Rabu, 21 November 2012

PENDIDIKAN KARAKTER

PENANAMAN BUDI PEKERTI


Berbagai kekerasan dan tindakan amoral yang dilakukan oleh pelajar ataupun mahasiswa adalah pengaruh dari rendahnya akhlak dan budi pekerti. Hal ini kemungkinan besar disebabkan oleh minimnya pendidikan budi pekerti yang mereka peroleh atau besarnya pengaruh lingkungan dan teknologi modern. Apalagi jika mereka miskin figur teladan dari orang-orang yang dekat dengan mereka.

Maka pendidikan budi pekerti harus segera dioptimalkan oleh berbagai pihak, baik di lingkungan keluarga ataupun masyarakat, terutama sekolah. Sekolah harus bisa mengembangkan kurikulumnya. Sementara ini, kurikulum pemerintah masih kering penanaman nilai-nilai budi pekertinya. Sekolah seharusnya tidak terpaku oleh kurikulum nasional, mereka harus mengembangkan kreativitas dalam pembelajaran dan memperkaya kurikulum tersebut dengan pendidikan karakter dan budi pekerti.

Namun yang perlu dicermati, pendidikan budi pekerti jangan direduksi ke dalam mata pelajaran tertentu seperti pelajaran agama. Sebab terkadang pembelajaran agama sudah dianggap sebagai pelajaran budi pekerti, padahal kadangkala yang diajarkan lebih condong pada pengetahuan tentang agama dan ritualnya saja. Pembelajaran agama jangan dipandang sebagai sebuah ilmu sehingga cenderung bersifat doktrinasi dan membelenggu kreativitas anak didik, tapi sebagai “the way of life”. Meskipun demikian pendidikan budi pekerti idak perlu dibuatkan mata pelajaran terpisah karena kurikulum yang ada, muatannya sudah terlalu banyak, tapi diintegrasikan ke dalam semua mata pelajaran. Pemaknaan inilah yang kita sebut dengan “Integrated Learning System”.

Dalam konteks ini, guru dapat mengajarkan budi pekerti sesuai dengan disiplin ilmu masing-masing. Biarkan anak didik mencerna sendiri nilai-nilai budi pekerti sambil kita arahkan. Sekali lagi, jangan sampai pendidikan ini diberikan secara doktriner sehingga membelenggu kreativitas anak didik.

Penanaman budi pekerti ini tidak cukup melalui pengetahuan dan pemahaman tapi melalui pengalaman langsung. Anthony Robins mengatakan: “In life, people know what to do, but few people actually do what they know”. Banyak sekali orang yang mengetahui apa yang seharusnya mereka lakukan tapi hanya sedikit yang mempraktekkan apa yang mereka ketahui. Hal ini menandakan bahwa pengetahuan seseorang tidak menjamin pengamalannya.

Anak didik kita lebih terkesan dengan tindakan nyata ketimbang pengetahuan lewat membaca, mendengar atau melihat. Lewis Cass menandaskan: “Action speaks louder than words. People may doubt what you say, but they will believe what you do”.


Tentunya tindakan aplikatif itu butuh konsistensi. Konsistensi ini harus terus menerus diterapkan karena sangat penting untuk membudayakan nilai-nilai budi pekerti dalam tindakan. John Ruskin menegaskan: “What we think or we believe is, in the end of little consequence. The only thing of consewuence is what we do”. Memang perlu anak didik kita motivasi agar tertarik untuk mengetahui sesuatu. Selanjutnya kita dorong mereka untuk mengaplikasikan dalam tindakan. Kita biasakan mereka untuk mengulang-ulang nilai-nilai budi pekerti itu (repeated good behavior) sehingga menjadi budaya.
Jadi, setidaknya ada tiga komponen terpenting dalam pendidikan budi pekerti ini, yaitu: 1) kesinambungan (konsistensi/istiqamah), 2) keteladanan (behavioristic/uswah), dan 3) pelestarian nilai-nilai (value pertuation).

Demikian,
Selamat bagi yang memiliki semangat (Mau), kemudian mencari pengetahuan (Tau), selanjutnya melaksanakan (Laku), sehingga menjadi budaya (Baku). Inilah yang kita sebut dengan akhlak.
Motivation and Smart Learning

TOLERANSI ITU INDAH YA .....

INDAHNYA TOLERANSI

Tuhan memang menciptakan manusia di dalam berbagai jenisnya. Ada ras, suku, dan etnis yang bervariasi. Makanya juga ada warna kulit, bentuk tubuh, dan lain-lain yang berbeda-beda. Tetapi justru si inilah letak keindahannya. Secara antropologis, biologis dan psikhologis memang Tuhan menciptakan manusia dalam rupa dan bentuk yang berbeda. Tetapi seluruh perbedaan itu justru menjadikan dunia menjadi warna-warni dan menghadirkan keanekaragaman.

Dalam dunia biologis disebut sebagai keanekaragaman hayati, dari sisi antropologis melahirkan keanekaragaman budaya dan tradisi, sedangkan dari sisi psikhologis menghadirkan kenekaragaman sifat dan kejiwaan. Dari dimensi sosiologis menghadirkan penggolongan social yang unik. Kemudian dari sisi agama juga melahirkan keanekaragaman agama dan penganutnya.

Di dalam kehidupan ini, sesungguhnya memang tidak ada yang bersifat tunggal. Semuanya bervarian-varian. Akan tetapi justru melalui varian-varian ini tampaknya Tuhan memang ingin memberi pelajaran kepada manusia tentang keindahan bervariasi tersebut. Andaikan kehidupan ini tidak bervariasi, maka tidak ada keindahan yang menyelimuti kehidupan manusia itu.

Perbedaan antar individu adalah bagian dari rencana Tuhan terhadap kehidupan manusia. Cobalah lakukan pencermatan terhadap manusia. Maka akan ada sejumlah perbedaan. Dari sidik jari saja, misalnya akan dijumpai perbedaan antara yang satu dengan yang lain. Seakan Tuhan juga memang menciptakan manusia melalui identitas yang sangat berbeda dari sidik jari. Secara biologic dan fisik juga menunjukkan perbedaan-perbedaan yang signifikan.

Secara individual manusia memang memiliki sejumlah perbedaan. Akan tetapi ternyata mereka bisa berpasang-pasangan. Ada pasangan lelaki dengan perempuan yang diikat oleh tali perkawinan. Ada pasangan lelaki dengan lelaki atau perempuan dalam konteks persahabatan. Ada pasangan lelaki, lelaki atau perempuan dalam ikatan organisasional, pekerjaan, politik, agama dan sebagainya.

Inilah yang disebut sebagai keindahan hidup. Orang berbeda-beda tetapi bisa saling menyatu, bersatu padu, mengayunkan langkah bersama dan sebagainya. Manusia sungguh-sungguh berbeda, akan tetapi memiliki kemampuan untuk menyatukan diri dalam ikatan-ikatan sosiologis yang sangat padu. Bahkan juga tidak hanya perbedaan fisik dan piskhis akan tetapi juga perbedaan kepentingan dan orientasi kehidupan. Namun di sisi lain, mereka bisa menyatu di dalam penggolongan kehidupan social dan politik atau lainnya.

Dalam keadaan berbeda tetapi bisa menyatu atau diversity in unity atau juga menyatu di dalam perbedaan atau unity in diversity, maka diandaikan bahwa meskipun manusia itu berbeda-beda akan tetapi memiliki kemampuan untuk menyatu dalam penggolongan-penggolongan social di dalam kehidupan. Memang manusia memiliki sisi kehidupan individu dan juga social. Manusia adalah makhluk individu dan sekaligus makhluk social.

Sebagai makhluk individu yang memiliki kepentingan berbeda dengan lainnya, maka benturan kepentingan dalam penggolongan social tentu tidak bisa dihindarkan. Meskipun mereka telah menjadi satu dalam penggolongan social akan tetapi tidak berarti bahwa mereka telah memiliki satu ikatan yang sama sekali menyatu. Tetap ada individualitas di tengah komunitas atau sosialitas.

Disebabkan oleh realitas sosial semacam ini, maka di dalam konsepsi social maka dikenal istilah toleransi. Yaitu perbedaan-perbedaan di dalam suatu komunitas atau sosialitas, yang tidak menjadi penghalang bagi mereka untuk bersama karena ikatan-ikatan social yang mereka ciptakan dan lakukan.

Mereka membangun kesepahaman dan kebersamaan. Mereka membuat aturan sebagai pedoman untuk merajut kebersamaan itu. Mereka merumuskan kesepakatan agar kehidupannya menjadi damai. Inilah yang disebut sebagai kemampuan agensi manusia untuk merumuskan kebersamaan di tengah perbedaan yang bahkan sangat rumit dipersatukan.

Di dalam rumah tangga saja pasti ada perbedaan, bahkan pertentangan. Bisa antara suami dan istri, antara orang tua dan anak atau antar saudara. Akan tetapi manusia selalu memiliki kemampuan untuk merajut kembali perbedaan tersebut ke dalam kesatuan-kesatuan organic. Apalagi di dalam kehidupan segregasi di dalam kelompok. Yang pasti akan didapati perbedaan, pertentangan bahkan konflik yang terkadang sulit diredam. Namun demikian, selalu saja manusia memiliki kemampuan untuk melakukan negosiasi atas perbedaan tersebut.

Potensi berbeda yang bersandingan dengan potensi menyatu adalah keunikan manusia sebagai makhluk social. Dan inilah salah satu kelebihan manusia di dalam relasinya dengan dunia kehidupannya. Makanya, manusia dapat mengembangkan toleransi yang tidak ada putus-putusnya. Datang dan silih berganti. Jika ada konflik maka kemudian muncul rekonsiliasi. Demikian seterusnya.

Jadi, jika manusia kemudian mengembangkan sikap toleransi dalam banyak urusannya, maka sesungguhnya ini merupakan aktualisasi potensi manusia yang sebenarnya juga memendam toleransi itu di dalam dirinya.

Toleransi antar umat beragama, antar etnis, antar suku, dan sebagainya merupakan fondasi dasar bagi terselenggaranya kehidupan social yang teratur. Keteraturan social hanya akan terjadi jika di dalam kehidupan ini manusia mengembangkan toleransi di dalam banyak aspek kehidupan.

RAMAH ITU INDAH YA.....

RAMAH ITU INDAH

Secantik apapun atau setampan apapun seseorang, jika ia termasuk orang yang judes, pemarah pasti akan hilanglah segala keindahan fisiknya bahkan bisa jadi yang tampak adalah kebalikannya, wajah yang tidak sedap dipandang, sikap yang menyebalkan dan tentu saja orang enggan berakrab-akrab dengannya. Adapun sebaliknya, kita sering pula berjumpa dengan orang yang penampilan luarnya biasa-biasa saja namun tampak bersahaja, dan tampak begitu manis serta menyejukkan. Kita yang bergaul dengannya pun akan merasa nyaman dalam memandang dan mendengarkannya. Tahukah anda siapa orang tersebut? Tak salah lagi dialah “si ramah”.

Sosok pribadi yang tampil dengan segala keramahannya dan bersikap santun kepada siapapun. Ia tak memerlukan make up yang tebal, jas yang keren atau topeng-topeng mahal untuk menutupi kekurangannya, karena keindahan hakiki itu tidak terletak pada topeng yang kita kenakan, melainkan terdapat pada isinya, pada hati kita yang bersih.

Itulah keindahan yang hakiki. Persis seperti kalimat dalam sebuah iklan, “Buat apa beli botolnya, ini biangnya!” tetapi tentu saja kita yang biasa-biasa saja – baik penampilan maupun harta dan pangkat- tidak perlu merasa pesimis dan kecewa. Sebab, kita masih bisa menampilkan keindahan yang mengesankan buat siapapun, kuncinya adalah dengan menjadi orang yang selalu tampil ramah, sopan dan tulus.

3. RAMAH ITU MENYENANGKAN

Percaya atau tidak, anda akan sangat terkaget-kaget, ternyata biang kesusahan itu bukan terletak semata-mata pada masalah yang sedang dihadapi, melainkan terletak pada sikap kita dalam menghadapi masalah tersebut. orang yang emosional, sebenarnya tidak sedang menyelesaikan masalah dengan baik, melainkan sedang mempersulit diri. Terkadang banyak masalah yang sepele dan sederhana menjadi rumit dan sangat merugikan, tentu semua ini terjadi disebabkan oleh pribadi yang jauh dari kebeningan hati, dan akibatnya sudah jelas, suasana bathin akan hidup ini menyenangkan dan bahagia ?!? Marilah kita mulai dari sikap yang paling murah dan paling ringan tapi paling cepat kita rasakan hasilnya. Hidup menjadi orang yang ramah dan santun, kepada siapapun.

4. RAMAH ITU SEHAT

Ada sebuah penelitian tentang kalori yang dipakai untuk sebuah kemarahan, ternyata energi untuk marah dalam segala bentuknya, sangat menguras tenaga luar dan dalam. Belum lagi kinerja organ tubuh kita menjadi semakin terpacu dalam kondisi yang tak normal, akibatnya sudah bisa ditebak, orang-orang yang ketus, pemarah mempunyai kecenderungan terserang penyakit (selain penyakit busuk hati sebagai biangnya), dan hidup yang tak sehat merupakan bagian dari penderitaan tersendiri, apa artinya bergelimang makanan, harta, kedudukan bila lahir bathin kita tidak sehat.

Kalau kita membaca riwayat Nabi Muhammad, ternyata sepanjang hayatnya hanya dua kali beliau menderita sakit.,padahal beban masalah dan persoalan yang dipikulnya amatlah dasyat, para peneliti kemudian berusaha mencari kuncinya. Ternyata diantara kunci-kunci penting selain keyakinan yang kokoh dan mendalam kepada Alloh SWT, ibadah yang istiqomah, juga kebeningan hati yang selalu terjaga, melimpahnya kasih sayang kepada orang lain, selalu ingin membahagiakan orang, menyenangkan, menyelamatkan, menuntun sesama manusia, semua luapan kasih sayang itu akan terpancar dari kejemihan wajah, senyum tutus, sapaan penuh rasa hormat, sikap dan tutur kata yang sangat ramah, dan tidak pernah terdahului oleh orang lain, selalu saja beliau berusaha berbuat kebaikan sebelum didahului orang lain, ibarat pancaran matahari yang tersebar kesegala penjuru alam tanpa adanya harapan agar cahaya itu kembali kepadanya. Lalu mengapa kita harus merusak tubuh dan kebahagiaan diri kita dengan sikap sombong, pemarah, ketus, padahal temyata bagian dari sehat yang sangat kita rindukan itu adalah terletak pada sikap ramah dan tawadhu dari dalam diri kita sendiri.

5. RAMAH PEMBUKA PINTU RIZKI

Alkisah ada sorang pedagang kecil yang mempunyai sebuah kios mini. Kiosnya menjual pakaian dan peralatan sekolah yang sederhana, letak kios tersebut agak masuk ke dalam pasar, namun anehnya hampir tiada sesaatpun kios tersebut sepi dari pembeli, selalu saja pembelinya penuh berjubel, omzetnyapun melampaui omzet kios yang lebih bagus dan lebih lengkap, dan tentu saja rezekinyapun jauh lebih melimpah, anda ingin tahu rahasianya ??? . Ternyata pedagang ini sangat terkenal dengan kejujuran dan keramahannya, tidak bisa jadi pula anda akan rnenganjurkan orang lain untuk tidak berbelanja ketempat itu. Hal yang persis samna akan dilakukan orang lain bila mereka menilai anda adalah orang yang tidak ramah, ketus, judes maka tidak ada harapan rezeki akan datang.

6. RAMAH PENAKLUK AMARAH

Jika batu diadukan dengan batu lagi maka hasilnya akan ada yang belah, tapi lain halnya bila batu di adukan dengan tanah liat, niscaya menjadi lengket. Didalam Al Quran sendiri terdapat rumus untuk menaklukan hati yaitu dengan bersikap lembut dan penuh kasih sayang.Kita tentu pernah merasakannya, bayangkan saja, bila anda sedang kesal atau marah, lalu berjumpa dengan orang yang bijaksana, baru menatap wajahnya yang jernih dan cerah saja, hati kita sudah merasa lebih sejuk daripada tadi, belum lagi perhatian yang tulus serta keramahan pemah ada pembeli yang merasa tertipu sedikitpun juga dan tak pemah ada Pembeli yang merasa tersinggung oleh sikap dan tutur katanya, bahkan pesona dari keramahan serta transaksi jual-beli yang mudah, artinya tidak rewel dan rumit ini, membuat para pembeli mendapatkan sesuatu yang lebih baik dari barang yang dibelinya , yaitu kepuasan bertemu dengan orang yang mulia akhlaknya, yang selalu memperlakukan para tamunya dengan baik membeli ataupun tidak. Karena ternyata, keuntungan bagi dirinya bukanlah dari untung jualannya melainkan kebahagiaan bagi para pelanggannya.

Jika pelanggan bahagia, diapun bahagia, maka sudah bisa dipastikan rizkinyapun melimpah. Jika anda ingin mencoba mempraktekkan hal ini, temuilah pedagang yang berwajah anti senyum, ketus, sombong, tentu saja anda akan merasa kesal dan enggan bertemu lagi dengannya, tutur katanya yang berbobot akan membuat semakin teredam emosi kita bahkan bisa jadi berbalik pikir menjadi orang yang menyesali perbuatan yang sebelumnya kita anggap benar.

Menarik sekali sebuah kisah dari buku kecerdasan emosi yang menceritakan tentang seorang pemabuk yang naik kedalam kereta clan mulai berbuat onar, kebetulan didalam kereta tersebut terdapat pula seorang ahli bela diri yang sangat terlatih, di benaknya sudah sangat terbayang hantaman untuk menaklukan sang pemabuk ini, terutama ketika pemabuk itu mulai mengganggu ibu yang membawa seorang bayi. Tapi secara tiba-tiba ada seorang tua kurus dengan beraninya menemui sang pemabuk dan menyapanya dengan penuh kesopanan, bahkan tetap menjawab dengan ramah serta penuh perhatian walaupun pemabuk tersebut bersikap ketus. Yang sangat menarik adalah ternyata lambat-laun kemarahan sang pemabuk semakin mereda, bahkan mereka akhimya turun di salah satu stasiun, dan ketika kereta bergerak lagi tampak dari jendela, sang pemabuk yang berbadan besar tersebut tengah duduk bersimpuh, disamping kakek Selamat berbahagia bagi siapapun yang bisa bersikap ramah sekalipun terhadap orang yang berbuat tak baik kepadanya.

7. RAMAH PEREKAT SILATURAHMI

Jikalau sifat kasih sayang sudah melekat pada diri seseorang maka akan tampak indahlah orang tersebut serta akan disukai manusia lainnya. Namun sebaliknya, bila sifat kasih sayang sudah sirna pada diri seseorang maka akan terkumpulah sifat serta perilaku buruk yang merugikan, bisa dipastikan pula ia akan menjadi manusia yang dibenci. Bayangkan dan amati keadaan di rumah, disiratkan oleh Rosululloh SAW bahwa ahli silaturahmi itu rezekinya akan bertambah, umur akan lebih dipanjangkan, dan tertolak dari bala musibah.

Bagi para ibu yang judes dan ketus, para ayah yang kasar dan galak, para atasan yang arogan dan sombong serta emosional dan lain sebagainya, tidak usah terlalu bercita-cita ingin hidup tentram, bahagia, disukai orang lain, dilindungi, dan dibela orang lain dengan tulus, karena pintu kearah tersebut hanya terbuka bagi orang yang hatinya penuh kasih sayang, ketulusan dan sikap yang ramahdi kantor atau dimanapun yang sudah tak bernuansa kasih sayang, niscaya akan membuah gerah dan tak nyaman. Saling menyikut, saling menginjak, saling menendang, dan ternyata perusak suasana ini adalah orang-orang yang berperilaku kasar, ketus, bengis, serakah, sombong. Mereka benar-benar perusak keadaan termasuk perusak hubungan kekeluargaan, kekerabatan, perusak suasana dan hubungan kerja, dan juga perusak nama baik keluarga, nama baik perusahaan dan lain sebagainya. Berlainan halnya dengan orang yang ramah, murah senyum, ringan tangan dalam membantu orang lain, kebaikan akan terpancar dari dirinya, siapapun akan suka berdekatan dan berakrab-akrab dengannya.

Orang akan merasakan manfaat darinya, biasanya bila orang sudah memiliki rasa suka maka akan timbul komitmen untuk membela, melindungi, atau berkorban untuk orang yang disukai, baik diminta ataupun tidak, mungkin inilah yang disiratkan oleh Rosululloh SAW bahwa ahli silaturahmi itu rezekinya akan bertambah, umur akan lebih dipanjangkan, dan tertolak dari bala musibah. Bagi para ibu yang judes dan ketus, pa ra ayah yang kasar dan galak, para atasan yang arogan dan sombong serta emosional dan lain sebainya, tidak usah terlalu bercita-cita ingin hidup tentram, bahagia, disukai orang lain, dilindungi, dan dibela orang lain dengan tulus, karena pintu kearah tersebut hanya terbuka bagi orang yang hatinya penuh kasih sayang, ketulusan dan sikap yang ramah.

8. RAMAH LADANG AMAL YANG MELIMPAH

Dalam teori ekonomi selalu saja kita ingin untung sebesar-besamya dengan modal sekecil-kecilnya, hal yang sangat manusiawi sekali clan tidak sepenuhnya salah. Begitu pula dalam urusan keuntungan akherat kitapun harus mencarinya sekuat tenaga sambil kita nikmati keuntungan duniawinya yang halal.Ternyata diantara amal yang paling ringan, tampa mengeluarkan harta, tenaga, biaya bahkan mendapat keuntungan yangmelimpah ruah, baik kepada sesama manusia, maupun dengan Penguasa Aiam semesta, adalah dengan menjadi ahli sedekah dengan cara memperlihatkan sikap kita yang selalu penuh keramahan, sedekah dengan senyum yang mills, sedekah dengan wajah yang cerah ceria, sedekah dengan ucapan salam dan tegur sapa yang sopan,sedekah dengan sikap santun penuhkemaafan, sedekah dengan pribadi lapang dada terhadap perilaku orang lain yang kurang menyenangkan, sedekah dengan tidak membalas penghinaan melainkan dengan kala-kala yang baik

9. RAMAH KESAN yang tak TERLUPAKAN

pertunjukan yang mengesankan, kemudian anda pulang. Ternyata ingatan akan pertunjukan tersebut terbawa sampai ke rumah. Begitupun halnya jika kita bertemu dengan pribadi yang menyenangkan, berjam-jam pun kita tidak Hogan bercengkrama dengannya. Caranya menanggapi pembicaraan kita, penuh dengan kesantunan dan penuh perhatian. Sikapnya yang sopan ketika menyela pendapat kita membuat kita merasa nyaman. Tidak ada nada meremehkan dalam setiap ucapannya, walaupun ia tidak sependapat dengan kita.

Keramahannya akan membuat kita ingin bertemu lagi dengannya. Berdiskusi dengannya clan menikmati pesona kesantunan yang terpancar dari dalam dirinya. Tidak demikian halnya jika kita berpapasan dengan seorang yang berwajah tidak menyenangkan untuk dipandang, suram, sikap yang kasal, pembicaraan Pemahkah anda menyaksikan suatu beraktifitas. Lalu apa hubungannya keramahan dengan energi yang kita keluarkan? Tentu saja ada, tatkala kita melakukan perbuatan yang lebih santun clan hormat kepada orang lain, kita tidak memerlukan banyak tenaga uuntuk melakukannya, cukup sebuah senyuman, orang lain akan lebih terkesan dengan keramahan yang kita tampilkan.

Hanya sebuah senyuman saja, tidak lebih. Bukankah shadaqah yang paling ringan adalah dengan tersenyum. Tersenyum hanya butuh waktu beberapa detik, tapi.. .dampaknya amat luar biasa. Orang yang tadinya uring-uringan di timpa masalah, mendadak menjadi riang karena senyuman kita. Tentu saja senyuman dan keramahan harus tulus terpancar daTi hati ang bening pula, karena kenanyapun akan ke hati lagi.

Contoh yang lain lagi, cobalah anda bersikap lebih santun ketika bertemu dengan siapapun, ucapkan salam Walau singkat, itu akan jauh lebih baik, ketimbang yang ketus clan tidak pernah mall menghormati, bahkan meremehkan pendapat kita. Apa yang kita rasakan? Tentu saja perasaan sebal, kesal bercampurdengan keinginan untuk tidak bertemu lagi dengannya. ltulah yang akan kita terima dari orang lain jika kitapun bersikap seperti itu, kita akan dikenang sebagai orang yang menyebalkan clan memuakkan, hingga orang lain enggan untuk berbincang-bincang dengan kita. lain halnya jika kita berperilaku ramah clan sopan selia menyenangkan jika bertemu, atau berbincang, orang lain tentu akan lebih berkesan ketika bertemu untuk kedua kalinya dengan kita. Jadi.. .silahkan anda tentukan pilihan, kesan mana yang ingin anda tampilkan terhadap orang lain.

10. RAMAH HEMAT ENERGI

Hemat energi, berarti kita sudah mengefektifkan waktu kita untuk tidak berlalu begitu saja ketika berpapasan dengan teman atau sahabat-sahabat kita. Ternyata, memang tidak butuh waktu banyak untuk berbuat ramah kepada orang lain, cukup dengan sebuah senyuman, wajah yang cerah ceria, serta ucapan yang baik orang akan terkenang pada kita. Lain halnya dengan jika kita bersikap ketus, sinis, sombong dan penuh kebencian, energi yang kita keluarkan tidak akan pernah sebanding dengan apa yang akan kita dapatkan dari orang lain. Kebencian orang lain pada kita akan membuat diri kita tersiksa dan menderita, sehingga lambat laun energi kitapun terkuras hanya untuk memikirkan ketidaksukaan orang kepada kita. Jadi mengapa memilih bersikap ketus dan sombong kalau kita bisa bersikap ramah dan santun kepada orang lain!

Selasa, 20 November 2012

KISAH NABI ISMAIL & IBRAHIM

Kisah Pengorbanan Nabi Ibrahim a.s. dan Ismail a.s.

Nabi Ismail a.s.


Sebagai layaknya keluarga, Nabi Ibrahim a.s. dan istrinya mendambakan seorang anak. Tahun demi tahun berlalu, mereka belum juga diberikan keturunan. Namun akhirnya, Allah Swt mengkaruniai mereka seorang anak laki-laki yang diberi nama Ismail a.s.. Ibrahim a.s. sangat mencintai Ismail a.s. Kendari demikian, demi menjalankan perintah Allah Swt, Nabi Ibrahim a.s. rela meninggalkan anak kesayangan dan istri tercintanya yang bernama Siti Hajar. Mereka berdua ditinggalkan di tengah tanah tandus dekat Mekkah. Nabi Ibrahim pergi menuju Palestina.

Menit demi menit berlalu. Hari demi hari berganti. Persediaan air Siti Hajar pun mulai menipis. Bahkan air susunya pun mulai jarang keluar. Ismail, bayi kesayangannya pun kehausan. Sebagai seorang ibu yang sangat sayang kepada anaknya, Siti Hajar berusaha mencari air minum kemana-mana. Bukit demi bukit dia daki. Gunung demi gunung dia lalui. Namun, air itu tak kunjung ditemukan juga. Tangis kehausan Ismail pun semakin menambah pilu rasa hati Siti Hajar.

Siti Hajar pun berlarian kecil menyusuri bukit Shafa dan Marwah. Dia berlarian bolak-balik hingga sebanyak tujuh kali. (peristiwa ini dalam ibadah haji disebut sa’i). Namun lagi-lagi, air itu tak juga didapatkannya. Akhirnya, sang ibu meletakkan Ismail di atas tanah tandus itu dan membaringkannya. Dia tidak ingin melihat bayinya keletihan akibat digendongnya kemana-mana. Sang ibu kemudian tetap akan berusaha mencari air ke tempat yang lebih jauh. Tapi sayang, sang ibu tak menemukan air juga. Dengan langkah penuh penyesalan, sang ibu kembali ke tempat semula untuk menemui anaknya.

Sesampainya ke tempat Ismail, sang ibu sangat terkejut sekaligus haru dan menangis bahagia. Air yang dicarinya kemana-mana, namun tak ditemukannya, kini menyembur deras dari tanah dekat kaki anaknya. Air itu rupanya menyembur karena hentakan kaki Ismail. Subhanallah, air itu terus memancar tiada henti. (Inilah salah satu mukjizat nabi Ismail). Sang ibu pun mengumpulkan air itu, seraya mengatakan “zam zam”. Zam zam artinya berkumpul. Selanjutnya, air itu dinamakan dengan Air Zam Zam.

Pertanyaan:
1) Siapakah nama ayah dan ibu Nabi Ismail?
2) Peristiwa apakah yang dinamakan sa’i dalam ibadah haji?
3) Apakah mukjizat nabi Ismail?
4) Mengapa air minum nabi Ismail ketika bayi itu dinamakan zam zam?
5) Sebutkan sikap-sikap teladan dari kisah nabi Ismail!
6) Mengapa Siti Hajar berlari-lari dari bukit Shafa ke bukit Marwah hingga 7 kali?

Pengorbanan Nabi Ismail a.s. dan Nabi Ibrahim a.s.

Beberapa tahun kemudian, nabi Ismail tumbuh berkembang menjadi anak yang sehat, cerdas, dan shaleh. Ketika itu Ismail berusia sekitar tujuh atau delapan tahun. Suatu malam Ibrahim a.s. mendengar suara dalam mimpinya, “Allah Swt memerintahkan kepadamu untuk mengorbankan anakmu, Ismail.” Ibrahim a.s telah bermimpi itu sebanyak tiga kali. Beliau percaya bahwa mimpi itu benar dari Allah Swt. Oleh karenanya, mimpi itu wajib dilaksanakan.

Ibrahim mulai menangis bersedih dan berkata, “Ya Allah! Bagaimana saya bisa melakukannya?” Ismail, memang seperti manusia lainnya. Suatu hari dia pasti akan meninggal. Jika kematiannya alami, Aku tentu akan dapat menanggungnya. Akan tetapi, mengapa Allah Swt memintaku untuk menyembelih anakku dengan tanganku sendiri? Bagaimana Aku bias tega menyembelih anak kesayanganku, Ismail?”

Ibrahim a.s. telah mencoba selama berminggu-minggu, dengan hari-hari penuh kesedihan, mencari jalan keluar. Pasalnya, Allah Swt tidak menentukan waktu pengorbanan itu harus dilakukan. Ibrahim membiarkan waktu berlalu. Tak lama kemudian, Ismail tumbuh berkembang menjadi seorang anak remaja. Namun, dengan semakin bertambah besarnya Ismail a.s., hati Ibrahim semakin merasakan kesediahan yang mendalam. Walaupun demikian, Ibrahim perasaannya dalam hatinya. Ia menyaksikan anaknya semakin bertambah besar, dengan penuh cinta ia merawatnya dan menunggu sampai Ismail bisa berjalan dan berlari. Ia lalu berkata, “Sekarang waktunya telah tiba, untuk melaksanakan perintah itu”.

Ibrahim lalu menceritakan mimpinya pada isterinya, Siti Hajar dan anaknya Ismail. “Hai anakku, sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu!" (QS. Ash-Shaffat: 102). Ibrahim meminta pendapat kepada anaknya, karena beliau ingin memberi kesempatan pada anak laki-lakinya untuk memutuskan sendiri apa yang menjadi pilihannya. Ketika itu Ismail telah mencapai usia remaja. Dengan berkata seperti itu, hati Ibrahim yang lembut bergetar.

Ismail adalah anak yang bijaksana dan patuh pada orang tuanya. Selain itu, dia juga sangat patuh kepada perintah Allah. Karenanya, Ismail menjawab pertanyaan ayahnya: “Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar." (QS. Ash-Shaffat: 102). Ibrahim menatap anak laki-lakinyayang telah mengungkapkan keikhlasan dan ketulusannya pengabdiannya pada Allah Swt.

Ibrahim lalu membawa anaknya ke puncak sebuah gunung. Ia menutup kedua mata anaknya dengan sebuah kain, supaya ia tidak melihat tajamnya pedang. Kedua tangannya pun diikat. Setelah keduanya berserah diri pada Allah untuk melaksanakan perintah-Nya, Ibrahim membaringkan Ismail di atas sebuah batu cadas. Kemudian beliau berkata: “Ya Allah! Saya akan melaksanakan apa yang Engkau perintahkan padaku!” Dengan menyebut, “Bismillahirrahmanirrahim Allaahu Akbar”, Ibrahim segera meletakkan pedang di atas leher anaknya untuk menyembelihnya.

Iblis tidak tinggal diam melihat ketulusan dan kepatuhan Ibrahim, istri, dan anaknya. Dia kemudian menyamar sebagai seorang manusia. Dia berusaha untuk membujuk dan menghalang-halangi mereka bertiga supaya tidak jadi menjalankan perintah Allah Swt. Akan tetapi, Ibrahim segera melemparinya dengan kerikil. Iblis mengganggu mereka hingga tiga kali. Oleh karena itu, peristiwa ini kemudian menjadi symbol dari “melempar jumrah” dalam ibadah haji di Mekkah.

Lalu terjadilah hal yang luar biasa. Jika dahulu Ibrahim tidak terbakar oleh panas api yang dinyalakan Raja Namrud yang jahat, maka sekarang pedang itu tidak memotong leher Ismail. Dalam sekejap mata, ketika pedang hendak menyentuh kulit Ismail, terdengarlah Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman : "Hai Ibrahim, sesungguhnya kamu telah melaksanakan mimpi itu. Sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata”. (QS. Ash Shaffat: 104-106).

Tiba-tiba datanglah Malaikat dengan membawa seekor domba jantan yang besar dan berkata pada Ibrahim ‘Alaihis Salam : “Ini adalah qurbanmu. Sembelihlah domba ini sebagai pengganti Ismail ‘Alaihis Salam, Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan demikian.” Dalam QS. Ash Shaaffaat 107-109 Allah Subhanahu berfirman: “Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar. Kami abadikan untuk Ibrahim itu (pujian yang baik) di kalangan orang-orang yang datang kemudian, (yaitu)"Kesejahteraan dilimpahkan atas Ibrahim".

Ibrahim segera menyembelih domba jantan itu dan bersyukur pada Allah Swt, karena telah menyelamatkan anaknya, Ismail a.s. Sejak itu para muslim dan muslimah disyariatkan untuk menyembelih Qurban pada hari Raya Haji (Idul Adha), yang dirayakan pada bulan Dzul Hijjah sebagai tanda syukur pada Allah dan membagi-bagikan dagingnya untuk orang miskin.

Pertanyaan:
1) Apakah mimpi nabi Ibrahim?
2) Bagaimana pendapat Ismail ketika diceritakan mimpi ayahnya?
3) Bagaimanakah cara Ibrahim mengusir Iblis?
4) Peristiwa apakah yang dijadikan simbol “melempar jumrah” dalam ibadah haji?
5) Peristiwa apakah yang menjadi simbol dari ibadah qurban?
6) Sebutkan sikap-sikap teladan dari kisah ini!

SEKILAS KISAH NABI MUHAMMAD SAW MASA KECIL


Nabi Muhammad saw

Nabi Muhammd lahir di kota Mekkah. Yaitu 12 rabiul awal Tahun Gajah.
Ia bertepatan dengan tanggal 20 April 571 Masehi. Tahun kelahiran nabi dinamakan tahun gajah, karena pada tahun itu ada sekelompok pasukan gajah yang menyerang Mekah.

Pasukan gajah itu dipimpin oleh raja Abrahah.
Dia ingin merusak Ka’bah. Tapi niat jahatnya digagalkan Allah. Allah mengirimkan segerombolan BURUNG ABABIL yang membawa kerikil panas. Kemudian mereka melemparkan batu-batu kerikil itu ke pasukan gajah. Akhirnya pasukan musuh hancur.

Nabi Muhammad sudah menjadi anak yatim sejak beliau masih dalam kandungan ibunya. Ayahnya yang bernama Abdullah, meninggal dunia kala itu.

Beberapa bulan kemudian, Nabi Muhammad lahir. Beliau diasuh dan dirawat oleh ibunya sendiri, yaitu Siti Aminah.
Namun hal ini tidak berlangsung lama. Dua (2) tahun kemudian, beliau diasuh ibu susuan, Halimatus Sa’diyah di tempat yang jauh dari kota Mekkah. Sebab, sang ibu khawatir, anaknya kelak akan tertular kebiasan buruk orang-orang jahiliyah Mekah pada saat itu jika tumbuh dan berkembang di kota Mekkah. Nabi pun kemudian diasuh oleh ibu susuannya hingga 4 tahun. Saat usia Nabi adalah 6 tahun, beliau diasuh dan dirawat kembali oleh ibunya.

Sang ibu merawat beliau dengan penuh kasih sayang dan dedikasi yang tinggi. seringkali ibunda menceritakan sosok ayahnya yang luar biasa. Meski Nabi hanya mendengar kisahnya tanpa pernah melihat wajahnya, beliau sangat banngga kepada ayahnya. Beberapa waktu kemudian, ibunda Aminah mengajak Nabi untuk melihat makam / kuburan ayahnya. Mereka sangat sedih mengenang kepahlawanan sang suami sekaligus ayah Nabi di samping kuburannya. Setelah mendoakan ayahandanya, tak lama kemudian mereka pulang. Dalam perjalanan pulang, setelah ziarah ke makam ayahnya, ibunya meninggal dunia. Usianya baru 6 tahun.

Selanjutnya beliau diasuh kakeknya, Abdul Muthallib. Tapi setelah 2 tahun, kakeknya meninggal dunia juga. Selanjutnya dia diasuh pamannya, Abu Thalib. Hingga nabi dewasa.

Sejak kecil, nabi hidup mandiri, tidak cengeng, jujur, disiplin, sabar, pemaaf dan tidak pendendam, sopan, ramah, sayang kepada semua orang, berbakti kepada orang tua dan patuh kepada Allah.

Oleh karena itu, Nabi Muhammad terkenal dengan julukan Al-AMIN (Terpercaya). Sebab, beliau tidak pernah berbohong sejak kecil hingga meninggal dunia.

Setiap nabi memang pasti memiliki sifat terpuji. Terutama 4 sifat berikut ini, yaitu:
1) Shiddiq (benar)
2) Tabligh (menyampaikan amanah)
3) Amanah (dapat dipercaya)
4) Fathonah (cerdas)

JAWABLAH PERTANYAAN BERIKUT INI!
1) Kapan nabi Muhammad lahir?
2) Kenapa nabi Muhammad mendapat gelar Al-AMIN?
3) Peristiwa apakah yang terjadi menjelang kelahiran Nabi?
4) Siapakah orang-orang yang berjasa yang telah merawat nabi?
5) Sebutkan beberapa sikap terpuji nabi Muhammad!

DISIPLIN DIRI

DISIPLIN DIRI

Menurut Moeliono (1993: 208) disiplin artinya adalah ketaatan (kepatuhan) kepada peraturan tata tertib, aturan, atau norma.

Dengan kata lain, disiplin adalah kepatuhan mentaati peraturan dan ketentuan yang telah ditetapkan. Sedangkan Depdiknas (1992 : 3) disiplin adalah : “ Tingkat konsistensi dan konsekuen seseorang terhadap suatu komitmen atau kesepakatan bersama yang berhubungan dengan tujuan yang akan dicapai waktu dan proses pelaksanaan suatu kegiatan”.

Siswa yang memiliki disiplin akan menunjukkan ketaatan, dan keteraturan terhadap perannya sebagai seorang pelajar yaitu belajar secara terarah dan teratur. Dengan demikian siswa yang berdisiplin akan lebih mampu mengarahkan dan mengendalikan perilakunya. Disiplin memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia terutama siswa dalam hal belajar. Disiplin akan memudahkan siswa dalam belajar secara terarah dan teratur.

Contoh disiplin di lingkungan sekolah.

a) datang ke sekolah tepat waktu;

b) rajin belajar;

c) mentaati peraturan sekolah;

d) mengikuti uapacara dengan tertib;

e) mengumpulkan tugas yang diberikan guru tepat waktu

f) melakukan tugas piket sesuai jadwalnya;

g) memotong rambut jika kelihatan panjang;

h) selalu berdoa sebelum memulai pelajaran dan masih banyak lagi.

5 Pilar Pembentuk Disiplin diri

a. Pengakuan

•Sadarilah bahwa disiplin itu penting.

b. Kemauan

•Setelah kita sadar akan pentingnya disiplin, kita berusaha secara bertahap untuk menerapkan disiplin

c. Kerja keras

•Berusahalah sekuat tenaga untuk mewujudkan disiplin diri.

d. Ketekunan

•Istiqomah, konsisten, terus-meneruslah melakukanya segala sesuatu dengan tepat waktu

e. Kegigihan

•Pertahankan sikap disiplin dengan sepenuh hati dan integritas.

Manfaat Disiplin

1.Menumbuhkan kepekaan

Anak tumbuh menjadi pribadi yang peka/berperasaan halus dan percaya pada orang lain. Sikap ini memudahkan dirinya mengungkapkan perasaannya kepada orang lain, termasuk orang tuanya. Jadinya, anak akan mudah menyelami perasaan orang lain juga.

2.Menumbuhkan kepedulian

Anak jadi peduli pada kebutuhan dan kepentingan orang lain.Disiplin membuat anak memiliki integritas, selain dapat memikul tanggung jawab, mampu memecahkan masalah dengan baik ,cepat dan mudah.

3.Mengajarkan keteraturan

Anak jadi mempunyai pola hidup yang teratur dan mampu mengelola waktunya dengan baik

4.Menumbuhkan ketenangan

Menurut penelitian menunjukkan bayi yang tenang/jarang menangis ternyata lebih mampu memperhatikan lingkungan sekitarnya dengan baik. Di tahap selanjutnya bahkan ia bisa cepat berinteraksi dengan orang lain.

5.Menumbuhkan percaya diri

Sikap ini tumbuh berkembang pada saat anak diberi kepercayaan untuk melakukan sesuatu pekerjaan yang mampu ia kerjakan dengan sendiri.

6.Menumbuhkan kemandirian

Dengan kemandirian anak dapat diandalkan untuk bisa memenuhi kebutuhan sendiri. Anak juga dapat mengeksplorasi lingkungan dengan baik.Disiplin merupakan bimbingan yang tepat pada anak untuk sanggup menentukan pilihan yang bijak.

7.Menumbuhkan keakraban

Anak menjadi cepat akrab dan ramah terhadap orang lain karena kemampuannya beradaptasi lebih terasah.

8.Membantu perkembangan otak

Pada usia 3 tahun pertama, pertumbuhan otak anak sangat pesat, disini ia menjadi peniru perilaku yang piawai. ia mampu mencontoh dengan sempurna tingkah laku orang tua yang disiplin dengan sendirinya akan membentuk kebiasaan dan sikap yang positif. 9.Membantu anak yang “sulit” Kadang-kadang kita lupa pada anak yang berkebutuhan khusus yang memerlukan penangan khusus, melalui disiplin yang menekankan keteraturan anak berkebutuhan khusus bisa hidup lebih baik.

10 Menumbuhkan kepatuhan

Hasilnya anak akan menuruti aturan yang ditetapkan orangtua atas kemauan sendiri.

Senin, 19 November 2012

RUKUN IMAN DAN ISLAM

Pengertian Iman dan islam

Iman

Iman menurut bahasa adalah membenarkan atau percaya. Adapun menurut istilah syari’at yaitu meyakini dengan hati, mengucapkan dengan lisan dan membuktikannya dalam amal perbuatan.

Tingkatan iman hingga tujuh puluh tiga hingga tujuh puluh sembilan cabang. Yang tertinggi adalah ucapan لاَ اِلَهَ اِلاَّ لله dan yang terendah adalah menyingkirkan gangguan dari jalan yang menggangu orang yang sedang berjalan,

Rasulullah Shallahu’alaihi wa sallam bersabda, ”Iman lebih dari tujuh puluh atau enam puluh cabang, paling utamanya perkataan لاَ اِلَهَ اِلاَّ لله dan yang paling rendahnya menyingkirkan gangguan dari jalan (baik berupa batu, duri, barang bekas, sampah, dan sesuatu yang berbau tak sedap atau semisalnya) dan malu merupakan cabang dari keimanan.”

Secara pokok iman memiliki 6 rukun, sesuai dengan yang disebutkan dalam hadist Jibril tatkala bertanya kepada Nabi Shallahu’alaihi wa sallam tentang iman, lalu beliau menjawab,

الإِيْماَنُ أَنْ تُؤْمِنَ بِاللهِ وَمَلاَِئكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرَسُلِهِ والْيَوْمِ اْلآخِرِوَتُؤْمِنَ بِالْقَدِرِ خَيْرِهِ وَشَرِّهِ

”Iman adalah engkau percaya kepada Allah, para malaikatNya, kitab-kitabNya, para rasulNya, hari akhir, dan percaya kepada taqdirNya, yang baik dan yang buruk.”

Rukun Islam

A. Rukun Islam ada 5 Perkara

yang berarti "aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang berhak disembah selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah."

Yaitu kita mengikrarkan dengan penuh keimanan juga diwujudkan dalam tindakan kehidupan kita bahwa tiada sesembahan yang berhak dan benar selain Allah dan kita bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah serta kita wajib menaati Rasulullah Shollallahu ‘Alaihi Wasallam

/>
Syahadat Tauhid yaitu: Asyhadu alla ilaha illallah (Saya bersaksi bahwa tidak ada tuhan selain Allah. Fungsi Syahadat Tauhid adalah untuk mengesakan Allah.

Sedangkan Syahadat Rasul yaitu: Asyhadu anna muhammadar rasulullah (Aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah. Fungsi syahadat rasul adalah untuk mengakui kerasulan Nabi Muhammad saw.


2. "Dan menegakkan Sholat."

Yaitu menegakkan Sholat terutama sholat 5 waktu, (dhuhur 4 rakaat, ashar 4 rakaat, maghrib 3 rakaat, isya’ 4 rakaat, dan subuh 2 rakaat) dengan menunaikan rukun-rukun, kewajiban-kewajiban, dan khusu’ di dalamnya serta bersungguh sungguh dalam mempelajari ibadah sholat sehingga dalam pelaksanaanya sesuai dengan tuntunan Rasulullah Shollallahu ‘Alaihi Wasallam

3. "Berpuasa di bulan Ramadhan."

Puasa di bulan radmadhan adalah termasuk puasa yang wajib, berdosa besar bagi muslim yang tidak melaksanakannya, puasa adalah mencegah diri dari makan minum dan seluruh perkara yang membatalkannya dari fajar sampai tenggelam matahari disertai dengan niat puasa.

4. "Memberikan Zakat."

Zakat fitrah adalah zakat yang wajib dikeluarkan oleh setiap jiwa muslim; yang sudah termasuk golongan wajib zakat, selain itu wajib bagi seorang muslim bila ia memiliki 85 gram emas atau uang yang senilai dengannya dalam masa kepemilikan 1 tahun. Besar zakat ini adalah 2,5 %.

5. "Dan haji ke Baitullah."

Menjalankan Haji ini bagi orang yang mampu menunaikannya. Mampu dalam hal ilmu, harta dan fisik, hukumnya menjadi yang mampu.

Rukun Iman ada 6 Perkara

1. Iman kepada Allah Subhanallohu wa Ta’ala

Kita mengimani Allah Swt. bahwa Allah adalah Tuhan Pencipta, Penguasa dan Pengatur segala yang ada di alam semesta ini (tauhid rububiyah). Kita juga harus mengimani Allah Swt bahwa Tuhan yang berhak disembah hanyalah Allah, sedang segala sembahan selain-Nya adalah tidah benar (Tauhid uluhiyah). selain itu kita mengimani Asma’ dan Sifat-Nya, artinya bahwa Allah memiliki Nama-nama yang maha Indah serta sifat-sifat yang maha sempurna dan maha luhur.

2. Iman Kepada Malaikat

Mengimani para malaikat Allah yakni dengan meyakini kebenaran adanya para malaikat Allah., sebagaimana firman-Nya, yang artinya: ”Sebenarnya (malaikat-malaikat itu) adalah hamba-hamba yang dimuliakan, tidak pernah mereka itu mendahului-Nya dengan perkataan dan mereka mengerjakan perintah-perintah-Nya.” (QS. Al-anbiya: 26-27)

Dan malaikat-malaikat yang disisi-Nya mereka tidak bersikap angkuh untuk beribadah kepada-Nyadan tiada (pula) merasa letih. Mereka selalu bertasbih malam dan siang tiada henti-hentinya. “ (QS. Al-Anbiya: 19-20).

3. Iman Kepada Kitab Allah

Kita mengimani bahwa Allah telah menurunkan kitab-kitab kepada rasul-rasul-Nya sebagai hujjah buat umat manusia dan sebagai pedoman hidup bagi orang-orang yang mengamalkannya, dengan kitab-kitab itulah para rasul mengajarkan kepada umatnya kebenaran dan kebersihan jiwa mereka dari kemuysrikan. Firman Allah, yang artinya: Sungguh, kami telah mengutus rasul-rasul kami dengan membawa bukti-bukti yang nyata dan telah kami turunkan bersama mereka Al-kitab dan neraca (keadilan) agar manusia melaksanakan keadilan… “ (QS. Al-Hadid: 25)

Dari kitab-kitab itu, yang kita kenal ialah :

• Taurat, yang Allah turunkan kepada nabi Musa alaihi sallam, sebagaimana firman Allah Swt dalam QS Al-Maidah: 44.

• Zabur, ialah kitab yang diberikan Allah Swt kepada Daud alaihi sallam.

• Injil, diturunkan Allah kepada nabi Isa, sebagai pembenar dan pelengkap Taurat. Firman Allah : ”…Dan Kami telah memberikan kepadanya (Isa) injil yang berisi petunjuk dan nur, dan sebagai pembenar kitab yang sebelumnya yaitu Taurat, serta sebagai petunjuk dan pengajaran bagi orang-orang yang bertaqwa.” (QS : Al-Maidah : 46)

• Shuhuf, (lembaran-lembaran) yang diturunkan kepada nabi Ibrahim dan Musa, ‘Alaihimas-shalatu Wassalam.

• Al-Quran, kitab yang Allah Swt turunkan kepada Nabi Muhammad shalallohu ‘alahi wa sallam, penutup para nabi. Firman Allah Swt, yang artinya: ” Bulan Ramadhan yang diturunkan padanya (permulaan) Al-Quran sebagai petunjuk bagi umat manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda antara yang haq dan yang batil…” (QS. Al Baqarah: 185).

4. Iman Kepada Rasul-Rasul

Kita mengimani bahwa Allah Subhanahu Wa Ta’ala telah mengutus rasul-rasul kepada umat manusia, Firman Allah Swt, yang artinya: ” (Kami telah mengutus mereka) sebagai rasul-rasul pembawa berita genbira dan pemberi peringatan, supaya tiada alasan bagi manusia membantah Allah sesudah (diutusnya) rasul-rasul itu. Dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. AN-Nisa: 165).

5. Iman Kepada Hari Kiamat

Kita mengimani kebenaran hari akhirat, yaitu hari kiamat, yang tiada kehidupan lain sesudah hari tersebut.

Untuk itu kita mengimani kebangkitan, yaitu dihidupannya semua mahkluk yang sesudah mati oleh Allah Swt. Firman Allah Swt, yang artinya:”Dan ditiuuplah sangkakala, maka matilah siapa yang ada dilangit dan siapa yang ada di bumi kecuali yang dikehendaki Allah. Kemudian ditiup sangkakala itu sekali lagi, maka tiba-tiba mereka bangkitmenunggu (putusannya masing-masing).” (QS. Az-Zumar: 68)

6. Iman Kepada Taqdir Baik dan Buruk

Kita juga mengimani qadar (takdir) , yang baik dan yang buruk; yaitu ketentuan yang telah ditetapkan Allah untuk seluruh mahkluk-Nya sesuai dengan ilmu-Nya dan menurut hikmah kebijakan-Nya.

SHALAT & HAL YANG MEMBATALKANNYA

NIAT

BACAAN NIAT

- Ushalli fardhad dhzuhri arba’a rakaatin mustaqbilal qiblati adaan lillaahi taalaa
- Ushalli fardhal Ashri arba’a rakaatin mustaqbilal qiblati adaan lillaahi taalaa
- Ushalli fardhal MAghribi tsalaatsa rakaatin mustaqbilal qiblati adaan lillaahi taalaa
- Ushalli fardhal isyaai arba’a rakaatin mustaqbilal qiblati adaan lillaahi taalaa
- Ushalli fardhas Shubhi raka’atiani mustaqbilal qiblati adaan lillaahi taalaa

DOA IFTITAH
Allaahu akbaru kabiiraa wal hamdu lillaahi katsiiraa wasubhaanallaahi bukrataw waashiilaa.
Innii wajjahtu wajhiya lilladzii fatharas samaawaati wal ardha haniifam muslimaw wamaa ana minal musyrikiin.
Inna shalaatii wanusukii wamahyaaya wamamaatii lillaahirabbil ‘aalamiin.
Laa syariika lahuu wa bidzaalika umirtu wa ana minal muslimiin.


AL-FATIHAH
Bismillaahir rahmaanir rahiim.
Al hamdu lillaahi rabbil ‘aalamiin.
Arrahmaanir rahiim.
Maalikiyaumiddiin.
Iyyaaka na’budu waiyyaaka nasta’iinu.
Ihdinash shiraathal mustaqiim.
Shiraathal ladziina an’amta ‘alaihim ghairil maghdhuubi ‘alaihim waladhdhaalliin. Aamiin.

RUKU'
Subhaana rabbiyal ‘adziimi wa bihamdih. (3 x )

\ I'TIDAL
Sami’allaahu liman hamidah.
Rabbanaa lakal hamdu mil’us samaawati wa mil ‘ulardhi wa mil ‘umaasyi’ta min syai’in ba’du.

SUJUD
Subhaana rabbiyal a‘laa wa bihamdih. - 3 x

DUDUK ANTARA 2 SUJUD / DUDUK IFTIRASYI
Rabbighfirlii warhamnii wajburnii warfa’nii warzuqnii wahdinii wa’aafinii wa’fu ‘annii.

TASYAHUD AWAL
Attahiyyaatul mubaarakaatush shalawatuth thayyibaatu lillaah.
Assalaamu ‘alaika ayyuhan nabiyyu warahmatullaahi wabarakaatuh.
Assalaamu ‘alainaa wa ‘alaa ‘ibadadillaahish shaalihiin.
Asyhadu allaa ilaaha illallaah. Wa asyhadu anna muhammadar rasuulullaah.
Allaahumma shalli ‘alaa sayyidinaa muhammad.

TASYAHUD AKHIR
Attahiyyaatul mubaarakaatush shalawatuth thayyibaatu lillaah.
Assalaamu ‘alaika ayyuhan nabiyyu warahmatullaahi wabarakaatuh.
Assalaamu ‘alainaa wa ‘alaa ‘ibadadillaahish shaalihiin.
Asyhadu allaa ilaaha illallaah. Wa asyhadu anna muhammadar rasuulullaah.
Allaahumma shalli ‘alaa sayyidinaa muhammad ( tasyahud awal ) wa ‘alaa aali sayyidinaa muhammad.
Kamaa shallaitaa ‘alaa sayyidinaa ibraahiim wa ‘alaa aali sayyidinaa ibraahiim.
Wa baarik ‘alaa sayyidinaa muhammad wa ‘alaa aali sayyidinaa muhammad.
Kamaa baarakta ‘alaa sayyidinaa ibraahiim wa ‘alaa aali sayyidinaa ibraahiim.
Fil ‘aalamiina innaka hamiidummajiid.

SALAM
Assalaamu alaikum warahmatullaahi wa barakaatuh


RUKUN SHALAT
1. Niat.
2. Takbiratul ihram
3. Berdiri jika mampu.
4. Membaca fatihah.
5. Ruku dengan tuma'ninah.
6. I'tidal dengan tuma'ninah.
7. Sujud dengan tuma'ninah.
8. Duduk antara 2 sujud (duduk iftirasyi).
9. Tasyahud.
10. Tahyat.
11. Salam.
12. Tertib.


SUNNAH SHALAT
1. Membaca doa iftitah.
2. Membaca surat-surat pendek setelah fatihah.
3. Menoleh ke kanan ketika salam.
4. Dan lain-lain.

HAL YANG MEMBATALKAN SHALAT
1. Berhadats atau semua yang membatalkan wudhu.
2. Terkena najis yang tidak dimaafkan.
3. Berkata-kata dengan sengaja walaupun hanya dengan satu huruf yang memberikan pengertian.
4. Terbuka auratnya.
5. Mengubah niat.
6. Makan dan minum walau hanya sedikit.
7. Bergerak berturut-turut tiga kali selain gerakan shalat.
8. Tidak menghadap kiblat.
9. Meninggalkan salah satu rukun.
10. Tertawa terbahak-bahak.
11. Murtad atau keluar dari Islam.

Minggu, 18 November 2012

TAWADHU' (RENDAH HATI)

Islam adalah agama yang mengajarkan akhlak yang luhur dan mulia. Oleh karena itu, banyak dalil al Quran dan as Sunnah yang memerintahkan kita untuk memiliki akhlak yang mulia dan menjauhi akhlak yang tercela. Demikian pula banyak dalil yang menunjukkan pujian bagi pemilik akhlak baik dan celaan bagi pemilik akhlak yang buruk. Salah satu akhlak buruk yang harus dihindari oleh setiap muslim adalah sikap sombong.

Sikap sombong adalah memandang dirinya berada di atas kebenaran dan merasa lebih di atas orang lain. Orang yang sombong merasa dirinya sempurna dan memandang dirinya berada di atas orang lain. (Bahjatun Nadzirin, I/664, Syaikh Salim al Hilali, cet. Daar Ibnu Jauzi)

Islam Melarang dan Mencela Sikap Sombong

Allah Ta’ala berfirman,

وَلاَ تُصَعِّرْ خَدَّكَ لِلنَّاسِ وَلاَ تَمْشِ فِي اللأَرْضِ مَرَحاً إِنَّ اللهَ لاَ يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَجُوْرٍ {18}

“Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.” (QS. Luqman:18)

Allah Ta’ala berfirman,

إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُسْتَكْبِرِينَ

“Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang menyombongkan diri.” (QS. An Nahl: 23)

Haritsah bin Wahb Al Khuzai’i berkata bahwa ia mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

أَلَا أُخْبِرُكُمْ بِأَهْلِ النَّارِ قَالُوا بَلَى قَالَ كُلُّ عُتُلٍّ جَوَّاظٍ مُسْتَكْبِرٍ

“Maukah kamu aku beritahu tentang penduduk neraka? Mereka semua adalah orang-orang keras lagi kasar, tamak lagi rakus, dan takabbur(sombong).“ (HR. Bukhari no. 4918 dan Muslim no. 2853).

Dosa Pertama Iblis

Sebagian salaf menjelaskan bahwa dosa pertama kali yang muncul kepada Allah adalah kesombongan. Allah Ta’ala berfirman,

وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلاَئِكَةِ اسْجُدُوا لأَدَمَ فَسَجَدُوا إِلاَّ إِبْلِيسَ أَبَى وَاسْتَكْبَرَ وَكَانَ مِنَ الكَافِرِينَ {34}

“Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: “Sujudlah kalian kepada Adam,” maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur (sombong) dan ia termasuk golongan orang-orang yang kafir“ (QS. Al Baqarah:34)

Qotadah berkata tentang ayat ini, “Iblis hasad kepada Adam ‘alaihis salaam dengan kemuliaan yang Allah berikan kepada Adam. Iblis mengatakan, “Saya diciptakan dari api sementara Adam diciptakan dari tanah”. Kesombongan inilah dosa yang pertama kali terjadi . Iblis sombong dengan tidak mau sujud kepada Adam” (Tafsir Ibnu Katsir, 1/114, cet al Maktabah at Tauqifiyah)

Hakekat Kesombongan

Diriwayatkan dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu dari Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda,

لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ كِبْرٍ قَالَ رَجُلٌ إِنَّ الرَّجُلَ يُحِبُّ أَنْ يَكُونَ ثَوْبُهُ حَسَنًا وَنَعْلُهُ حَسَنَةً قَالَ إِنَّ اللَّهَ جَمِيلٌ يُحِبُّ الْجَمَالَ الْكِبْرُ بَطَرُ الْحَقِّ وَغَمْطُ النَّاسِ

“Tidak akan masuk surga seseorang yang di dalam hatinya terdapat kesombongan sebesar biji sawi.” Ada seseorang yang bertanya, “Bagaimana dengan seorang yang suka memakai baju dan sandal yang bagus?” Beliau menjawab, “Sesungguhnya Allah itu indah dan menyukai keindahan. Sombong adalah menolak kebenaran dan meremehkan orang lain.“ (HR. Muslim no. 91) An Nawawi rahimahullah berkata, “Hadist ini berisi larangan dari sifat sombong yaitu menyombongkan diri kepada manusia, merendahkan mereka, serta menolak kebenaran” (Syarah Shahih Muslim Imam Nawawi, II/163, cet. Daar Ibnu Haitsam)

Mengganti Sikap Sombong dengan Tawadhu’

Kebalikan dari sikap sombong adalah sikap tawadhu’ (rendah hati). Sikap inilah yang merupakan sikap terpuji, yang merupakan salah satu sifat ‘ibaadur Rahman yang Allah terangkan dalam firman-Nya,

وَعِبَادُ الرَّحْمَنِ الَّذِينَ يَمْشُونَ عَلَى الْأَرْضِ هَوْنًا وَإِذَا خَاطَبَهُمُ الْجَاهِلُونَ قَالُوا سَلَامًا

“Hamba-hamba Tuhan Yang Maha Pengasih adalah orang-orang yang berjalan di atas muka bumi dengan rendah hati (tawadhu’) dan apabila orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata yang baik.” (QS. Al Furqaan: 63)

Diriwayatkan dari Iyadh bin Himar radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda,

وَإِنَّ اللَّهَ أَوْحَى إِلَيَّ أَنْ تَوَاضَعُوا حَتَّى لَا يَفْخَرَ أَحَدٌ عَلَى أَحَدٍ وَلَا يَبْغِ أَحَدٌ عَلَى أَحَدٍ

‘Sesungguhnya Allah mewahyukan kepadaku agar kalian bersikap rendah hati hingga tidak seorang pun yang bangga atas yang lain dan tidak ada yang berbuat aniaya terhadap yang lain” (HR Muslim no. 2865).

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ وَمَا زَادَ اللَّهُ عَبْدًا بِعَفْوٍ إِلاَّ عِزًّا وَمَا تَوَاضَعَ أَحَدٌ لِلَّهِ إِلاَّ رَفَعَهُ اللَّهُ.

“Sedekah itu tidak akan mengurangi harta. Tidak ada orang yang memberi maaf kepada orang lain, melainkan Allah akan menambah kemuliaan untuknya. Dan tidak ada orang yang tawadhu’ (merendahkan diri) karena Allah, melainkan Allah akan mengangkat derajatnya.” (HR. Muslim no. 2588)

Sikap tawadhu’ inilah yang akan mengangkat derajat seorang hamba, sebagaimana Allah berfirman,

دَرَجَاتٍ الْعِلْمَ أُوتُوا وَالَّذِينَ مِنكُمْ آمَنُوا الَّذِينَ اللَّهُ يَرْفَعِ

“Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kalian dan orang-orang yang berilmu beberapa derajat “ (QS. Al Mujadilah: 11).

Termasuk buah dari lmu yang paling agung adalah sikap tawadhu’. Tawadhu’ adalah ketundukan secara total terhadap kebenaran, dan tunduk terhadap perintah Allah dan rasul-Nya dengan melaksanakan perintah dan menjauhi larangan disertai sikap tawdahu’ terhadap manusia dengan bersikap merenadahkan hati, memperhatikan mereka baik yang tua maupun muda, dan memuliakan mereka. Kebalikannya adalah sikap sombong yaitu menolak kebenaran dan rendahkan manusia. (Bahjatu Qulubil Abrar, hal 110)

Tawadhu’ adalah rendah hati, tidak sombong. Pengertian yang lebih dalam adalah kalau kita tidak melihat diri kita memiliki nilai lebih dibandingkan hamba Allah yang lainnya. Orang yang tawadhu’ adalah orang menyadari bahwa semua kenikmatan yang didapatnya bersumber dari Allah SWT. Yang dengan pemahamannya tersebut maka tidak pernah terbersit sedikitpun dalam hatinya kesombongan dan merasa lebih baik dari orang lain, tidak menyombongkan potrensi dan prestasi yang sudah dicapainya. Ia tetap rendah HATI dan selalu menjaga hati dan niat segala amal shalehnya dari segala sesuatu selain Allah. Tetap menjaga keikhlasan amal ibadahnya hanya karena Allah.

Tawadhu ialah bersikap tenang, sederhana dan sungguh-sungguh menjauhi perbuatan takabbur (sombong), ataupun pamer ingin diketahui orang lain amal kebaikan kita. RENDAH HATI berbeda dengan RENDAH DIRI. Rendah diri adalah perasaan yang mengangap diri sendiri rendah, sedangkan rendah hati adalah sikap tidak menyombongkan diri atau melebihkan diri.

Orang yang rendah diri cenderung menganggap dirinya diciptakan tidak sebaik orang lain. Mungkin Anda pernah mendengar orang berkata “Saya ini hanya orang kecil pak…” Atau “Saya ini hanya orang bodoh, tidak pantas rasanya saya berada di depan” Atau “Saya ini tidak gaul, kuper, jadi saya tidak pantas bergaul dengan mereka”. Ya…itulah beberapa kata yang sering diucapkan oleh orang yang rendah diri.

Berbeda dengan orang yang rendah hati. Orang yang rendah hati tidak akan menonjolkan kemampuannya di atas orang lain. Hal terpenting bagi orang yang memiliki kerendahan hati adalah membuat orang lain senang dan merasa nyaman berada didekatnya. Orang rendah hati juga cenderung tidak memerlukan penghargaan orang lain karena membuat orang lain senang dan nyaman sudah cukup baginya.

Tawadhu merupakan salah satu bagian dari akhlak mulia jadi sudah selayaknya kita sebagai umat muslim bersikap tawadhu, karena tawadhu merupakan salah satu akhlak terpuji yang wajib dimiliki oleh setiap umat islam.

Tanda orang yang tawadhu’ adalah disaat seseorang semakin bertambah ilmunya maka semakin bertambah pula sikap tawadhu’ dan kasih sayangnya. Dan semakin bertambah amalnya maka semakin meningkat pula rasa takut dan waspadanya. Setiap kali bertambah usianya maka semakin berkuranglah ketamakan nafsunya. Setiap kali bertambah hartanya maka bertambahlah kedermawanan dan kemauannya untuk membantu sesama. Dan setiap kali bertambah tinggi kedudukan dan posisinya maka semakin dekat pula dia dengan manusia dan berusaha untuk menunaikan berbagai kebutuhan mereka serta bersikap rendah hati kepada mereka.. Ini karena orang yang tawadhu menyadari akan segala nikmat yang didapatnya adalah dari Allah SWT, untuk mengujinya apakah ia bersykur atau kufur.

Berbicara lebih jauh tentang tawadhu’, sebenarnya tawadhu’ sangat diperlukan bagi siapa saja yang ingin menjaga amal shaleh atau amal kebaikannya, agar tetap tulus ikhlas, murni dari tujuan selain Allah. Karena memang tidak mudah menjaga keikhlasan amal shaleh atau amal kebaikan kita agar tetap murni, bersih dari tujuan selain Allah. Sungguh sulit menjaga agar segala amal shaleh dan amal kebaikan yang kita lakukan tetap bersih dari tujuan selain mengharapkan ridha-Nya. Karena sangat banyak godaan yang datang, yang selalu berusaha mengotori amal kebaikan kita. Apalagi disaat pujian dan ketenaran mulai datang menghampiri kita, maka terasa semakin sulit bagi kita untuk tetap bisa menjaga kemurnian amal shaleh kita, tanpa terbesit adanya rasa bangga dihati kita. Disinilah sangat diperlukan tawadhu’ dengan menyadari sepenuhnya, bahwa sesungguhnya segala amal shaleh, amal kebaikan yang mampu kita lakukan, semua itu adalah karena pertolongan dan atas ijin Allah SWT.

Tawadhu’ juga mutlak dimiliki bagi para pendakwah yang sedang berjuang meninggikan Kalimatullah di muka bumi ini, maka sifat tawadhu’ mutlak diperlukan untuk kesuksesan misi dakwahnya. Karena bila tidak, maka disaat seorang pendakwah mendapatkan pujian, mendapatkan banyak jemaah, dikagumi orang dan ketenaran mulai menghampirinya, tanpa ketawadhu’an, maka seorang pendakwah pun tidak akan luput dari berbangga diri atas keberhasilannya.

Contoh Pertanyaan:

# Mengapa Iblis diusir dari Surga?

# Jelaskan pengertian tawadhu?

# Jelaskan manfaat sikap tawadhu!

# Mengapa kita tidak boleh sombong?

# Jelaskan ciri-ciri orang tawadhu!

# Bagaimana cara melatih diri agar menjadi tawadhu!

# Apa perbedaan antara rendah hati dan rendah diri?

ADAB ETIKA MASUK KELUAR WC / TOILET

Adab Masuk Kamar Mandi dan WC

1. Berdo’a Sebelum Masuk WC

WC dan yang semisalnya merupakan salah satu tempat yang disenangi oleh jin dan setan. Maka sepantasnya seorang hamba meminta perlindungan kepada Allah subhanahu wata’ala dari kejelekan makhluk tersebut. Oleh karena itu Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam mengajarkan do’a ketika akan masuk WC:

(بِسْمِ اللهِ) اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوْذُبِكَ مِنَ الْخُبُثِ وَ الْخَبَائِثِ

“(Dengan menyebut nama Allah) Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kejelekan setan laki-laki dan setan perempuan.” (HR. Al-Bukhari no. 142 dan Muslim no. 375. Adapun tambahan basmalah diawal hadits diriwayatkan oleh Ibnu Majah dan dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albani)

2. Mendahulukan Kaki Kiri Ketika Masuk WC Dan Mendahulukan Kaki Kanan Ketika Keluar

Dalam masalah ini tidak terdapat hadits shahih yang secara khusus menyebutkan disukainya mendahulukan kaki kiri ketika hendak masuk WC. Hanya saja terdapat hadits ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata: “Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam menyukai mendahulukan yang kanan pada setiap perkara yang baik.” (HR. Muslim). Oleh karena itu, beberapa ulama seperti Al-Imam An-Nawawi dalam kitab beliau, Syarhu Shahih Muslim, dan juga Al-Imam Ibnu Daqiqil ‘Id menyebutkan disukainya seseorang yang masuk WC dengan mendahulukan kaki kiri dan ketika keluar dengan mendahulukan kaki kanan.

3. Berhati-hati Dari Percikan Najis

Tidak berhati-hati dari percikan kencing merupakan salah satu penyebab diadzabnya seseorang di alam kubur. Tetapi perkara ini sering disepelekan oleh kebanyakan orang. Suatu ketika Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam melewati dua kuburan, seraya beliau shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

“Sungguh dua penghuni kubur ini sedang diadzab. Tidaklah keduanya diadzab melainkan karena menganggap sepele perkara besar. Adapun salah satunya, ia diadzab karena tidak menjaga dirinya dari kencing. Sedangkan yang lainnya, ia diadzab karena suka mengadu domba….” (HR. Al-Bukhari no. 216 dan Muslim no. 292)

4. Tidak Menampakkan Aurat

Menutup aurat merupakan perkara yang wajib dalam Islam. Oleh karena itu Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam melarang seseorang dalam keadaan apapun, termasuk ketika buang hajat, untuk menampakkan auratnya di hadapan orang lain. Beliau shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Apabila dua orang buang hajat, maka hendaklah keduanya saling menutup auratnya dari yang lain dan janganlah keduanya saling berbincang-bincang. Sesungguhnya Allah sangat murka dengan perbuatan tersebut.” (HR. Ahmad dishahihkan Ibnus Sakan, Ibnul Qathan, dan Al-Albani, dari Jabir bin Abdillah radhiallahu ‘anhu)

5. Tidak Beristinja’ (Membersihkan Kotoran; tinja atao kencing) dengan Tangan Kanan

Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam melarang beristinja’ dengan tangan kanan sebagaimana sabda beliau shalallahu ‘alaihi wasallam: “Janganlah seseorang diantara kalian memegang kemaluan dengan tangan kanannya ketika sedang kencing dan jangan pula cebok dengan tangan kanan.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim dari shahabat Abu Qotadah radhiallahu ‘anhu)

6. Tidak Menghadap Atau Membelakangi Kiblat Ketika Buang Hajat

Para ulama berbeda pendapat dalam permasalahan ini. Sebagian ulama berpendapat dilarangnya buang hajat dengan menghadap atau membelakangi kiblat secara mutlak, baik di tempat terbuka maupun di tempat tertutup. Inilah pendapat Ibnu Taimiyyah, Asy-Syaukani, Asy-Syaikh Al-Albani dan yang lainnya. Berdalil dengan hadits dari Abu Ayyub Al-Anshari radhiallahu ‘anhu, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

“Apabila seseorang dari kalian buang hajat, maka janganlah menghadap kiblat atau membelakanginya, Akan tetapi hendaknya ia menyamping dari arah kiblat.” (HR. Al-Bukhari No. 394 dan Muslim No. 264)

7. Melangkah keluar dengan kaki kanan.

8. Berdo’a Setelah Keluar WC

Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam mengajarkan do’a yang dibaca ketika keluar dari tempat buang hajat. ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata: “Bahwasanya Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam jika keluar dari tempat buang hajat membaca do’a:

غُفْرَانَكَ

“(Aku memohon pengampunanmu).” (HR. Abu Daud, At-Tirmidzi, An-Nasa’i, Ibnu Majah dan dishahihkan Al-Albani dalam Irwa’ul Ghalil No. 52)

Hal-hal yang perlu diperhatikan:

# Tidak boleh buang hajat di tempat terbuka

# Tidak boleh buang hajat di bawah pohon tempat teduh

# Tidak boleh buang air kecil / besar di air tergenang