Rabu, 12 September 2012

NABI SULAIMAN (part 01)

Nabi Sulaiman Seorang Raja yang Adil dan Bijaksana

A.Mengadili perselisihan antara petani dan peternak

Raja kerajaan Bani Isra’il adalah Nabi Daud a.s. Beliau sudah sangat tua. Beliau memiliki beberapa putra. Salah satu putranya bernama Nabi Sulaiman. Dia selalu mendampingi ayahnya.

Nabi Sulaiman adalah seorang putra raja yang memiliki kecerdasan dan ketajaman otak. Suatu hari terjadi perselisihan antara 2 orang laki-laki. Yaitu, petani dan peternak. Mereka kemudian datang mengadu kepada Nabi Daud untuk mengadili perkara sengketa mereka. Permasalahan mereka adalah bahwa kebun tanaman salah seorang dari kedua lelaki itu telah dimasuki oleh kambing-kambing ternak kawannya di waktu malam yang mengakibatkan rusak berat perkarangannya. Padahal tanamannya sudah dirawatnya begitu lama. Bahkan, tanaman itu hampir dipanen.

Dalam perkara sengketa tersebut, Nabi Daud memutuskan bahwa sebagai ganti rugi yang dideritai oleh pemilik kebun akibat dirusak oleh kambing tetangganya, maka pemilik kambing itu harus menyerahkan binatang peliharaannya kepada pemilik kebun sebagai ganti rugi yang disebabkan kelalaian pemiliknya. Akan tetapi, Nabi Sulaiman yang mendengar keputusan yang dirasa kurang tepat itu, berkata kepada si ayah: “Wahai ayahku, menurut pertimbanganku keputusan itu kurang adil. Jika Ayahanda tidak keberatan, aku punya keputusan yang bijak. Yaitu: Peternak menyerahkan kambingnya kepada pemilik pekarangan yang tanamannya rusak. Dia boleh memelihara kambing itu dan boleh mengambil hasilnya untuk keperluannya. Sementara petani menyerahkan kebunnya yang sedang rusak itu kepada peternak untuk dipelihara dan dirawatnya sampai kembali seperti dalam keadaan asalnya. Setelah itu mereka masing-masing boleh mengambil kembali miliknya. Dengan demikian, maka masing-masing pihak mendapat keuntungan atau kerugian yang imbang.”

Kuputusan yang diusulkan oleh Nabi Sulaiman itu diterima baik oleh kedua orang yang menggugat dan digugat dan disambut oleh para orang yang menghadiri sidang dengan rasa kagum terhadap kecerdasan dan kepandaian Sulaiman yang masih muda.

B.Menjadi hakim bagi 2 ibu yang berebut bayi

Kisah ini terjadi ketika Nabi Sulaiman masih muda. Ada 2 ibu yang berebut bayi. Raja Daud mengalami kesulitan memutuskan dan menentukan perempuan mana yang sebenarnya menjadi ibu bayi itu.

Raja Daud mencoba untuk menggunakan caya rayuan. Beliau berpendapat, dengan cara-cara yang amat halus, mungkin salah satu dari 2 wanita itu ada yang mau mengalah. Tetapi kebijaksanaan Baginda Raja Daud itu justru membuat kedua perempuan makin mati-matian saling mengaku bahwa bayi itu adalah anaknya. Baginda Raja semakin bingung. Karena kasus berlarut-larut, maka Nabi Sulaiman memberanikan diri untuk membantu ayahnya memberikan keputusan yang adil.

Kini Nabi Sulaiman menggantikan hakim. Nabi Sulaiman tiba-tiba mengeluarkan sebilah pedang. Nabi Sulaiman memerintahkan agar bayi itu diletakkan di atas meja. "Apa yang akan kau perbuat terhariap bayi itu?" kata kedua perempuan itu saling memandang.

Kemudian Nabi Sulaiman menjawab: "Sebelum saya mengambil tindakan apakah salah satu dari kalian bersedia mengalah dan menyerahkan bayi itu kepada yang memang berhak memilikinya?"
"Tidak, bayi itu adalah anakku." kata kedua perempuan itu serentak. "Baiklah, kalau kalian memang sungguh-sungguh sama menginginkan bayi itu dan tidak ada yang mau mengalah maka saya terpaksa membelah bayi itu menjadi dua sama rata." kata Nabi Sulaiman mengancam.

Perempuan pertama senang bukan kepalang. Sedangkan perempuan kedua menjerit-jerit histeris. "Jangan, tolong jangan dibelah bayi itu. Biarlah aku rela bayi itu seutuhnya diserahkan kepada perempuan itu." Kata perempuan kedua.

Nabi Sulaiman tersenyum lega. Sekarang topeng mereka sudah terbuka. Nabi Sulaiman segera mengambil bayi itu dan langsung menyerahkan kepada perempuan kedua. Nabi Sulaiman minta agar perempuan pertama dihukum sesuai dengan perbuatannya. Karena tak ada ibu yang tega menyaksikan anaknya disembelih. Apalagi di depan mata.

" Sulaiman, kamu hebat sekali," kata Ayahnya, Raja Daud. Baginda Raja merasa puas terhadap keputusan Nabi Sulaiman, putranya.


Pertanyaan:

1. Siapakah nabi Daud?
2. Siapakah nabi yang terkenal dengan sebutan raja yang arif dan bijaksana?
3. Bagaimana cara Nabi Sulaiman menghakimi dua ibu yang berebut bayi?
4. Bagaimana nabi Sulaiman meyakini bahwa ibu yang menyerahkan si bayi adalah ibu yang asli?
5. Sikap terpuji atau teladan baik apakah yang bisa kita contoh dari kisah ini?

Tidak ada komentar: