Kamis, 06 Mei 2010

Makanan & Minuman Halal Thayyib (class 2)


PILIHlah MAKANAN & MINUMAN YANG HALAL DAN THAYYIB

Haruskah kita mengkonsumsi makanan dan minuman yang halal dan thayyib.

Ada beberapa hal yang perlu kita definisikan terlebih dahulu. Antara lain adalah istilah halal, thayyib, dan haram.

Makanan dan minuman halal adalah makanan dan minuman yang boleh dikonsumsi oleh umat muslim berdasarkan syariat ajaran islam. Sedangkan makanan dan minuman thayyib adalah selain makanan dan minuman itu boleh dikonsumsi oleh umat muslim, ia juga sangat bermanfaat bagi kesehatan jasmani dan rohani manusia. Sementara yang dimaksud dengan makanan dan minuman haram adalah makanan dan minuman yang tidak boleh dikonsumsi oleh umat muslim berdasarkan syariat ajaran islam.

Nabi Muhammad saw bersabda, “Apa yang Allah halalkan dalam kitab-Nya, maka ia adalah halal (hukumnya) dan apa yang Dia haramkan, maka (hukumnya) haram. Sedang apa yang Dia diamkan, maka ia adalah suatu yang dimaafkan. Maka terimalah pemaafan-Nya, karena Allah tidak mungkin melupakan sesuatu.” (HR. Hakim dan Bazzar).

Beliau juga bersabda, “Sesuatu yang halal itu adalah apa yang dihalalkan Allah dalam kitab-Nya; dan sesuatu yang haram itu adalah apa yang diharamkan Allah dalam kitab-Nya; dan apa yang Allah diamkan (tidak sebutkan) berarti termasuk apa yang dimaafkan (dibolehkan) untuk kamu.” (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah)

Pada dasarnya semua makanan dan minuman itu halal kecuali ada dalil al-qur’an atau hadis yang menyatakan keharamannya. Dengan demikian, jenis makanan yang diharamkan sangatlah sedikit dibanding yang halal. Hal ini sesungguhnya mempermudah urusan manusia. makanan atau minuman yang diharamkan itu pasti membahayakan jasmani dan rohani manusia. atau setidaknya, tidak ada manfaatnya buat manusia. berarti, pengharaman itu bukan untuk membatasi bahkan merugikan mereka, tetapi justru membawa kemaslahatan bagi ummat manusia.

Makanan halal dan thayyib menjadi bagian yang sangat penting, ada beberapa ayat dan riwayat yang memerintahkan ummat Islam untuk peduli dan komitmen untuk mengkonsumsi makanan yang halal, Abu Hurairah berkata : Rasulullah bersabda : “Sesungguhnya Allah baik, tidak menerima kecuali hal-hal yang baik, dan sesungguhnya Allah memerintahkan kepada orang-orang mukmin sebagaimana yang diperintahkan kepada para rasul,”

Di lain ayat Allah SWT juga berfirman, “Hai rasul-rasul, makanlah dari makanan yang baik-baik, dan kerjakanlah amal yang shalih. Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”. Dan firman-Nya lagi, “Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu”. Kemudian Rasulullah mencontohkan seorang laki-laki, dia telah menempuh perjalanan jauh, rambutnya kusut serta berdebu, ia menengadahkan kedua tangannya ke langit : “Ya Rabbi ! Ya Rabbi! Sedangkan ia memakan makanan yang haram, dan pakaiannya yang ia pakai dari harta yang haram, dan ia meminum dari minuman yang haram,dan dibesarkan dari hal-hal yang haram, bagaimana mungkin akan diterima do’anya” [Hadits Riwayat Muslim no. 1015]

Makanan dan minuman yang dikonsumsi akan menjadi darah dan daging dalam tubuh. Oleh karena itu, tidak cukup umat muslim hanya sekedar mengkonsumsi makanan yang halal tapi juga yang baik atau halal dan thayyib. Halal dan thayyib merupakan syarat utama saat kita mengonsumsi makanan. Pasalnya, makanan yang halal bisa memberikan perasaan tentram, sedangkan makanan yang haram tidak akan memberikan ketenangan dalam hidup. Halal di sini, adalah baik makanan itu sendiri maupun cara mendapatkannya. Meskipun makanan itu halal dan zat yang terkandung juga halal, tetapi jika diperoleh dengan cara yang tidak baik akan menjadi haram.

Jadi, mengapa makanan halal penting? ''Karena makanan dan minuman yang kita konsumsi akan menjadi darah dan daging dalam tubuh kita. Perhatikan surat Al Baqarah ayat 168. ''Hai sekalian manusia, makanlah yang halal dan baik dari apa saja yang terdapat di bumi, dan janganlah kalian mengikuti langkah-langkah setan”.


1 komentar:

Anonim mengatakan...

maaf bukan AlBaqarah 183 mas tetapi AlBaqarah 168