mendengarnya.
Saya tersentak oleh kisah anak singa di atas! Jangan jangan kondisi
kita, dan sebagian besar orang di sekeliling kita mirip dengan anak
singa di atas. Sekian lama hidup tanpa mengetahui jati diri dan
potensi terbaik yang dimilikinya.
Betapa banyak manusia yang menjalani hidup apa adanya, biasabiasa
saja, ala kadarnya. Hidup dalam keadaan terbelenggu oleh
siapa dirinya sebenarnya. Hidup dalam tawanan rasa malas, langkah
yang penuh keraguan dan kegamangan. Hidup tanpa semangat hidup
yang seharusnya. Hidup tanpa kekuatan nyawa terbaik yang
dimilikinya.

Saya amati orang-orang di sekitar saya. Di antara mereka ada yang
telah menemukan jati dirinya. Hidup dinamis dan prestatif. Sangat
faham untuk apa ia hidup dan bagaimana ia harus hidup. Hari demi
hari ia lalui dengan penuh semangat dan optimis. Detik demi detik
yang dilaluinya adalah kumpulan prestasi dan rasa bahagia. Semakin
besar rintangan menghadap semakin besar pula semangatnya untuk
menaklukkannya.

Namun tidak sedikit yang hidup apa adanya. Mereka hidup apa
adanya karena tidak memiliki arah yang jelas. Tidak faham untuk apa
dia hidup, dan bagaimana ia harus hidup. Saya sering mendengar
orang-orang yang ketika ditanya, ”Bagaimana Anda menjalani hidup
Anda?” atau ”Apa prinsip hidup Anda?”, mereka menjawab dengan
jawaban yang filosofis,

”Saya menjalani hidup ini mengalir bagaikan air. Santai saja.”

Tapi sayangnya mereka tidak benar-benar tahu filosofi ’mengalir
bagaikan air’. Mereka memahami hidup mengalir bagaikan air itu ya
hidup santai. Sebenarnya jawaban itu mencerminkan bahwa mereka
tidak tahu bagaimana mengisi hidup ini. Bagaimana cara hidup yang
berkualitas. Sebab mereka tidak tahu siapa sebenarnya diri mereka?
Potensi terbaik apa yang telah dikaruniakan oleh Tuhan kepada
mereka. Bisa jadi mereka sebenarnya adalah ’seekor singa’ tapi tidak
tahu kalau dirinya ’seekor singa . Mereka menganggap dirinya adalah
’seekor kambing sebab selama ini hidup dalam kawanan kambing.
Filosofi menjalani hidup mengalir bagaikan air yang dimaknai
dengan hidup santai saja, atau hidup apa adanya bisa dibilang
prototipe, gaya hidup sebagian besar penduduk negeri ini. Bahkan
bisa jadi itu adalah gaya hidup sebagian besar masyarakat dunia
Islam saat ini.

Ketika saya pulang kampung, setelah sembilan tahun meninggalkan
kampung halaman untuk belajar di Cairo, saya menemukan tidak ada
perubahan berarti di kampung halaman saya. Cara berpikir
masyarakatnya masih sama. Cara hidupnya masih sama saja. Pak
Anu yang ketika saya masih di SD dulu kerjanya menggali sumur,
sampai saya pulang dari Mesir, bahkan sampai saat saya berdiri di
mimbar ini juga berprofesi menggali sumur. Bu Anu yang dulu
kerjanya menjual air memakai gerobak sampai sekarang juga tidak
berubah. Mbak Anu yang dulu jualan krupuk sambal di dekat SD
sampai sekarang juga masih di sana dan berjualan dagangan yang
sama.

Bahkan teman-teman yang dulu ketika di bangku sekolah dasar
terlihat begitu rajin dan cerdas, yang dulu pernah bercita-cita mau
jadi ini dan itu dan saya berharap ia telah meraih cita-citanya sekian
tahun berpisah ternyata jauh panggang dari api. Orang-orang yang
dulu hidup memprihatinkan ternyata sampai sekarang tidak berubah.

Kenapa tidak berubah?
Jawabnya karena mereka tidak mau berubah.
Kenapa tidak mau berubah?

Jawabnya karena mereka tidak tahu bahwa mereka harus berubah.

Bahkan kalau mereka tahu mereka harus berubah, mereka tidak tahu
bagaimana caranya berubah. Sebab mereka terbiasa hidup pasrah.
Hidup tanpa rasa berdaya dalam keluh kesah. Dan cara hidup seperti
itu yang terus diwariskan turun-temurun.
Ada seorang sastrawan terkemuka, yang demi melihat kondisi bangsa
yang sedemikian akut rasa tidak berdayanya sampai dia mengatakan,

”Aku malu jadi orang Indonesia!”

Di mana-mana, kita lebih banyak menemukan orang orang bermental
lemah, hidup apa adanya dan tidak terarah. Orang-orang yang tidak
tahu potensi terbaik yang diberikan oleh Allah kepadanya. Orangorang
yang rela ditindas dan dijajah oleh kesengsaraan dan kehinaan.
Padahal sebenarnya jika mau, pasti bisa hidup merdeka, jaya,
berwibawa dan sejahtera.

Tak terhitung berapa jumlah masyarakat negeri ini yang bermental
kambing. Meskipun sebenarnya mereka adalah singa!
Banyak yang minder dengan bangsa lain. Seperti mindernya anak
singa bermental kambing pada serigala dalam kisah di atas. Padahal
sebenarnya, Bangsa ini adalah bangsa besar! Ummat ini adalah
ummat yang besar!

Bangsa ini sebenarnya adalah singa dewasa yang sebenarnya
memiliki kekuatan dahsyat. Bukan bangsa sekawanan kambing.

Sekali rasa berdaya itu muncul dalam jiwa anak bangsa ini, maka ia
akan menunjukkan pada dunia bahwa ia adalah singa yang tidak
boleh diremehkan sedikitpun.

Bangsa ini sebenarnya adalah Sriwijaya yang perkasa menguasai
nusantara. Juga sebenarnya adalah Majapahit yang digjaya dan
adikuasa. Lebih dari itu bangsa ini, sebenarnya, dan ini tidak
mungkin disangkal, adalah ummat Islam terbesar di dunia. Ada dua
ratus juta ummat Islam di negeri tercinta Indonesia ini.

Banyak yang tidak menyadari apa makna dari dua ratus juta jumlah
ummat Islam Indonesia. Banyak yang tidak sadar. Dianggap biasa
saja. Sama sekali tidak menyadari jati diri sesungguhnya.

Dua ratus juta ummat Islam di Indonesia, maknanya adalah dua ratus
juta singa. Penguasa belantara dunia. Itulah yang sebenarnya.
Sayangnya, dua ratus juta yang sebenarnya adalah singa justru
bermental kambing dan berperilaku layaknya kambing. Bukan
layaknya singa. Lebih memperihatinkan lagi, ada yang sudah
menyadari dirinya sesungguhnya singa tapi memilih untuk tetap
menjadi kambing. Karena telah terbiasa menjadi kambing maka ia
malu menjadi singa! Malu untuk maju dan berprestasi!

Yang lebih memprihatinkan lagi, mereka yang memilih tetap
menjadi kambing itu menginginkan yang lain tetap menjadi
kambing. Mereka ingin tetap jadi kambing sebab merasa tidak
mampu jadi singa dan merasa nyaman jadi kambing. Yang
menyedihkan, mereka tidak ingin orang lain jadi singa. Bahkan
mereka ingin orang lain jadi kambing yang lebih bodoh!
Marilah kita hayati diri kita sebagai seekor singa. Allah telah
memberi predikat kepada kita sebagai ummat terbaik di muka bumi
ini. Marilah kita bermental menjadi ummat terbaik. Jangan bermental
ummat yang terbelakang. Allah berfirman, ”Kalian adalah sebaik

baik ummat yang dilahirkan untuk manusia, karena kalian menyuruh
berbuat yang makruf, mencegah dari yang mungkar dan beriman
kepada Allah.!”
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh!”

MENGUBAH DUNIA

MENGUBAH DUNIA DENGAN MENGUBAH DIRIKU Sufi Bayazid bercerita tentang dirinya seperti berikut ini: "Waktu aku masih muda, aku ini revolusioner, enerjik, visioner; dan aku selalu berdoa: "Tuhan, berilah aku kekuatan untuk mengubah dunia!" "Ketika aku sudah separuh baya dan sadar bahwa setengah hidupku sudah lewat tanpa mengubah satu orang pun, aku mengubah doaku menjadi: "Tuhan, berilah aku rahmat untuk mengubah semua orang yang berhubungan denganku: keluarga dan kawan-kawanku, dan aku akan merasa puas." "Sekarang ketika aku sudah menjadi tua dan saat kematianku sudah dekat, aku mulai melihat betapa bodohnya aku. Doaku satu-satunya sekarang adalah: "Tuhan, berilah aku rahmat untuk mengubah diriku sendiri." Seandainya sejak semula aku berdoa begitu, maka aku tidak begitu menyia-nyiakan hidupku!' *** Banyak orang yang ingin membuat perubahan besar dalam kehidupan manusia, namun jarang yang berpikir bagaimana mengubah dirinya sendiri. Jika setiap orang bisa merubah dirinya sendiri menjadi yang terbaik maka seluruh manusia akan mengalami perubahan besar *** ***Sesuatu yang besar berawal dari yang kecil, demikian pula perubahan besar berawal dari perubahan kecil ***